PayPal

Rabu, 11 Desember 2019

BERLIBUR KE LOMBOK HAMPIR KETINGGALAN PESAWAT DAN KETINGGALAN KERETA

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Hai sobat traveler semuanya...
Di tulisan kali ini saya akan membahas tentang liburan saya bersama ibu saya di Pulau Lombok. Semoga kalian gak bosen ya bacanya.

Tengah malam, mata masih ngantuk, sementara harus mengejar penerbangan pagi. Haha... Itulah awal perjalanan saya hari ini. Saya dan ibu saya hari ini berencana pergi berlibur ke Lombok untuk 2 hari. Saya bergegas menyiapkan itinerary saya dan langsung pergi menuju ke bandara pada pukul 02:00 WIB dengan menggunakan DAMRI dari terminal Klari.

Sesampainya di bandara, saya langsung melakukan web check-in melalui mesin check-in yang ada di terminal 3 bandara Soekarno-Hatta. Penerbangan pertama saya adalah dengan AirAsia (di terminal 3) menuju Denpasar dan dilanjutkan dengan Wings Air menuju ke Lombok.

Sesampainya di Lombok, kami langsung dijemput oleh supir. Hal pertama yang kami lakukan adalah makan siang di restaurant....... Setelah itu, perjalanan kami lanjutkan menuju ke Desa Sade. Desa Sade terkenal akan tenunan dan rumahnya yang dilapisi dengan kotoran kerbau. Memang agak aneh, tapi itu adalah tradisi yang mereka lakukan secara turun temurun. Nama suku yang menempati tempat ini adalah suku Sasak.

Setelah mengunjungi desa Sade, perjalanan kami lanjutkan menuju ke Tanjung Aan yang memiliki pasir putih yang bentuknya menyerupai merica. Sepanjang perjalanan saya disuguhi pemandangan yang indah. Karena ini musim panas, jadi banyak tanaman yang sudah kering. Akses menuju Tanjung Aan pun sedikit lebih sulit karena hanya sedikit jalanan yang beaspal.

Sesampainya di Tanjung Aan, saya langsung menuju ke pantai untuk bermain air. Sementara itu, ibu saya hanya menunggu di pinggir pantai. Sementara itu, saya lebih mengeksplor kawasan pantai pasir Merica ini.

Setelah puas bermain, kami langsung melanjutkan perjalanan kami kembali menuju ke hotel. Hotel kami yang kami tempati kali ini adalah Holiday Resort Lombok. Hotel ini memiliki pantai pribadi di belakangnya. Sementara itu, di bagian depannya terdapat perbukitan yang membentang tinggi.

Karena awalnya kami menempati kamar dengan garden view, saya kemudian meminta kepada pihak hotel untuk mengupgrade kamar saya ke seaview. Akhirnya, saya dikenakan beban biaya sebesar Rp. 200.000,- untuk upgrade ke kamar tipe Seaview.

Saya pun kemudian unpack barang-barang saya dan kemudian bermain di pantai. Saya juga sempat berenang di kolam renang yang menghadap langsung ke laut. Selain itu, kita juga dapat melihat sunset secara langsung dari kolam renang dan pantai.

Malam harinya, saya dan ibu saya diajak makan malam oleh supir saya di pinggir pantai (entah pantai apa namanya). Di sana kami memesan menu seafood. kami makan bertiga di pinggir pantai sambil menikmati hembusan angin pantai. Salah satu seafood yang saya pesan adalah Lobster. Jujur saja, ini adalah pertama kalinya saya makan lobster. Hehe... Setelah selesai makan malam, akhirnya sopir mengantar kami kembali ke hotel. Hari itu pun berlalu.

Keesokan harinya, kami check out dari hotel dan melanjutkan perjalanan kami untuk membeli oleh-oleh khas Lombok. Di tengah perjalanan, saya sempat melihat adanya rumah makan yang menyediakan daging kuda. Akhirnya, saya minta sopir untuk putar arah dan singgah di rumah makan tersebut.

Sesampainya di rumah makan, mata saya tertuju pada menu sate kuda. Jujur saja, saya belum pernah sama sekali makan sate kuda sebelumnya. Dan ini adalah kali pertama saya makan sate kuda. Kami memesan beberapa tusuk sate dan memakannya di sana. Warungnya memang agak sederhana tapi cukup nyaman untuk disinggahi.

Kalo kalian tanya gimana rasanya, jujur aja daging kuda itu agak alot ya karena mungkin banyak urat atau apanya gitu saya gak ngerti. Bumbunya mungkin agak sedikit encer kalo di sini. Beda ama di daerah pulau Jawa yang bumbunya kebanyakan kental.

Setelah selesai makan, kami melanjutkan perjalanan dan singgah di tempat oleh-oleh. Di sana saya dan ibu saya membeli beberapa oleh-oleh seperti makanan khas lombok dan juga yang menjadi incaran saya adalah Susu Kuda Liar. Yupsss... Sekali lagi, saya belum pernah nyoba rasanya kaya gimana. Setelah selesai berbelanja, kami pun melanjutkan perjalanan kami menuju ke bandara.

Jujur aja sih sebenernya niata awal kita mau liburan di Bali, tapi karena belum pernah ke Lombok, akhirnya kita beli tiket lagi dari Bali ke Lombok secara terpisah. Begitu pun sebaliknya. Sehingga, kalo misalkan kita tertinggal penerbangan lanjutan, itu ditanggung sendiri karena kami gak beli tiket terusan (transit). Dan tiketnya pun tidak bisa diubah rute ataupun dijadikan tiket transit yang satu paket dari tujuan awal sampai akhir.

Setelah tiba di bandara, kami langsung mencari counter checkin Lion Air untuk melakukan pelaporan (check-in). Saya sempet menginformasikan kepada pramugari bahwa saya harus mengejar penerbangan lanjutan di Denpasar (Bali) dengan pesawat Lion Air juga menuju ke Bandung. Sehingga, saya meminta izin untuk membawa koper saya ke kabin. Namun alasan itu ditolak karena saya bawa lebih dari 1 tas. Itu gak jadi masalah sih buat saya karena udah peraturan.

Setelah melakukan pelaporan, saya langsung menuju pintu keberangkatan. Karena ada informasi pesawat kami delay, akhirnya saya dan ibu saya memilih menuju ke salah satu Executive Lounge yang ada di bandara Internasional Lombok.

Boleh dibilang Lounge ini gak terlalu besar dan variasi makanannya pun tidak terlalu banyak. Lounge ini juga gak terlalu ramai sehingga saya bisa nyaman duduk di manapun sesuai dengan keinginan saya. Di Lounge ini saya juga sempat ketemu dengan salah satu keluarga dari Australia. Karena ibu saya sangat senang sama anak-anak, diapun menggoda anak kecil tersebut.

Meskipun kita sebenarnya gak saling kenal, tapi mereka welcome banget ama kita. Bahkan kami sempat mengobrol kecil. Dan di sini saya jadi transalator dadakannya ibu saya. Hehe.... Maklum doi gak bisa bahasa Inggris sama sekali sob. Well, mereka itu naik pesawat Garuda dari Lombok menuju Australia (entah kota tujuannya apa soalnya saya lupa) dengan 1 kali transit di Denpasar. Dan pesawatnya pun gak delay lama kaya Lion Air.

Singkat cerita, pesawat kami baru berangkat sekitar pukul 18:30 WITA. Saya jujur aja agak gusar dan panik karena takut kalo counter check in di Denpasar udah ditutup karena biasanya 45 menit sebelum keberangkatan udah ditutup. Tapi saya berdoa semoga saya masih bisa ngejar penerbangan saya di Denpasar (Bali).

Sesampainya di I Gusti Ngurah Rai International Airport, kami sempat tertahan di dalam pesawat selama kurang lebih sekitar 10 menit untuk menunggu tangga pesawat (karena bandara sibuk). Penumpang pun sempet bersorak di dalam pesawat.Gak lama kemudian, akhirnya pintu dibuka karena tangganya udah tersedia.

Saat keluar dari pesawat, saya bilang pada ground staff bisa gak saya ambil barangnya di sini (karena proses unloading sedang dilakukan) dan saya belum naik bis menuju terminal kedatangan. Akan tetapi, petugasnya bilang "nanti saja di terminal kedatangan".

Sesampainya di terminal kedatangan, saya harus menunggu lama koper saya dikarenakan conveyor tempat saya menunggu barang-barang saya digunakan untuk 3 penerbanagn sekaligus. Otomatis di sana juga crowded banget. Dan accidentally, saya gak sengaja nubruk orang. Dia sempat merongos marah meskipun saya udah minta maaf berkali-kali. Akhirnya setelah itu saya langsung menuju ke terminal keberangkatan dan melupakan koper saya untuk sejenak karena saya takut terlambat untuk check-in.

Dengan sekuat tenaga saya berlari menuju counter check in yang jaraknya agak lumayan jauh dari terminal kedatangan. Di sana saya langsung memberikan informasi ke petugasnya kalau koper saya masih belum keluar dari terminal kedatangan. Akhirnya petugas counter memproses terlebih dahulu porses check in saya dan menyarankan untuk segera mengambil kopernya karena takut tertinggal.

Setelah proses check in selesai, saya langsung kembali menuju ke terminal kedatangan untuk mengambil koper saya yang belum juga tersedia di conveyor. Saya sudah mencoba minta tolong ke ground service stap tapi gak ada respon. Akhirnya setelah ibu saya bicara ke salah satu staffnya, dia akhirnya bersedia membantu kami untuk mencari koper kami.

Setelah selesai mengambil koper kami langsung menuju ke terminal keberangkatan kembali. Saya berangkat duluan, sementara ibu saya dibantu sama ground staff tadi. Pas di pintu keluar kedatangan, saya sekali lagi gak sengaja nabrak orang, kali ini ibu-ibu. Maklum itu tempat penuh banget dan sesak sama orang. Si ibu sempat bilang kurang lebih seperti ini "Pelan-pelan aja donk mas". Lalu saya bilang ke ibunya "maaf bu, saya lagi ngejar penerbangan lanjutan saya". Akhirnya malah si ibu yang nyuruh minggir ke orang-orang buat kasih jalan ke saya. Alhamdulillah si ibu pengertian.

Setelah berjalan dengan cepat akhirnya sampailah di terminal keberangkatan. Untungnya, pesawat lanjutan kami mengalami keterlambatan penerbangan sehingga kami masih sempat untuk naik ke pesawat. lalu saya mengucapkan terima kasih kepada ground staff yang telah membantu kami menemukan koper kami dan memapah ibu saya menuju ke terminal keberangkatan.

Setelah ground staff tersebut pergi, kemudian ibu saya membahas staff tersebut. Kata ibu saya mohon maaf staff tersebut tidak bisa berjalan dengan normal. Kemungkinan besar dia kena cedera karena setahu saya yang kerja di bandara itu kebanyakan yang sehat fisiknya. Tapi saya sangat salut sama beliau ditengah keterbatasannya bersedia membantu kami dan bahkan sampai menuntun kami dari terminal kedatangan menuju ke terminal keberangkatan. Padahal staff yang lain banyak yang gak peduli sama kami. Thanks ya pak. Meskipun saya gak tahu dan gak ingat wajahnya. Tak lama kami langsung masuk ke pesawat menuju ke Bandung.

Ketika di dalam pesawat, ada salah satu penumpang di depan saya meminta untuk mengambilkan foto mereka saat mendarat nanti dengan latar pesawat Lion Air tentunya. Lalu saya iyakan saja karena saya gak enak untuk nolak. Oh iya dia minta pengambilan gambarnya dengan kamera yang saya bawa dan minta dikirimkan ke email dia.

Singkat cerita, penerbangan kami terlambat sekitar satu jam lebih. Setelah mendarat pun saya langsung mengembil gambar pasangan yang tadi minta untuk difoto. Sebenarnya kami ini sedang terburu-buru. Dan untungnya koper kami juga gak dimasukan ke dalam catatan bagasi pesawat sehingga tidak harus antri di conveyor. Tapi karena ada sesi pemotretan tersebut kami juga jadi malah makin was-was ketinggalan kereta.

Setelah mengambil gambar, kami langsung menuju ke stasiun Bandung untuk selanjutnya melakukan perjalanan menuju ke Cikampek. Namun yang terjadi selanjutnya adalah kami tertinggal kereta dan keretanya baru saja berangkat bertepatan dengan tibanya kami di stasiun. Saya bahkan bisa melihat dengan kepala mata saya sendiri ketika keretanya berangkat dari stasiun Bandung. Oh iya, nama keretanya adalah Harina yang tujuan akhirnya Surabaya Pasar Turi dan berhenti di Cikampek.

Setelah kami tertinggal kereta, kami langsung menuju ke terminal bis (Leuwi Panjang kalo gak salah). Kami kemudian naik bis tujuan Jakarta dan minta berhenti di tol KM. 62. Akhirnya kami tiba di rumah pada tengah malam.



BERLIBUR KE SINGAPURA DAN MALAYSIA

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Hai sobat traveler semuanya...
Di tulisan kali ini saya akan membahas tentang liburan saya di Singapura dan Malaysia. Perjalanan ini dilakukan dalam rangka mendapatkan promo dan juga pengen punya pengalaman keluar negeri. Maklumlah ini pertama kalinya saya pergi keluar negeri. Hehe...

Tiket

Untuk tiket perjalanan kali ini, saya menggunakan maskapai penerbangan Air Asia dan juga Lufthansa (ini pertama kalinya saya naik Lufthansa). Saya membeli tiketnya jauh beberapa hari sebelumnya untuk mendapatkan promonya. Saya sendiri berangkat dengan ditemani teman saya Rendy. Maklumlah kita udah temenan dari semenjak masa sekolah SMK dulu.

Rencana Liburan

Untuk rencana liburannya teman saya Rendy hanya mengikuti saran saya saja. Soalnya dia itu kalo jalan suka gak mau tahu ke mana dan transportasinya apa. Yang jelas, dia itu setuju aja kalo saya bikin itinerary sendiri. Meskipun begitu, patung Merlion adalah destinasi wajib bagi kami.

Selain Merlion, kami juga berencana untuk pergi ke Pulau Sentosa (Sentosa Island) Singapore. Saya kemudian berinisiatif untuk membeli tiket wahana di sana secara online karena harganya lebih murah dibandingkan dengan beli langsung di lokasi. Akhirnya saya memutuskan untuk membeli tike ke Madame Tussaud Singapore lengkap dengan magnetic sticker boyband One Direction limited edition yang hanya dapat dibeli secara online.

Untuk masalah penginapan, saya memutuskan untuk memilih lokasi Chinatown sebagai lokasi penginapan saya. Selain lokasinya cukup dengan stasiun MRT (Mass Rapid Transit), di sini juga terdapat tempat ibadah seperti Masjid, kelenteng, dan Vihara.

Di dalam perjalanan ini, saya menggunakan travel insurance dari salah satu perusahaan asuransi ternama di Indonesia. Akan tetapi, saya tidak mau menyebutkan nama perusahaannya.

08 Agustus 2017

Hari ini saya dan teman saya Rendy melakukan perjalanan menuju ke Singapore. Teman saya Rendy tiba di rumah saya lewat tengah malam. Karena, kami berencana naik DAMRI menuju bandara sekitar pukul 02:00 WIB. Sesampainya teman saya di rumah saya, dia langsung menitipkan motor di rumah saya. Seteleah itu, kami berdua pun langsung berangkat menuju ke terminal Karawang.

Awalnya kami berencana pergi menggunakan angkutan umum, akan tetapi sampai pukul 02:00 kami belum juga mendapatkan angkutan umum. Akhirnya, kami putuskan untuk naik ojek satu-satunya yang lagi mangkal. Akhirnya kami berangkat dengan bonceng 3. Haha..

Sesampainya di terminal Klari, kami langsung menunggu bis DAMRI. Karena waktu sudah menunjukan pukul 02:30 WIB, akhirnya kami naik bis DAMRI pukul 03:00 WIB. Perjalanan dari Karawang menuju ke bandar udara Soekarno-Hatta sendiri memakan waktu sekitar kurang lebih 2 jam. Untungnya, kami juga masih punya cukup waktu untuk mengejar penerbangan kami yaitu pada pukul 06:55 WIB.

Sesampainya di bandara (terminal 3), kami langsung melakukan web check-in di mesin check-in Air Asia. Karena baru pukul 05 pagi, akhirnya saya memutuskan untuk pergi ke money changer di area terminal 2 bandara Soekarno-Hatta karena money cahnger di terminal 3 masih tutup.

Kemudian saya menggunakan taksi menuju ke terminal 2. Sementara itu, teman saya Rendy saya tinggal di terminal 3 sendiri. Karena ini pertama kalinya saya naik taksi di areal bandara, saya tidak tahu kalau ada ketentuan fee Rp. 50.000,- untuk menaikan penumpang dari bandara. Padahal saya tadinya hanya menyangka sesuai argo yaitu sekitar Rp. 20.000 an. Terpaksa deh saya harus mengeluarkan uang lebih.

Sesampainya di terminal 2 bandara Soekarno-Hatta, ternyata di sana juga money changer sudah tutup. Awalnya saya kira di sana buka 24 jam karena ada penerbangan lewat tengah malam. Akhirnya saya kembali menuju ke terminal 3 dengan menggunakan bis shuttle service bandara Soekarno-Hatta. Sesampainya di terminal 3 saya langsung bertemu kembali dengan teman saya dan akhirnya kami langsung menuju ke ruang tunggu Internasional.

Sebelum berangkat dari Tangerang menuju ke Singapore dan Malaysia, saya mengaktifkan dulu paket International roaming dan juga paket internet untuk 3 hari. Maklumlah, saya males kalo udah harus gonta-ganti kartu ama kartu lokal. Kalo gak kepake juga sayang nantinya.

Setelah cukup lama menunggu, akhirnya tibalah proses boarding. Kami menggunakan transportasi bus untuk menuju ke pintu pesawat yang jaraknya cukup jauh dari terminal. Saat kami masuk, sempat ada sedikit perselisihan antara penumpang gara-gara nomor kursinya ada yang sama. Penumpang yang satu bersikukuh kalau dia sudah memesan kursi secara online, sedangkan yang lainnya mendapatkan kursi dengan cara random pada saat check-in. Tapi, kejadian itu pun tak berlangsung lama dan akhirnya dapat diselesaikan.

Setelah proses boarding selesai, pesawat kami pun langsung terbang menuju ke Singapore. Perjalanan ke Singapore sendiri memakan waktu sekitar 2 jam dari Tangerang (aslinya bandara Soekarno-Hatta bukan di Jakarta, tapi Tangerang). Untuk onboard meal, kami memesan secara online dengan biaya tambahan. Karena, Air Asia merupakan maskapai Low Cost Carrier yang tidak menyediakan makanan gratis di pesawat.

Setelah menempuh penerbangan selama kurang lebih 2 jam, akhirnya kami tiba di bandara Changi International Airport di Singapore. Saat mendarat di sana, kondisi cuacanya sedang hujan deras. Tapi alhamdulilah itu tidak bertahan lama.

Sesampainya di bandara Changi, saya langsung menanyakan tempat pembelian Singapore Tourist Pass di bagian informasi. Kemudian saya dan teman saya langsung bergegas keluar gate imigrasi di terminal 1. Setelah itu, kami langsung menuju ke terminal (lupa terminal berapa) untuk memebeli kartu STP (Singapore Tourist Pass).

STP (Singapore Tourist Pass) sendiri merupakan salah satu kartu yang dapat digunakan untuk berkeliling Singapore. Kita bisa menggunakan kartu ini untuk MRT (Mass Rapid Transit) ataupun bus (bus tertentu) di wilayah Singapore. Harganya tidak terlalu mahal kok. Tarifnya hanya SGD 10 untuk menggunakan transportasi publik sepuasnya selama seharian penuh. Apabila tinggal lebih lama, bisa menggunakan harga paket yang disediakan. Untuk 2 hari misalnya hanya dikenakan biaya SGD 17 (lebih hemat SGD 3).

Untuk membeli kartunya sendiri, kita diharuskan mendepositkan uang sebesar SGD 10 untuk setiap kartu. Dan uang tersebut nantinya dapat kita ambil kembali setelah kita mengembalikan kartu STP tersebut. Karena tanggal 09 Agustus merupakan hari kemerdekaan Singapura, kami mendapatkan gratis transportasi seharian pada tanggal 09 Agustus 2015 dan kami hanya membayar SGD 20 utnuk 2 hari (SGD 10 sebagai jaminan). Setelah kami membeli STP, kami langsung melanjutkan perjalanan menuju ke Orchard Road.

Untuk mencapai Orchard Road, kami harus ttansit di beberapa stasiun. Setibanya di Orchard, kami langsung menjelajah Orchard dengan berjalan kaki. Orchard Road sendiri merupakan salah satu kawasan surga belanjanya orang berduit. Di sini juga terdapat toko pakaian bermerek seperti Hermes, LV, CK, dan lain-lain. Jujur saja, kawasan perbelanjaan ini tidak sesuai dengan budget kami.

Setelah capek berkeliling, akhirnya kami memutuskan untuk makan siang. Kami sendiri makan siang di restoran KFC di kawasan tersebut. Meskipun harganya lebih mahal daripada di Indonesia, tapi makanan di restoran ini masih tergolong murah. Sayangnya saya lupa kalau saya memesan menu ayam. Karena saya seorang muslim, saya lupa memastikan kehalalalan dan cara penyembelihannya. Saya baru tersadar setelah makanan saya habis. Hehe....

Selesai makan siang kami pun melanjutkan perjalanan kami untuk berkeliling di kawasan Orchard. Oh iya, kami juga melihat ibu-ibu (sepertinya dari Indonesia) berfoto di depan toko Hermes. Padahal mereka gak beli apa-apa di sana. Dan.... Saya pun malah ngikutin apa yang mereka lakukan. Haha...

Setelah berkeliling Orchard, kami lalu melanjutkan perjalanan menuju ke hotel untuk check in dan juga untuk unpack barang kami. Setelah selesai unpack barang, kami langsung melanjutkan perjalanan kami menuju ke Marina Bay Sands.

Sesampainya di Marina bay Sands, kami langsung menuju ke Sands Sky Park yang ada di deck paling atas Marina Bay Sands Hotel. Untuk masuk ke sini, pengunjung dikenakan sekitar SGD 23. Namun karena saya merupakan salah satu anggota member daripada Singapore Airlines (meskipun saya belum pernah naik karena mahal tapi masuk anggota), saya mendapatkan potongan khusus untuk masuk ke Observation Deck.

Observation deck sendiri berada di lantai paling atas. Untuk menuju ke sini kita menggunakan lift khusus untuk pengunjung Obeervation Deck. Di sini kita dapat melihat pemandangan Singapore dari atas. Kita juga dapat melihat patung Merlion dari kejauhan, Gardens by The Bay, dan lapangan sepak bola di atas air. Tapi sayang, untuk akses kolam renangnya hanya diperuntukan bagi pengunjung hotel saja. Dan tarif per malam di Marina Bay Sands Hotel harganya cukup mahal.

Selesai dari Observatin Deck, kami lalu menuju ke patung Merlion dengan berjalan kaki. Kami berdua berjalan kaki lewat trotoar tanpa melewati Helix Bridge. Di kawasan seputar Merlion sendiri sedang dilakukan persiapan untuk acara Golden Jubilee SG 50. Acaranya sendiri deigelar keesokan hari tepat pada tanggal 09 Agustus 2015.

Sesampainya di Merlion, kami langsung berfoto dan kami kemudian mengelilingi teluk hanya untuk sekedar berjalan-jalan. Boleh di bilang kondisi di Merlion cukup ramai karena ini merupakan akhir pekan.

Setelah mengelilingi Merlion, akhirnya kami kembali ke hotel di kawasan Chinatown karena hari sudah mulai sore. Sesampianya di hotel, aku langsung pergi keluar untuk melaksanakan sholat di masjid yang letaknya tidak jauh dari hotel kami. Saya juga penasaran bagaimana tata cara sholat dan berdoa di sini karena setiap wilayah memiliki keunikan masing-masing. Well, caranya hampir sama kayak di Indonesia.

Setelah selesai sholat aku langsung kembali ke hotel dan mengajak teman saya Rendy untuk makan malam di kawasan Chinatown. Karena saya seorang muslim, saya harus memilih makanan yang halal. Dan akhirnya saya memilih makanan curry di salah satu penjual yang tidak menjual daging babi. Sementara teman saya yang non muslim, memilih makanan daging babi sebagai makan malamnya. Harganya lumayan mahal, sekitar SGD 12 atau 15 gitu per porsinya (saya agak lupa).

Untuk masalah makanan, kami saling menghormati satu sama lain. Kalau saya jalan bareng teman saya, saya kasih kesempatan dia untuk memilih makanan. Biasanya, saya juga yang memesankan untuknya karena teman saya memiliki keterbatasan bahasa Inggris. Maka dari itu, dia paling anti banget kalo ditanya mau makan apa sementara di menu tulisannya agak asing. Setelah makan malam, akhirnya kami kembali ke hotel dan tidur.

09 Agustus 2015

Pagi harinya, saya dan teman saya langsung packing dan melanjutkan perjalanan kami kembali. Hari ini tujuan kami adalah Pulau Sentosa (Sentosa Island). Kami pergi ke sana dengan menggunakan MRT. Kami pun transit di Harborfront. Kemudian kami berjalan kaki menuju ke stasiun Sentosa dengan melewati Vivo City. Di sana kami langsung menuju ke loket pembelian tiket Sentosa Express.

Bagi kalian yang mempunyai STP (Singapore Tourist Pass), ada antrian khususnya. Antriannya pun tidak sepanjang dengan antrian reguler karena pemegang STP mendapatkan prioritas. Harga tiketnya sendiri sekitar SGD 4. Kemudian kami turun di Waterfront Station.

Sesampainya di Pulau Sentosa, kami langsung berfoto di depan Merlion Pulau Sentosa. Well, Merlion bukan hanya ada di areal Teluknya, tapi di Pulau Sentosa pun ada. Setelah selesai berfoto kami langsung menuju ke tempat patung lilin Madame Tussauds Singapore. Karena saya sudah membeli tiket online sebelumnya, saya hanya tinggal melakukan verifikasi data. Selain itu, saya juga mendapatkan magnetic sticker limited edition One Direction yang patungnya memang baru ditampilkan sejak beberapa waktu lalu di sini.

Selain mengunjungi patung lilin, kami juga berkeliling ke wahana Images of Singapore LIVE! dan The Spirit of Singapore Boat Ride yang memang sudah satu paket ketika kami memesan online. Oh iya, pembelian tiket online sendiri harus menggunakan kartu kredit dan nanti ketika penukaran tiket masuk, kartu kreditnya harus diperlihatkan dan diverifikasi dengan menggunakan passport pemilik kartu kredit.

Selesai berkeliling, kami langsung makan siang di tempat makan dekat wahana Madame Tussauds. Setelah makan siang, kami langsung melanjutkan perjalanan kami kembali. Di perjalanan, kami sempat terpisah. Saya pun panik bukan main ketika teman saya hilang. Apalagi dia sendiri mempunyai keterbatasan bahasa Inggris. Parahnya lagi, saya juga tidak punya no HP dia karena kami biasanya chat lewat aplikasi chatting. Setelah mencari ke sana kemari, akhirnya saya putuskan untuk kembali ke tempat semula. Dan alhamdulillah kita ketemu lagi. Di satu sisi pengen ketawa, di sisi lain saya panik.

Setelah kami bertemu, akhirnya kami melanjutkan perjalanan menuju Universal Studio Singapore. Kali ini kami tidak membeli tiket masuknya karena kami hanya ingin berfoto di depan globe yang berada di depan wahana Universal Studio. Selain itu, wahana ekstrim di sana tidak cocok dengan saya yang penakut. Hehe....

Setelah selesai berfoto, perjalanan kami lanjutkan kembali menuju ke Sands Sky Park. Sesampainya di sana, kami langsung berkeliling sambil menunggu datangnya malam hari agar bisa menikmati keindahan Sands Sky Park di malam hari.

Sesampainya di sana kami langsung berfoto kembali dari sore hingga malam. Setelah itu kami berdua pergi ke merlion kembali. Kali ini kami melewati Helix bridge yang merupakan salah satu jembatan paling unik di Singapura.

Karena kurangnya informasi yang kami dapat, kami tidak tahu bahwa siang hari di kawasan ini diadakan pesta kemerdekaan yang meriah. Padahal kami ingin sekali melihatnya. Tapi untungnya, kami masih tidak ketinggalan dengan pesta kembang api malam harinya.

Oh iya, di kawasan ini juga sedang diadakan konser besar dan meriah. Sayangnya, waktu itu kami tidak tahu mengenai penjualan tiketnya karena ini pertama kalinya bagi kami. Sepanjang perjalanan juga terlihat para tentara membagikan pin bertuliskan SG 50 yang dibagikan secara cuma-cuma. Awalnya saya dan teman saya dapat satu. Kemudian ketika kami berjalan ada juga yang membagikannya di spot yang berbeda. Saya pun akhirnya meminta kembali. Bahkan kali ini kami diberikan 2 oleh tentaranya. Selain itu, kami juga berpapasan dengan tentara yang bertugas. Saya juga menyempatkan diri untuk berfoto bersama dengan tentara Singapura.

Setelah berjalan cukup jauh, tibalah kami di spot mini konser yang diadakan terpisah namun masih di dalam kawasan Merlion. Konser ini gratis. Di sana ternyata ada selebriti Dawn Wong yang berkolaborasi dengan Qilin Group. Konsernya juga gak kalah ramai dari konser sebelah. Kami juga sangat menikmati suasana konser di sana. Bahkan, kami menikmatinya hingga konser selesai.

Tepat hampir tengah malam, kami melanjutkan perjalanan kami kembali menuju ke bandara karena keesokan harinya kami harus pergi ke Kuala Lumpur, Malaysia. Sesampainya di bandara, kami langsung mencari spot untuk tidur karena kami tidak memesan hotel di bandara dan penerbangan kami pun berangkat sekitar pukul 07:45 WIB.

10 Agustus 2015

Sesampainya di bandara, kami langsung berkeliling emnikmati keindahan bandara Changi pada malam hari. Di sini juga terdapat berbagai macam spot menarik untuk hanya sekedar berfoto. Kami juga sempat menukarkan uang di money changer di dalam kawasan bandara untuk ditukarkan ke Ringgit Malaysia (MYR).

Kami kemudian melakukan web check-in karena counter check-in Air Asia masih tutup. Ketika kami akan masuk ke ruang tunggu, kami dicegat oleh pihk keamanan bandara. Hal tersebut terjadi karena boarding pass kami belum distempel oleh maskapai Air Asia. Kami pun tepaksa menunggu hingga counter buka untuk mendapatkan stempelnya.

Meskipun ada sedikit kendala, tapi petugas justru bersikap ramah kepada kami. Bahkan kami disarankan untuk tidur di sudut ruangan dekat bandara dekat denganpertokoan yang sedang tutup. Tempatnya juga cukup tersembunyi dan tidak terlihat dari luar. Jangan kuatir, di sini juga ada kok traveler yang tidur di bandara. Bahkan ada yang pake sarung dan kayaknya itu orang Indonesia. Haha....

Karena kami sudah mengantuk, akhirnya kami memutuskan untuk tidur di kursi bandara. Petugas sempat nanya juga sih, tapi kita sebaiknya bilang jujur aja kalau kita emang ada penerbangan pagi. Ditanyai saat tidur di bandara Changi adalah hal yang wajar kok.

Pagi harinya, kami langsung melakukan check-in di counter. Setelah melakukan proses check in, kami langsung menuju ke ruang tunggu. Gerbang keberangkatan kami cukup jauh dari gate imigrasi. Meskipun begitu, kami sangat menikmatinya karena bandara Changi adalah bandara yang menyenangkan. Selain itu, di area ini juga terdapat kursi pijat yang dapat digunakan untuk melepas lelah.

Untuk penerbangan selanjutnya, kami menggunakan maskapai Air Asia dengan pilihan kursi hot seat baris ke-3 dari depan. Saat panggilan boarding, kami masuk terlebih dahulu karena kursi hot seat merupakan kursi prioritas sehingga proses boarding lebih awal dan lebih cepat. Tak lama kemudian, kami pun berangkat menuju ke Kuala Lumpur. Di penerbangan yang kurang lebih memakan waktu sekitar 1 jam kali ini, kami berdua hanya tidur karena rasa kantuk yang amat sangat setelah nonton konser tadi malam.

Sesampainya di Kuala Lumpur, kami langsung menuju ke gerbang imigrasi. Saat di gerbang imigrasi, saya lupa untuk membawa boarding pass saya yang disimpan di kantong depan kursi pesawat. Sehingga, petugas menanyai saya mengenai penerbangan saya. Jujur saja petugasnya sedikit kurang ramah ketika menanyai saya. Setelah melewati imigrasi, kami berdua langsung menuju ke stasiun kereta cepat KLIA Ekspres untuk kemudian melanjutkan perjalanan kami kembali menuju ke KL Sentral.

Seteleh tiba di KL Sentral, kami lalu membeli tiket kereta kembali untuk menuju ke KLCC (Kuala Lumpur City Center) tempat di mana menara kembar Petronas berada. Sesampainya di sana kami langsung menanyakan arah Petronas ke petugas. Lucunya, petugas cuma narik tangan saya lalu menuju tangga. Lalu dia tunjukan menaranya. Hahaha.... ternyata menaranya ada tepat di atas kami.

Kemudian, kami berdua langsung keluar menuju ke menara kembar Petronas. Di sini banyak sekali tempat belanja dan juga merupakan area perkantoran. Kami juga sempet berkeliling hanya untuk sekedar melihat-lihat dalamnya. Setelah itu, kami kemudian keluar gedung dan langsung menuju ke arealtaman di sekitar menara Petronas. Di sini kami hanya menghabiskan waktu untuk berfoto dan sekedar bersantai. Di sini juga banyak anak-anak muda yang berkumpul.

Setelah kami menghabiskan waktu di taman, kami berdua langsung kembali menuju ke Suria KLCC yang ada di sekitar menara Petronas. Di sana kami sempat pergi ke toilet premium hanya untuk sekedar buang air kecil.

Untuk masuk ke toilet premium ini, pengunjung akan dikenakan biaya MYR 2 untuk menggunakan toilet tersebut. Kita juga akan diberikan tissue basah oleh petugas sebelum memasuki toilet. Selain itu, di toilet ini juga disediakan bedak wangi dan juga parfum. Karena kami gak mandi tadi pagi, akhirnya kami pake tuh parfum sambil nunggu toilet sepi biar kagak malu dilihatin orang. Haha....

Setelah selesai ke toilet, kami langsung makan siang. Restaurant yang kami pilih adalah KFC lagi. Karena ini jam makan siang, restaurantnya lumayan agak penuh. Tapi untungnya kami dapat tempat duduk. Harga makanan di sini juga gak beda jauh sama di Indonesia meskipun di sini agak sedikit. lebih mahal. Pokonya, kita berdua makan kalo dirupiahingak nyampe Rp. 100.000,- kok.

Setelah selesai makan siang, kami lalu pergi shopping. Sebenarnya lebih tepatnya teman saya yang shopping. Soalnya, kakak dia pengen dibeliin kaos merek Harley Davidson. Setelah menemukan tokonya, kami langsung ke dalam dan mulai memilih-milih barangnya. Setelah selesai membeli kaos buat kakak teman saya, kami langsung mengambil gambar di sekitar toko. Sebenarnya kami cuma belanja satu barang, tapi kami ngambil gambarnya udah ampe berkali-kali meskipun di luar toko.

Setelah selesai berbelanja, kami langsung menuju ke stasiun LRT untuk melanjutkan perjalanan kembali menuju KL Sentral. Saat kami membeli koin biru di KLCC, kami dihampiri oleh seorang turis asal Tiongkok. Di sana dia meminta bantuan kepada kami dan menanyakan cara untuk ke stasiun apa gitu (saya agak lupa). Dia meminta bantuan kepada kami dengan menggunakan bahasa China. Sontak aja kami bingung cara jawabnya. Saya aja cuma bisanya bahasa Indonesia, Sunda, Inggris, dan sedikit bahas Jawa doank.

Selain itu, dia juga membawa tulisan dan peta rute yang bertuliskan bahasa China gitu. Saya pun bingung gak bisa baca itu tulisan karena gak ngerti bacanya. Lalu kemudian dia menunjukan salah satu stasiun di layar pemesanan koin. Terus dia nanya transit atau enggaknya. Kondisi dia waktu itu dalam kondisi bingung dan udah badannya udah basah karena keringat dingin.

Karena kami gak ngerti sama bahasanya, akhirnya saya berinisiatif memanggil orang-orang berwajah oriental di sekitar setasiun dengan menanyainya satu per satu perihal apakah mereka bisa bahasa China atau gak. Alhamdulillah untungnya ada seorang perempuan yang bisa bahasa China. Akhirnya, saya meminta bantuan dia untuk membantu pria yang dari tadi nampak kebingungan. Setelah itu, kami langsung melanjutkan perjalanan kami kembali menuju ke bandara.

Saat kami menunggu LRT, kami bertemu kembali dengan pria yang tadi meminta bantuan kepada kami. Kemudian dia menanyai saya kembali. sambil menunjuk ke papan rute. Dia kemudian menghitung stasiun dengan menggunakan bahasa Inggris (sepertinya dia tahu bahasa Inggris dari nomor 1 sampai 10).

Setelah melihat papan, ternyata saya baru paham kalo ternyata kita satu arah meskipun dia harus transit setelah kita melewati stasiun. Dan kemudian dia pergi lagi dengan rute berbeda sebanyak 1 stasiun utnuk tiba di stasiun tujuan dia. Saya baru ngerti setelah melihat papan rute yang agak besaran.

Akhirnya saya antar dia menuju ke stasiun yang dia tuju. Karena kami takut terlambat, akhirnya kami mengantarkan dia ke stasiun transit. Kemudian, di sana juga saya mencari orang yang bisa berbahasa Mandarin, namun kali ini saya gagal mendapatkannya. Akhirnya, saya menunjukan ke orang tersebut mengenai stasiun tujuan yang dia tuju sambil menunjuk arahnya. Setelah selesai menunjukan arah kereta yang datangnya, maka saya dan teman saya akhirnya kembali melanjutkan perjalanan kami kembali menuju ke bandara.

Sesampainya di bandara, kami lengsung menuju ke terminal 1 dengan menggunakan kereta cepat. Karena kami cukup lelah dengan perjalanan kami, akhirnya kami menyempatkan sejenak beristirahat di bandara. Teman saya Rendi kemudian menggunakan kursi pijat dibandara dengan menggunakan uang sisa kami. Karena harus menggunakan uang cash dan sementara uang cash Ringgit Malaysia kami tidak cukup untuk menggunakan kursi pijat 2 orang, maka hanya teman saya Rendi lah yang menggunakannya. Kebetulan money changer juga cukup jauh jaraknya.

Setelah selesai beristirahat, kami langsung melakukan check in di counter. Oh iya, kami juga sempat berpapasan dengan artis Donny Kusuma saat kami menuju ke ruang check-in. Setelah proses check-in selesai, kami langsung menuju ke terminal keberangkatan dengan menggunakan semacam kereta cepat (entahlah LRT atau apa) menuju ke pintu keberangkatan.

Sesampainya di terminal keberangkatan, kami langsung menuju ke pintu keberangkatan kami. Setelah menunggu cukup lama, saya merasa ada keganjilan karena pesawat kami Lufthansa belum juga tiba di terminal keberangkatan. Soalnya, pesawatnya sendiri merupakan pesawat transit dari Frankfurt.

kemudian, saya menanyakan kepada petugas bandara mengenai pintu keberangkatan pesawat Lufthansa menuju ke Jakarta. Ternyata, saya salah gate, harusnya gate yang saya tuju adalaah gate di seberang. Pantas saja, saya tidak melihat ada pesawat Lufthansa di gate tempat saya menunggu karena nomornya pun memang zig-zag.

Setelah masuk ke terminal keberangkatan dan menunggu pesawat di sana, akhirnya tak lama proses boarding pun dimulai. Setelah masuk ke dalam pesawat Airbus A340-400, kami langsung menuju ke tempat duduk kami di dekat jendela darurat. Posisi tempat duduk kami juga persis di belakang premium economy seat.

Tak lama kemudian, pesawat kami pun langsung berangkat. Oh iya, proses taxi hingga take off lumayan memakan waktu karena mungkin jarak menuju runway agak jauh dan terdapat antrian. Maklum lah Kuala Lumpur International Airport memang bandara sibuk.

Untuk onboard menunya, kami disediakan sandwich dan juga berbagai macam minuman yang bisa kita pilih. Saya dan teman saya memilih minuman orange juice sebagai minuman pilihan kami. Sandwichnya lumayan enak. Dan sekali lagi, saya juga lupa kalo saya makan daging lagi di pesawat. Padahal, saya seharusnya tidak sembarangan makan daging ketika mengunjungi tempat-tempat tertentu. Meskipun memang dagingnya halal, tapi prosesnya belum tentu halal. Tapi ya sudahlah toh saya juga lupa.

Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih 2 jam, akhirnya kami tiba di bandara Soekarno-Hatta International Airport di Banten. Setelah melalui proses imigrasi, kami pun langsung menuju ke pintu keluar dan menuju ke tempat menunggu bus DAMRI yang tersedia di bandara. Kami pun melanjutkan perjalanan kami kembali dengan menggunakan bus DAMRI menuju ke Karawang.

Senin, 24 Juli 2017

KECEWA DENGAN SISTEM ONLINE BOOKING BUS PAHALA KENCANA DAN BIKIN KAPOK

Di tulisan kali ini, saya akan menceritakan pengalaman saya ketika memesan tiket bus Pahala Kencana secara  online.

Cerita Selingan

Selain sibuk dengan aktifitas kuliah, saya juga menjalankan usaha PPOB serta bekerja sebagai travel assistant untuk menambah penghasilan saya. Di musim mudik kemarin (tahun 2017), banyak orang yang menghubungi saya untuk dicarikan tiket murah. Terutama tiket kereta api. Bagi saya, berburu tiket di musim mudik lebaran itu dibaratkan nyari barang dengan edisi terbatas. Butuh gerak cepat dan tentunya koneksi internet yang cepat. Pelanggan saya kebanyakan adalah teman dan keluarga yang sudah mengenal saya.  Apabila yang memesan tiket adalah saudara saya, biasanya saya tidak mengenakan biaya alias gratis. Maklum, terkadang ikatan kekeluargaan itu kan lebih kental.

Di tulisan kali ini, saya akan menuliskan tentang pengalaman saya ketika memesan tiket Pahala Kencana yang memberikan kerugian bagi saya baik dari segi moril maupun materil. Bahkan, karena kesalahan yang dilakukan oleh PO Pahala Kencana, nama baik saya jadi tercoreng. Untuk lebih jelasnya, simak cerita berikut ini. MOHON DIBACA DARI AWAL SAMPAI AKHIR BIAR PAHAM.

CERITA UTAMA

Bebera hari sebelumnya, saya bertemu dengan adik kakak ipar saya secara tidak sengaja. Kemudian, saya diminta untuk memesankan tiket kereta api tambahan untuk adik kakak ipar saya. Karena, tiket kereta reguler yang dijual sudah habis.

Adik kakak ipar saya beserta suami dan kedua anaknya berencana untuk mudik ke kampung halaman suaminya di Bangkalan (Madura). Sudah 4 kali lebaran Idul Fitri mereka tidak mengunjungi keluarganya di sana dikarenakan selalu kehabisan tiket kereta api. Maklum saja, kalau naik bis kan biasanya menghabiskan waktu yang cukup lama.

14 Juni 2017

Tepat pukul 00:00, saya membuka website PT. KAI untuk memesankan tiket kereta api tambahan untuk adik kakak ipar saya dan keluarganya. Akan tetapi saya gagal mendapatkan tiketnya karena servernya selalu sibuk meskipun disediakan 4 tautan pada waktu itu. Karena saya gagal membantu untuk mendapatkan tiket kereta api untuk adik kakak ipar saya beserta suami dan kedua anaknya, akhirnya saya sarankan untuk membeli tiket bus saja. 

Kemudian, saya membuka beberapa website perusahaan bus ternama untuk mencari tiket dari Karawang menuju ke kota Bangkalan (Madura). Lalu saya juga membuka website pahalakencana.co.id. Dan akhirnya kami memutuskan untuk memesan tiket bus Pahala Kencana bagi kakak ipar saya dan keluarganya. Saya memlilih Pahala Kencana karena ada jadwal pemberangkatan bus dari Karawang menuju ke Bangkalan (Madura). Selain itu, adanya potongan harga bagi pengguna Doku Wallet yang membuat saya dan adik kakak ipar tergiur untuk memesankan tiket di website milik Pahala Kencana.

Saya memesankan tiket bus Pahala Kencana melalui website pahalakencana.co.id untuk adik kakak ipar saya beserta suami dan kedua anaknya pada tanggal 14 Juni 2017 . Kemudian, saya memesan dengan 3 kode Booking berbeda untuk memanfaatkan potongan harga dengan pembayaran Doku Wallet. Untuk kode booking pertama, saya dapat diskon Rp. 100.000, yang kedua Rp. 75.000, dan ketiga Rp. 25.000.

Saya memesankan tiket untuk adik kakak ipar saya beserta keluarganya dengan rute dari Karawang menuju ke kota Bangkalan (Madura) untuk keberangkatan pada tanggal 22 Juni 2017 dengan estimasi keberangkatan pukul 13:30 WIB dengan menggunakan bus Pahala Kencana dengan no rute 107 dan ID busnya 531. Kakak ipar saya dan keluarganya saya pesankan untuk duduk di deretan kursi 5A, 5B, 5C, dan 5D dengan kode booking URKHGY, 7UUW9Q, 2JJLV2.


Tiket Online Pahala Kencana (e-ticket)
Tiket Online Pahala Kencana (e-ticket)


22 Juni 2017

Hari ini merupakan hari H keberangkatan adik kakak ipar saya beserta keluarganya setelah 4 tahun mereka tidak mengunjungi keluarganya di kota Bangkalan (Madura). Saya sarankan juga kepada suami kakak ipar saya untuk pulang lebih awal dari tempat kerjanya agar tidak ketinggalan bus.

Intimidasi di Terminal Klari

Cerita Adik Kakak Ipar Saya

Setibanya di terminal Klari, adik kakak ipar saya beserta keluarganya menanyakan perihal bus yang akan membawa mereka kepada pihak agen di terminal Klari. Ketika menanyakan perihal tersebut, adik kakak ipar saya justru malah kena marah petugasnya. Dengan nada tinggi, dia menanyakan website pembelian tiketnya kepada adik kakak ipar saya. Bahkan, agen tersebut sempat menghubungi kantor pusatnya karena merasa dirugikan. Karena, dengan adanya sistem online ini, mereka juga (katanya) tidak akan mendapatkan komisi penjualan.

Cerita Saya

Saya mendapatkan SMS dari kakak ipar saya. Dia menanyakan perihal websitenya. Karena adik kakak ipar saya yang mudik mengirim pesan ke kakak ipar saya (yang menikah dengan kakak saya). Lalu saya telpon adik kakak ipar saya yang mudik dan memeberitahukan websitenya. Karena, sang agen nampaknya belum tahu sistem online booking ini dan menganggap tiketnya adalah palsu.

Cerita Kakak Ipar Saya

Meskipun telah memberitahukan kepada agen, adik kakak ipar saya masih mendapatkan initimidasi. Bahkan dia (agen) dengan nada yang agak tinggi bilang kalo bisnya udah penuh dari sananya. Otomatis hal tersebut membuat adik kakak ipar saya merasa tidak nyaman. Namun begitu, dia juga sempat konfirmasi kepada supir bus Pahala Kencana dengan tujuan arah Bandung dan beliau (supir) mengatakan itu memang tiket asli. 

Tidak Mendapatkan Kursi Meskipun Telah Memesan Kursi Online

Cerita Saya

Sore harinya, lalu saya putuskan untuk berhenti sejenak di terminal Klari untuk meluruskan masalah yang terjadi. Saya tiba di terminal Klari sekitar pukul 16:00 WIB (saat itu bis belum tersedia karena mungkin kejebak macet akibat arus mudik). Setelah mengetahui permasalahannya dari adik kakak ipar saya, akhirnya saya pergi meninggalkan terminal dan melanjutkan jalan-jalan sore ke salah satu mall di Karawang untuk mengantar keponakan saya.

Beberapa saat kemudian, HP saya kembali berdering. Ternyata ada pesan dari anak adik kakak ipar saya yang memberitahukan bahwa mereka telah naik bus Pahala Kencana menuju ke Bangkalan (Madura). Namun, mereka juga memberitahukan bahwa mereka juga hanya mendapatkan 2 tempat duduk (dari yang seharusnya 4). 2 tempat duduk itu juga salah satunya berada di depan (kursi kondektur).

Mendengar cerita itu, saya langsung kesal karena saya udah booking kursi 5A, 5B, 5C, dan 5D. Kemudian saya sarankan anak dari adik kakak ipar saya untuk mengajukan protes. Namun, menurut dia hal itu tidak digubris. Karena, tempat yang sudah seharusnya menjadi milik mereka kini sudah ditempati orang lain.

Setelah mengetahui hal tersebut, saya langsung menghubungi kantor pusat Pahala Kencana dengan harapan adik kakak ipar saya beserta keluarganya bisa duduk di kursi semula serta meminta pertanggung jawaban mereka. Namun, karena waktu itu sudah menunjukan pukul 17 lewat beberapa menit, maka saya tidak bisa menghubungi kantor pusat dikarenakan sudah tutup.

Karena perasaan yang tidak menentu, akhirnya saya yang sedang menemani keponakan saya terpaksa harus menyudahi acara jalan-jalan sore kami dan kembali ke rumah. Saya melihat keponakan saya juga agak kesal karena harus menyudahi acara jalan-jalan sore kami. Tapi, saya juga jujur agak sedikit gelisah atas apa yang terjadi. Saya juga jadi merasa gak enak sama adik kakak ipar saya dan suaminya. Saya juga takut nantinya hal ini akan menghilangkan kepercayaan mereka dan membuat mereka kecewa.

Setibanya di rumah, saya kemudian menghubungi kembali kantor Pahala Kencana namun tidak ada jawaban karena sudah tutup. Saya juga sempat melayangkan protes ke online chat Pahala Kencana di website pahalakencana.co.id. Namun, tanggapan mereka cuma bilang akan diselidiki. Saya juga sempat mengirimkan kritik dan saran melalui kolom komentar di website tersebut.

23 Juni 2017

Menghubungi Call Center Pahala Kencana

Pagi harinya, saya coba hubungi kembali PO Pahala Kencana. Kemudian ada yang mengangkat teleponnya yaitu seorang perempuan. Kemudian saya langsung komplain dan menjelaskan perihal masalah adik kakak ipar saya yang tidak mendapatkan kursi sesuai dengan nomor kursi. Kemudian dia menanyakan kode bookingnya. Karena saya lupa, saya tutup terlebih dahulu teleponnya untuk mencari kode bookingnya di e-mail saya.

Setelah mencatat kode bookingnya di kertas, kemudian saya mencoba menghubungi kembali call center PO Pahala Kencana. Sempat sekitar 3 atau 4 kali gak diangkat (gak tahu kenapa), tapi akhinya ada yang ngangkat juga teleponnya. Kemudian saya langsung jelaskan kembali dan kemudian memberikan informasi kode bookingnya.

Kemudian saya jelaskan juga bahwa gara-gara masalah tersebut saya yang kena dampaknya. Saya juga sempat dikomplain kakak ipar saya. Kemudian petugas call center menjelaskan bahwa sistem tersebut masih baru. Hello!!! Mau baru mau lama kek harusnya mereka udah antisipasi sebelumnya. Sungguh gak profesional. Kemudian, dia hanya mengatakan bahwa laporan tersebut akan disampaikan ke bagian operasional.

Terus, saya cecar dia dengan pertanyaan. "Bagaimana pertanggung jawabannya?". Padahal saya harap dengan kejadian seperti ini dia bisa menghubungi kondektur untuk memberikan hak-hak adik kakak ipar saya untuk memberikan tempat duduk sesuai dengan kursi yang tertera pada tiket mereka. Bahkan ketika saya menghubungi call center PO Pahala Kencana tersebut, adik kakak ipar saya masih di dalam bis dan belum sampai di Bangkalan (Madura). Kalupun tidak bisa mendapatkan tempat duduk, saya juga berharap ada kompensasi (ganti rugi) atas kesalahan yang mereka lakukan karena ini murni kesalahan mereka.

INGAT LHO!!! SAYA BUKAN MINTA KOMPENSASI (GANTI RUGI) BUAT SAYA, TAPI BUAT ADIK KAKAK IPAR SAYA. SAYA BERANI BERSUMPAH KALAU SAYA GAK PERNAH MINTA KOMPENSASI BUAT SAYA PRIBADI. KALAU KALIAN MENGERTI BISNIS, INILAH YANG SEHARUSNYA DILAKUKAN PERUSAHAAN UNTUK MENGURANGI SENTIMEN NEGATIF PASAR.

Tapi yang terjadi kemudian dia langsung mengeluarkan kalimat jitu yang mengakhiri percakapan yang kurang lebih seperti ini "Iya, nanti kami akan coba laporkan ke pihak operasional. Terima kasih telah menghubungi kami. Selamat siang" (telepon langsung ditutup tanpa menanyakan apakah saya sudah menyelesaikan pertanyaan dan keluhan saya).

Please deh, saya juga pernah belajar tentang melayani customer di salah satu mata kuliah di kampus. Tapi seinget saya customer service tidak boleh menutup telepon secara sepihak tanpa memastikan terlebih dahulu apakah customer sudah selesai dengan pertanyaan atau keluhannya.

Sekarang gini, kalau kalian adalah salah satu penumpang yang menempati tempat duduk adik kakak ipar saya dan kemudian kalian disuruh pindah karena itu bukan tempat kalian, pasti kalian juga gak akan terima dan bakal menuntut ganti rugi dan pasti marah. Padahal kalian sudah booking jauh-jauh hari. Nah itu juga yang terjadi pada adik kakak ipar saya. Hanya saja, mereka masih sedikit bersabar.

Parahnya lagi, kondektur gak bisa berbuat apa-apa dan penumpang yang seharusnya tidak duduk di tempat tersebut malah menempatinya sampai ke akhir tujuan. Sekarang gini, bagaimana juga perasaan kalian kalau tempat duduk yang harusnya menjadi hak kalian malah diberikan kepada orang lain? Padahal kalian sudah pesan jauh-jauh hari dan seharusnya dapat prioritas tepat duduk.

Bayangkan saja, dari Karawang ke Bangkalan itu bukan hanya 1 atau 2 jam, melainkan belasan jam. Ditambah ini adalah musim mudik yang pasti macet. Kebayang dong capeknya gimana. Kalo misalkan diantara kalian ada yang bilang “maklumlah, ini kan arus mudik”. Please, ini emang arus mudik dan adik kakak ipar saya udah pesen lho dari awal. Masa iya dia harus kehilangan kursinya hanya karena booking online. Harusnya juga kan PO Pahala Kencana hanya menjual tiket sesuai kapasitas kursi. Ini kan katanya bus premium. Hadeuuhhhh..... Parah emang....!!!

Atas kejadian ini, saya sungguh merasa dipermalukan keluarga saya. Apalagi saya nampaknya kehilangan kepercayaan mereka. Padahal, ini semua murni karena kesalahan pihak Pahala Kencana. Ingat, kakak ipar saya memesan dengan cara online yang jelas sudah dibayar di awal. Justru dengan bayar di awal mereka jadi punya uang mengendap yang menguntungkan mereka juga. Tapi nyatanya, keuntungan hanya buat mereka semata tanpa memberikan hak-hak konsumen.

Untuk itu, saya mohon kepada pihak perusahaan Pahala Kencana untuk beritikad baik meminta maaf kepada keluarga kakak ipar saya dengan cara datang secara langsung ke rumahnya. Kalo gak bisa cukup kirimkan surat saja sebagai permohonan maaf. Saya meminta hal tersebut untuk meluruskan kesalahan yang terjadi dan supaya tidak ada kesalah pahaman diantara keluarga saya.

Karena saya udah mengecewakan adik kakak ipar saya, saya terpaksa memberikan kompensasi kepada mereka berupa refund sebesar Rp.350.000 sebagai bentuk pertanggung jawaban. Dan saya juga terpaksa berbohong kalau itu adalah uang yang diberikan oleh Pahala Kencana sebagai bentuk kompensasi dari perusahaan. Padahal, sebenarnya itu murni uang saya pribadi.

Saya sama sekali tidak berharap bahwa uang tersebut diganti sama Pahala Kencana. Saya sudah merelakan uang tersebut diberikan sebagai kompensasi kepada adik kakak ipar saya sebagai bentuk kompensasi bagi mereka. Ya hitung-hitung mengurangi sedikit kekecewaan mereka. Bagi kalian yang ngerti bisnis tentu saja kalian pasti paham dengan apa yang telah saya lakukan. Karena Pahala Kencana sendiri seolah lepas tangan begitu saja dan saya yang kena dampak terburuknya.

Kesimpulan :


  1. Saya mengalami kerugian baik moril maupun materil.
  2. Kakak ipar saya beserta keluarganya tidak mendapatkan tempat duduk sesuai nomor, bahkan hanya 2 orang dari mereka (4 orang) yang mendapatkan tempat duduk, itupun salah satunya di kursi kondektur.
  3. Pembagian untuk agen bagi pemesanan online tiket bus Pahala Kencana tidak jelas.
  4. Pemesan online tiket Bus Pahala kencana kacau balau. Bahkan tidak ada konfirmasi sama sekali dari bagian operasional terhadap kondektur mengenai kursi yang dipesan secara online.
  5. Saya membelikan tiket untuk adik kakak ipar saya murni tanpa ada unsur bisnis meskipun saya punya usaha jual beli tiket. Karena, pembeliannya sendiri memang dilakukan online langsung ke website resmi milik Pahala Kencana di http://www.pahalakencana.co.id dan pembayarannya pun menggunakan Doku Wallet yang sudah terverifikasi.
  6. Saya tidak mengambil keuntungan sepeserpun, tapi justru saya yang mengalami kerugian.
  7. Saya kehilangan kepercayaan dari orang lain terutama adik dari kakak ipar saya.
  8. Saya tidak akan pernah merekomendasikan booking online Pahala Kencara sama sekali kepada teman atau kerabat saya karena saya sudah cukup dikecewakan dan dipermalukan.
  9. SAYA SAMA SEKALI TIDAK MEMINTA GANTI RUGI ATAS KERUGIAN YANG SAYA ALAMI TERMASUK UANG YANG SAYA TELAH KELUARKAN, SAYA HANYA MINTA PIHAK PAHALA KENCANA MEMINTA MAAF SECARA PRIBADI.
Maka dari itu, perbaikilah sistem kalian wahai pemilik perusahaan PO Pahala Kencana. Masa iya sih perusahaan segede dan seterkenal itu malah malu-maluin. Yang ada konsumen malah pada lari entar.

Wassalam........

Rabu, 28 Juni 2017

WISATA 7 KERETA

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Berawal dari adanya promo tiket kereta api yang dipublikasikan oleh PT KAI (Kereta Api Indonesia), saya langsung deh buru-buru cek ketersediaanya di website resmi PT KAI. Setelah cek jadwal dan ketersediaan, langsung deh saya merencanakan perjalanan saya. Kali ini sedikit konyol, 7 kereta sekaligus saya pesannya. Tapi gak semuanya promo juga sih.

Sabtu, 19 Juli 2014

Kereta Pertama : Harina
Kelas : Bisnis
Subclass : Y
Harga : Rp. 49.000,- (promo)


Tiket Harina


Selepas makan sahur, saya langsung bergegas menuju ke stasiun kereta api Cikampek. Saya tiba di sana sekitar pukul 02:30 WIB. Kereta pertama yang saya naiki adalah kereta api Harina menuju ke Bandung. Harga tiketnya cuma Rp. 49.000 untuk kelas bisnis (promo). Sayangnya untuk kelas eksekutif, promonya sendiri sudah habis terjual.

Keretanya sendiri sedikit mengalami keterlambatan tiba di Cikampek. Sehingga, kereta juga mengalami keterlambatan berangkat dari Cikampek menuju ke Bandung. Saya tiba di Bandung sekitar pukul 06:00 WIB. Padahal saya harusnya tiba sekitar pukul 04:50 WIB. Untungnya saya masih punya waktu sekitar 1 jam untuk naik ke kereta api Lodaya pagi. Sesampainya di Bandung, saya langsung naik ke kereta Lodaya Pagi.

Kereta Kedua : Lodaya Pagi
Kelas : Eksekutif
Subclass : I
Harga : Rp. 220.000,- (tarif normal)


Tiket Lodaya Pagi


Saya duduk di gerbong 1 dengan nomor kursi 8A. Namun, kursi tersebut malah diisi oleh wisatawan asing. Saya pun diminta untuk pindah kursi oleh guidenya dengan alasan bikin impress tuh wisatawan. Ach.... Padahal saya dah bela-belain dapat tuh kursi. Pemandangan di bagian itu pun jauh lebih baik dan indah. Ya udahlah, toh wisatawan asing tersebut juga jarang ke Indonesia.

Di sepanjang perjalanan, saya disuguhi pemandangan jalur selatan yang begitu indah. Pegunungan yang indah serta melewati jembatan-jembatan tinggi terutama jembatan Cirahong yang begitu terkenal di Tasikmalaya. Jembatan ini begitu unik. Di bagian atasnya adalah jalan kereta api, namun di bawahnya adalah jalanan mobil. Tepat pukul 15:30 WIB, tibalah saya di stasiun Yogyakarta.

Kereta Ketiga : Argo Dwipangga
Kelas : Eksekutif
Subclass : A
Harga : Rp. 50.000,- (tiket Go Show)


Tiket Argo Dwipangga


Sesampainya di Yogyakarta, saya langsung membeli tiket terusan ke Solo. Saya sendiri memilih tiket kereta Argo Dwipangga. You know what? Harga tiketnya super duper murah dari harga aslinya. Cuma Rp.50.000 untuk kelas eksekutif. Hanya saja nama kita gak tercetak di tiket. Yang ada hanya tulisan "PNP GO SHOW" atau "Penumpang Go Show". Saya sendiri naik Argo Dwipangga yang kabinnya mirip kayak pesawat terbang.

Sepanjang perjalanan dari Yogyakarta ke Solo saya disuguhi oleh pemandangan yang sangat indah. Banyak sekali hamparan pegunungan yang terhampar luasnya. Tak lama kemudian, tibalah saya di stasiun Solo Balapan. Saya langsung keluar stasiun dan berjalan kaki sambil memeriksa tempat menarik yang ada di sekitar stasiun.

Sesampainya di Solo

Sesampainya di Solo, saya kemudian mengunjungi Monumen Banjarsari yang jaraknya tidak terlalu jauh dari stasiun dengan berjalan kaki sambil melewati pasar Elpabes Surakarta. Monumennya sedikit kurang terawat. Namun banyak juga warga sekitar yang menghabiskan waktu di sini pada sore hari. Setelah mengunjungi Monumen Banjarsari, saya putuskan untuk pergi ke alun-alun Selatan Keraton Surakarta.

Jujur saja, saya sedikit mengalami kesulitan dalam hal menemukan transportasi di situ. Bahkan taksi juga jarang lewat. Terus saya tanya aja ke seorang ibu dan beliau menyarankan saya naik becak. Akihrnya dia bantuin saya untuk mencari becak dan melakukan tawar menawar harga dengan tukang becaknya. kemudian mereka setuju dengan tarif Rp. 12.000,-. Jujur aja saya juga gak tahu berapa tarif sebenernya. Dan makasih banget buat ibu yang telah membantu saya mencarikan becak.

Well, ternyata perjalanannya cukup jauh juga. Dan dengan jarak sejauh itu dari monumen Banjarsari ke alun-alun selatan Keraton Solo tarifnya cuma Rp. 12.000,-. Dengan jarak segitu kalo di Karawang udah pasti harganya lebih dari itu. Jujur aja, saya juga jadi gak enak hati. Akhirnya, saya bayar saja Rp. 20.000,-.

Karena Keraton Surakarta sudah tutup pada sore hari, saya hanya bisa mengunjungi alun-alun selatan Keraton saja. Tapi jangan kuatir, di sini juga ramai kok pada malam hari. Banyak sekali warga yang datang ke sini pada malam hari. Bahkan, di sini juga tersedia jajanan tradisional yang menggugah selera. Ada juga penyewaan sepeda yang dihiasi oleh lampu untuk sekedar berkeliling di sini. Tenang, harganya gak terlalu mahal kok!

Setelah mengunjungi alun-alun selatan Keraton Surakarta, Saya langsung kembali menuju ke stasiun Solo Balapan dengan menggunakan becak kembali. Sesampainya di stasiun, saya langsung menunggu kereta Gajayana menuju ke stasiun Tugu Yogyakarta.

Kereta Keempat  : Gajayana 
Kelas : Eksekutif
Subclass : Y
Harga : Rp.99.000 (promo)

Tiket Gajayana


Setelah menunggu cukup lama dan keretanya terlambat sekitar 20 menitan, akhirnya kereta Gajayana pun tiba dan saya langsung naik. Gajayana sendiri kabinnya mirip kayak kabin pesawat, keretanya pun cukup bersih dan terawat. Maklumlah ini kereta terkenal dengan kabinnya yang mirip kayak pesawat.

Tak lama kemudian tibalah saya di stasiun Tugu Yogyakarta. Di sana saya langsung menuju ke jalan Malioboro untuk berbelanja oleh-oleh. Setelah selesai belanja, saya langsung  kembali ke stasiun Tugu Yogyakarta dan melanjutkan perjalanan menuju kota Tasikmalaya dengan menggunakan kereta api Malabar.

Kereta Kelima : Malabar
Kelas : Eksekutif
Subclass : X
Harga : Rp. 99.000,- (promo)


Tiket Malabar


Saya cukup lama menunggu di stasiun Tugu Yogyakarta karena kereta Malabar sendiri mengalami keterlambatan lebih setengah jam. Kemudian setelah keretanya tiba saya langsung naik ke atas kereta dan melanjutkan perjalanan menuju kota Tasikmalaya sekaligus untuk menjemput keponakan saya yang bernama Ika di sana. sebenarnya tujuan akhir tiket Malabar saya adalah Bandung. Akan tetapi saya ingin menjelajah singkat Kota Bandung terlebih dahulu bersama keponakan saya.

Sesampainya di kota Tasikmalaya, saya langsung menunggu kedatangan keponakan saya di stasiun Tasikmalaya. Kebetulan kami berdua janjian untuk pulang bersama dengan naik kereta api menuju ke kota Karawang. Tak lama keponakan saya pun tiba di stasiun.

Ada kejadian konyol ketika saya pergi ke toilet untuk buang air kecil. Kuncinya macet. Saya pun panik bukan kepalang karena saya mendengar suara kereta api Turangga yang tiba di stasiun Tasikmalaya. Tapi untunglah saya bisa membuka pintu toilet yang macet dan saya pun berhasil keluar. Alhamdulillah....

20 Juli 2014

Kereta Keenam : Turangga
kelas : Eksekutif
Subclass : X
Harga : Rp. 99.000,- (promo)


Tiket Turangga



Setelah saya keluar dari toilet, saya dan keponakan saya menaiki kereta api Turangga menuju ke kota Bandung. Kami berdua tiba di kota Bandung sekitar pukul 07:00 WIB. Karena kereta lanjutan yang menuju ke Karawang (stasiun Cikampek)  berangkat sekitar pukul 09:50 WIB, kami putuskan untuk berjalan-jalan terlebih dahulu ke Gedung Sate dan Museum Geologi Bandung.

Di Bandung

Sesampainya di Bandung, kami berdua langsung pergi ke Gedung Sate berfoto di sekitar Gedung Sate. Sayangnya gate Gedung Sate tidak dibuka untuk umum. Padahal, di dalamnya ada monumen dan taman yang cantik. Akhirnya kami berdua hanya berfoto di bagian luarnya saja. Selesai berfoto, kami berdua langsung pergi ke Museum Geologi yang jaraknya tidak jauh dari gedung sate.

Museum Geologi memiliki koleksi yang cukup lengkap, hanya saja tempatnya terlalu gelap dan terkesan menyeramkan. Meskipun begitu, di sini banyak sekali pengetahuan yang bisa kita ambil. Mulai dari barang tambang, sampai proses terjadinya bencana alam. Selesai mengunjungi Museum Geologi, kami langsung kembali ke stasiun Bandung.

Kereta Ketujuh : Ciremai Ekspres
Kelas : Eksekutif
Subclass : H
Harga : Rp. 65.000,- (normal)

Tiket Cirema Ekspres


Saat itu, kami hampir saja ketinggalan kereta. Untungnya, kami tiba sebelum kereta mulai diberangkatkan. Kami pun berangkat dari stasiun Bandung menuju ke stasiun Cikampek sekitar pukul 10 lebih. Setibanya di stasiun Cikampek, kami pun langsung pulang menuju rumah masing-masing.

Well, saya sangat senang sekali bisa berwisata 7 kereta sekaligus. Karena saya bisa mencoba berbagai macam gerbong kereta sesuai dengan kelas dan tipenya masing-masing. Meskipun mungkin saya terlihat konyol, tapi saya sangat menikmati perjalanan yang telah saya lakukan.

Sedikit tips dari saya, kalau kalian memang ingin melakukan hal yang sama seperti yang saya lakukan, sebaiknya kalian juga memperkirakan waktu untuk melakukan transit. Karena, meskipun ada keterangan jadwal keberangkatan, kereta api sering sekali mengalami keterlambatan tiba dan keberangkatan.

Sekian dulu cerita yang bisa saya sampaikan. Wassalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarakatuh.

Jumat, 14 November 2014

Serunya Berlibur di Jogjakarta

Hai sob, kali ini saya akan menceritakan pengalaman berlibur saya selama 2 hari di Yogyakarta. Semoga sobat semua tertarik untuk membacanya!!!

Hari ke-1

Hari ini sepulang kerja shift malam, saya langsung meluncur ke mall Karawang untuk membeli perlengkapan saya, karena hari ini saya akan pergi berlibur ke Yogyakarta bersama rekan kerja saya. Setelah selesai shopping, saya langsung pulang dan packing perlengkapan saya.

Setelah selesai packing, saya langsung menuju meeting point di tempat perusahaan saya bekerja. Saya ke meeting point dengan diantar tukang ojek di sekitar rumah. Sumpah, ngemudinya lelet banget apalagi ditambah nelpon saat mengemudi. Sumpah bikin deg-degan ditambah yang di belakang juga klaksonin beberapa kali gara-gara jalannya di tengah. Saya tiba di lokasi meeting point terlambat sekitar 30 menit. What a mess!!!

Sesampainya di sana saya langsung jadi bulan-bulanan rekan kerja saya. Maklumlah, mereka khawatir tiba di stasiun Pasar Senen. Akhirnya saya terpaksa harus ngejelasin sama mereka perihal yang terjadi. Well... Sebagian sih bilang cuma alasan doang!!!! Tapi, It's OK lah!!! Tak lama bis kami pun berangkat menuju stasiun Pasar Senen. Perjalanannya sendiri memakan waktu sekitar 1,5 jam dari Karawang.
Ngeksis diantara 2 kereta di Stasiun Pasar Senen

Sesampainya di stasiun Pasar Senen, kami langsung menunggu kereta kami. Kami berangkat ke Jogja dengan menggunakan kereta Senja Utama Yogyakarta (Kelas bisns). Keretanya berangkat sekitar pukul 18.45 WIB dengan melewati jalur bagian utara.

Hari ke-2

Setelah menempuh perjalanan sekitar 7 jam, tibalah kami di stasiun Yogyakarta. Sesampainya di sana langsung naik ke bis dan menuju ke restaurant Orang Utan. Di sepanjang jalan, guide kami bercerita mengenai sejarah kota Yogyakarta. Serasa dengerin dongeng sambil terkantuk-kantuk. Tapi seru juga ceritanya.

Tak lama kemudian, sampailah kami di restaurant Orang Utan, di sana kami langsung bersih-bersih dan mandi. Di restaurant ini terdapat puluhan kamar mandi yang biasa digunakan oleh para wisatawan. Selesai mandi, kami langsung sarapan di restaurant Orang Utan.
Orang Utan Restaurant

selesai mandi, kami langsung melanjutkan perjalanan kami menuju ke Candi Borobudur di kota Magelang. Ingat ya, Candi Borobudur itu adanya di kota Magelang, bukan Yogyakarta. Hanya saja paket wisata Yogyakarta yang ditawarkan beberapa travel agent beserta kunjungan ke Taman Wisata Candi Borobudur.
Tiba di Candi Borobudur

Di sana , kami langsung diceritakan mengenai Candi Borobudur oleh guide kami. Candinya cukup luas. Namun saking banyaknya pengunjung, ruang gerak kami menjadi terbatas. Ada mitos yang mengatakan kalau kita bisa menyentuh stupa Candi Borobudur kita bisa mendapatkan jodoh. Akan tetapi hal itu sekarang dilarang dikarenakan adanya kerusakan stupa Candi akibat sentuhan oleh para pengunjung.

selesai menunjungi Candi Borobudur, perjalanan kami lanjutkan menuju ke kawasan Gunung Merapi. Saat mengunjungi gunung Merapi, kami diperintahkan untuk naik mobil jenis offroad karena hanya kendaraan jenis offroad lah yang mampu melewati jalanan terjal penuh batu dan pasir di sekitar kawasan Merapi.
Offroad Ria di Kawasan Merapi



Saat menunjungi kawasan Merapi, saya sarankan anda untuk mengenakan masker karena kawasan ini sangat berdebu. Anda juga saya sarankan untuk menggunakan kacamata supaya mata anda terlindung dari serpihan  abu vulkanik. Bentuk dari abu vulkanik sedikit lebih tajam dibandingkan debu biasa. Hal ini juga beresiko merusak mata anda.
Jangan lupa pakai masker ya!!!

Kawasan ini sangat terjal, di samping kiri dan kanan anda akan melihat jurang-jurang yang sedikit membuat saya takut. Meskipun begitu saya sangat menikmati pemandangan di sekitar kawasan merapi yang begitu indah. Bukan cuma itu anda juga dapat melihat rumah-rumah yang terkena dampak letusan gunung Merapi yang sudah rusak.

Saat mengunjungi kawasan Merapi, kami sempat singgah di beberapa tempat. Tempat pertama yang kami singgahi adalah Museum Merapi. Museum ini dibuat secara swadaya oleh masyarakat. Museum ini adalah rumah yang terkena dampak letusan gunung Merapi. Di sini terdapat beberapa benda yang terkena dahsyatnya awan panas Merapi. Bahkan sebagian benda ditemukan dalam kedaan meleleh.
Koleksi di Museum Merapi

Setelah mengunjungi Museum merapi, perjalanan kami lanjutkan menuju ke bunker tempat ditemukannya 2 jenazah relawan Palem (Paguyuban Lereng Merapi) yang tidak sempat menyelamatkan diri dari letusan gunung Merapi. Tidak ada penerangan di bunker ini, satu-satunya penerangan adalah dengan menggunakan lampu senter yang disediakan di pintu masuk bunker.
Foto di depan Bunker

Bunker-nya sendiri hanya berjarak beberapa ratus meter dari rumah Alm. Mbah Maridjan (juru kunci Merapi yang meninggal karena letusan Gunung Merapi). Sempat kecewa juga sih karena gak bisa naik ke atas lagi. Tapi tak apalah, lokasi di sekitar lereng juga cukup bagus dan indah.

Setelah mengunjungi bunker Merapi, perjalanan kami lanjutkan menuju ke batu Alien (masih di kawasan Merapi). Batu ini memiliki gerusan alami yang menyerupai wajah Alien. Bahkan kita juga bisa melihat jelas lekukan bentuk antara bola mata dan mulutnya. Kalau kita gak bisa melihat jelas, cukup lihat dulu fotonya lalu cocokkan dengan batunya. Well, inilah akhir dari Merapi Tour, saatnya kembali ke titik awal dan melanjutkan perjalanan kembali.

Setelah selesai Merapi tour, kami langsung menuju ke restaurant Moro Lejar untuk makan siang. Salah satu bis dari rombongan kami sempat mogok, hingga akhirnya harus dijemput. Meskipun begitu, masih banyak bangku yang kosong yang tersedia di bis kami. Setelah makan siang selesai, kami pun langsung menuju ke hotel Horison Riss.
Moro Lejar Restaurant

Sesampainya di sana, kami langsung dibagikan kunci kamar kami. Saya mendapat kamar nomor 205 di lantai 2. kamarnya cukup bersih, hanya saja tidak ada bathtub. Saya pun langsung mandi dan istirahat sejenak sambil menunggu perjalanan berikutnya untuk makan malam.
Room 205

Selesai sholat maghrib, kami langsung brangkat kembali dengan menggunakan bis untuk makan malam di restaurant lokal (agak lupa nama tempatnya). Kami juga sempat melewati benteng V yang sangat terkenal. Jarak dari hotel ke restaurant lokal agak cukup jauh. Setibanya di restaurant tersebut kami langsung makan malam. Bukan cuma itu, di sana juga diselenggarakan game dengan hadiah menari. Bahkan rekan satu tim ada yang mendapatkan voucehr hotel bintang 3 dan 5.

Selesai makan malam, kami pun langsung kembali ke hotel. Setibanya di hotel, saya langsung bergegas menuju ke kawasan Malioboro dengan berjalan kaki. Jaraknya sendiri tidak terlalu jauh dari hotel. Namun begitu, ada sebagian yang memilih istirahat di hotel karena besok pun masih ada jadwal acara ke Malioboro.

Saya juga iseng dengan teman saya untuk mengunjungi "Pasar Kembang". Di kawasan ini terdapat berbagai macam club mini lengkap dengan pelayan perempuan yang menawarkan paket "plus". Ini juga pertama kalinya saya ke tempat kayak gitu, itu juga karena diajak teman. Tapi jangan khawatir, saya hanya numpang lewat doang! ;).

Yang saya suka, perempuan di sana tidak terlalu agresif dan bahkan saya tidak diganggu sama sekali ketika lewat. Apabila masuk ke kawasan ini, anda juga diminta sumbangan sukarela. Meskipun begitu, tidak apa-apa jika anda tidak memberi sumbangan. Setelah itu, kami pun langsung kembali ke hotel.


Hari ke-3

Tepat pukul 7 pagi, kami semua berkumpul untuk sarapan pagi di hotel. Banyak sekali variant makanan di sini, mulai. dari western sampai dengan tradisonal. Setelah selesai sarapan, kami langsung packing dan melakukan check-out sekitar pukul 9 pagi untuk melanjutkan kembali tour kami.

Tujuan selanjutnya adalah keraton Yogyakarta. Sesampainya di sana, kami langsung diajak berkeliling oleh guide kami. Banyak sekali peninggalan sejarah di sini. Namun begitu, beberapa tempat terlihat seperti menyeramkan dengan cahaya lampu yang minim. Saya pun agak ngeri ke tempat tersebut. Selain itu, di sini juga kita bisa melihat pertunjukan seni tradisional khas Jawa. Setelah mengunjungi keraton Yogyakarta, perjalanan dilanjutkan menuju ke restaurant lokal untuk makan siang.
Foto Bareng Abdi Dalem Keraton Yogyakarta

Selesai makan siang, perjalanan dilanjutkan kembali menuju ke kawasan Malioboro untuk belanja oleh-oleh. Harga yang ditawarkan di sini cukup bervarisasi, mulai dari yang murah sampai yang mahal. Tapi kebanyakan harganya dibanderol dengan harga murah dan bahkan masih bisa ditawar. Selesai belanja, kami pun langsung menuju stasiun Lempuyangan untuk kembali menuju ke Karawang. Saya sendiri memilih naik pesawat bersama seorang teman saya.

Setelah drop-off rombongan lain di stasiun, saya dan teman saya langsung menuju ke bandara dengan menggunakan bus rombongan. Sesampainya di sana, saya langsung pergi menuju ke Blue Sky Executive Lounge (lounge favorit saya). Bahkan, di sini kita gak usah repot-repot check-in dan daftarin bagasi karena akan di-handle oleh petugas lounge-nya.
Adisutjipto International Airport

Sempet kesel juga sih karena pesawat kami delay lebih dari 1 jam. Untung saja saya tidak ketinggalan bis DAMRI dari bandara Soekarno-Hatta menuju ke Purwakarta (turun di rest area KM 57 Karawang). Meskipun begitu, saya sangat senang bisa pulang naik pesawat karena saya sangat suka terbang. Akhirnya, saya tiba di rumah sekitar pukul 01:30 selasa dini hari.

Sekian dulu cerita dari saya ya sob, terima kasih bagi yang sudah membaca dari awal sampai akhir dan semoga bermanfaat. Terima kasih.

Sabtu, 30 Agustus 2014

Menikmati Promo Fare 55 Ribu Citilink

Hai sob!!! Kali ini saya mau menceritakan pengalaman saya setelah mendapatkan tiket promo Rp. 55.000 dari Citilink. Semoga bermanfaat.

13 September 2014

Cerita ini berawal saat saya membuka website milik maskapai milik Citilink. Di situ terlihat ada gambar mengenai promo 55 Ribu Citilink. Promonya bisa muncul tiba-tiba antara pukul 19:00 WIB sampai pukul 03.00 WIB. Iseng-iseng saya buka websitenya pas malam minggu. Kebetulan keesokan harinya saya libur kerja. Jagi gak masalah meskipun harus begadang semalaman.

Saya sendiri waktu itu belum pernah naik pesawat. Jadinya saya iseng deh buat booking. Lagian harganya juga cuma Rp. 55.000. Saya juga gak tahu mau terbang ke mana. pokoknya, kalo promonya muncul, saya mau booking aja. Kan lumayan dapat harga tiketnya yang murah. Sebelum pukul 09.00 WIB saya sudah duduk di depan komputer jinjing saya. Tapi tiba-tiba, saya malah disuruh ke rumah kakak ke-3 saya oleh dia yang jaraknya hanya beberapa puluh meter dari rumah saya.

Kaki langsung saya langkahkan ke rumah kakak saya. Setibanya di sana, saya malah disuruh keponakan saya yang waktu itu masih berusia 3 tahun (namanya Satria, cuman saya suka panggil Kevin karena saya suka nama itu) untuk menginap di rumah saya karena kakak saya harus mengurus anaknya yang masih bayi (namanya Aisyah). Kebetulan kakak saya juga sedang mempersiapkan acara 40 hari lahirnya keponakan saya yang masih bayi.  Ya udah deh, saya bawa keponakan saya menginap di rumah saya.

Setibanya di rumah saya dia langsung main sama keponakan saya dari kakak ke-5 saya (namanya Najma). Kebetulan dia juga lagi nginep di rumah saya. Saya sama Kevin udah deket banget. Dari kecil saya yang urus dia kalo mamanya lagi pergi. Boleh dibilang udah kayak kakak ama adik lah. Gak lama si Kevin matanya udah mulai ngantuk. Setelah dia tidur, lanjut deh nyari tiket promo Citilink. Pantengin dari jam 09:00 WIB tapi kagak muncul-muncul, yang ada malah ketiduran.

14 September 2013

Pas tengah malam, keponakan saya terbangun dan dia minta pulang ke rumahnya. Pas lihat jam tangan, udah pukul 5 pagi. Langsung deh saya anterin dia pulang ke rumahnya. Setelah itu, saya pulang lagi ke rumah saya. Pas lihat jam dinding, ternyata jam menunjukan pukul 00:30. Hahaha.... kocak banget!!!! Ternyata saya salah lihat jam. Ngelihat jam tangan saya malah kebalik dan gak nyadar saking ngantuknya saya.

So, berarti masih ada kesempatan buat nyari promonya. Akhirnya saya buka lagi notebook saya dan coba nyari lagi. Alhamdulillah banget, saya nemu promo 55 ribu tujuan Jakarta-Surabaya pada tanggal 19 April 2014 dengan waktu keberangkatan pukul 21:40 WIB dan tiba pukul 22:55 WIB. Langsung deh saya nyari tiket pulangnya juga (Surabaya-Jakarta). Tapi saya hanya nemu di tanggal 20:00 WIB dengan waktu  penerbangan pukul 05:55 dan tiba pukul 07:15 WIB. Tapi gak apa-apa, yang penting saya bisa naik pesawat. Maklum lah, waktu itu saya belum pernah naik pesawat sama sekali. Hehe...

Setelah saya nemu tiket promonya, akhirnya saya booking tuh tiket. Channel pembayaran tiket Citilink pun cukup banyak. Bisa dibayar di Alfamart, Lawson, Alfamidi, ATM, dan lain-lain. Tapi saya putuskan untuk bayar di Alfamart karena jaraknya lebih dekat. Sialnya lagi, Alfamart yang terdekat dengan rumah saya gak buka 24 jam, terpaksa saya nyari yang buka 24 jam.

Setelah lama nyari, akhirnya saya nemu Alfamart yang buka 24 jam, jaraknya sekitar 20 menit dari rumah saya. Parahnya lagi, saya salah kode pembayaran yang satunya lagi. Udah gitu saya lupa bawa HP buat nelpon call center-nya. Akhirnya saya terpaksa bolak-balik. Setelah melakukan pembayaran, akhirnya saya pulang dan tidur.

19 April 2014

Setelah menunggu berbulan-bulan, akhirnya hari ini saya berangkat menuju ke Surabaya dengan menggunakan pesawat Citilink. Setelah menyiapkan itinerari saya, akhirnya saya bergegas menuju ke bandara Internasional Soekarno-Hatta. Saya berangkat ke sana dengan menggunakan DAMRI dari terminal Klari. Ongkosnya sekitar Rp. 55.000.

Saya berangkat dari Klari sekitar pukul 15:00 WIB dan tiba sekitar pukul 17:30 WIB di terminal 1C bandara Soekarno-Hatta. Setelah tiba, saya langsung melakukan check-in dan mendaftarkan bagasi saya. Setelah proses check-in selesai, saya langsung menuju ke ruang tunggu. Karena penerbangan saya masih lama, saya putuskan untuk pergi ke lounge yang berada di lantai 1.
Blue Sky Executive Lounge

Lounge yang tersedia di terminal 1C adalah Blue Sky Executive Lounge. Kebetulan saya juga pernah nyoba Blue Sky Executive Lounge sebelumnya di bandara Adisutjipto Jogjakarta. Lounge ini ternyata lebih mewah daripada yang di Jogjakarta. Bahkan toilet-nya pun bersih dan terkesan mewah. Sayangnya, waktu itu pintu belakangnya belum dibuka. Jadi, saya harus tetap ikut antri di gerbang keberangkatan bersama penumpang lainnya. Alasannya, karena ada perbedaan management antara Angkasa Pura 1 dan 2.

Pas masuk ke lounge, ternyata hanya ada 2 penumpang di sana. Enak juga sih, soalnya saya bisa leluasa bergerak. Namun menjelang malam, ada rombongan jamaah umroh yang menikmati lounge juga. Kaca bagian belakang lounge transparant sehingga kita bisa melihat pesawat yang taxiing maupun yang take-off dan landing.

Menu makanan yang ditawarkan di sini cukup bervariasi. Mulai dari yang berat hingga yang ringan. Bahkan ada juga rujak dengan bumbu petisnya yang berasa banget. Di sini tersedia juga TV dengan saluran International. Bahkan, jika kita ingin internetan, di sini juga tersedia komputer yang terhubung dengan jaringan internet. Jadi kita gak perlu bawa gadget dan nyari sinyal Wi-Fi lagi.

Tak lama kemudian pesawat Citilink yang saya naiki pun mulai boarding. Saya langsung bergegas menuju ke gerbang keberangkatan. Di sana sudah banyak penumpang yang antri masuk ke pesawat. Asyiknya lagi, di sini pake aviobridge. Meskipun di sini hujan, gak perlu khawatir kehujanan. Ini juga pertama kalinya saya pake aviobridge *norak :)*.

Setelah masuk ke pesawat, saya langung mencari tempat duduk saya. Saya duduk di seat nomor 14A (window seat). Ingat!!! Hanya orang dengan kualifikasi tertentu yang bisa duduk di sini.Karena ini penerbangan terakhir dan paling malam, penumpangnya tidak terlalu penuh. Bahkan, saya hanya duduk berdua dengan seorang perempuan (duduk di 14C).
Citilink Seat





Perjalanan dai Jakarta menuju Surabaya ditempuh dalam waktu kurang lebig 1 jam dan 15 menit. Serunya lagi, pilot sempat menyapa kami dari cockpit dan memberikan informasi ketinggian dan kecepatan pesawat. Pesawatnya sendiri terbang di atas ketinggian lebih dari 30.000 kaki di atas permukaan laut dengan kecepatan 600 KM/jam (entah hitungan knot-nya berapa).

Setelah terbang lebih dari 1 jam, tibalah kami di Bandara Internasional Juanda Surabaya. Karena terminal kedatangannya bekas terminal kedatangan Internasional, rata-rata naik dan turunnya penumpang menggunakan aviobridge. Bahkan bandaranya pun cukup bersih dan luas. Bahkan bandara ini juga pernah mendapat predikat bandara terbaik dan bandara dengan toilet terbersih.

Fasilitas di bandara ini cukup lengkap, mulai dari toko souvenir sampai hotel pun ada. Jadi, kalo anda adalah penumpang transit atau mungkin terbang di pagi hari, anda tidak perlu repot mencari penginapan di sekitar bandara karena hotelnya berada di bandara sendiri. Berbagai macam restaurant pun tersedia di sini. Mulai dari yang menyajikan makanan lokal maupun International.

Setibanya di bandara Juanda, saya langsung berkeliling di sekitar bandara dan tidur di bandara karena keesokan paginya saya harus pulang lagi ke Karawang. Sempet juga sih ditanya scurity mengenai penerbangan saya. Lalu saya bilang kalo saya harus terbang di pagi hari. Tapi dia bilang "Ya, mendingan tidur di sini aja daripada ketinggalan pesawat".

Bukan hanya saya saja yang tidur di bandara, banyak kok yang tidur di bandara demi mengejar penerbangan pagi. Bahkan, ada seorang ibu dengan anaknya yang usianya sekitar 3 tahunan tidur di bandara juga. Saya tidur di kursi bandara di terminal 1. Menjelang pagi hari, agak crowded juga karena ada rombongan anak-anak yang kebetulan berangkat tour di pagi hari.

Pagi harinya saya langsung mencuci muka dan gosok gigi di toilet bandara. Mau mandi tapi ribet juga. Akhirnya saya gak mandi *hehe* tapi tetep wangi kok! Lagian pake parfum juga. Sialnya lagi, di toiletnya gak ada tempat menyimpan barang seperti di bandara Soekarno-Hatta. Terpaksa deh koper saya digantung di pintu karena takut kena basah dankotoran toilet.

Sekitar pukul 03.00 WIB, bandara pun mulai dibuka. Saya langsung masuk ke dalam dan melakukan check-in. Setelah proses check-in selesai, saya langsung menuju ke terminal keberangkatan. Di sana saya juga sempat membeli makanan khas Surabaya untuk dijadikan sebagai buah tangan.

Tak lama kemudian, pesawat pun mulai proses boarding. Saya melewati aviobridge untuk bisa masuk ke dalam pesawat. Saya langsung duduk di tempat duduk saya di no 14A. Pagi itu penerbangan agak sedikit penuh. Namun masih ada beberapa bangku yang kosong. Tak lama, pesawat pun mulai menuju landasan pacu untuk melakukan proses take-off.
Morning View at Juanda Int'l Airport

Sesaat setelah take-off, saya melihat pemandangan yang begitu indah. Pemandangannya berupa hamparan sawah dan perbukitan. Cuaca saat itu dalam keadaan cerah sehingga sunrise pun dapat terlihat jelas. Namun penerbangan waktu itu hampir begitu hening. Maklum lah, masih pagi, banyak juga penumpang yang masih dalam keadaan ngantuk karena harus mengejar penerbangan pagi. Di pesawat, saya juga sempat memesan makanan omelet sebagai menu sarapan saya serta 1 botol air mineral.

Setelah terbang kurang dari 1,5 jam, tibalah saya di bandara Internasional Soekarno-Hatta. Kemudian, saya langsung turun dan menuju tempat pengambilan bagasi di terminal 1C. Setelah itu, saya langsung keluar dan menuju tempat pemberhentian bis DAMRI. Kali ini saya naik bis DAMRI dengan tujuan Purwakarta dan minta turun di rest area KM57. Setelah itu saya lanjutkan dengan naik kendaraan umum menuju ke rumah saya.

Selesai...

Thanks ya sob udah mau baca cerita saya!!! Sampai jumpa di perjalanan saya berikutnya!!!
Terima kasih.

BERLIBUR KE LOMBOK HAMPIR KETINGGALAN PESAWAT DAN KETINGGALAN KERETA

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Hai sobat traveler semuanya... Di tulisan kali ini saya akan membahas tentang liburan sa...