Hye sob, kali ini gue mau ceritain pengalaman pertama gue naik kereta api. Semoga kalian gak bosen baca cerita gue ini ya!
Saat gue bertandang ke rumah kakak ke-6 gue di Awipari Tasikmalaya beberapa waktu lalu, dia sempet nyeritain kalau sekarang tiket kereta bisa dipesan di stasiun Awipari yang jaraknya cuma beberapa meter dari rumah kakak gue yang 1 komplek sama Pondok Pesantren Al-Khoeriyah Awipari, Tasikmalaya, Jawa Barat.
Mendengar kakak gue cerita tentang kereta, gue malah penasaran poengen naik kereta. Akhirnya gue minta kakak gue buat nanya-nanya ke petugas stasiun kereta api Awipari mengenai harga tiket dari Awipari menuju ke Cikampek. Itupun mesti diingetin dulu via telepon biar dia inget buat nanya ke petugasnya. Secara, gue kan tinggal di Karawang.
Daripada gue harus nunggu lama info dari kakak gue, lebih baik gue cari aja infonya di internet. Gue sempet browsing dan nyari website resmi PT. Kereta Api Indonesia karena gue sendiri gak tahu website resminya apa. Setelah nemu websitenya akhirnya gue klik tuh website. Website resminya itu adalah http://www.kereta-api.co.id. Sempet kecewa sih.... gara-garanya gak ada rute Awipari-Cikampek (gak ada yang transit di kedua stasiun tersebut. Yang ada cuma Tasik kota dan turun di Purwakarta. Itu juga naiknya kereta jurusan Kroya-Jakarta.
Minggu, 10 Juli 2013.
Hari itu adalah hari di mana gue main ke rumah kakak ke-5 gue. Di sana juga ada keponakan gue yang lagi liburan di sini (Karawang). Nah, kebetulan dia gak ada yang nganterin balik lagi ke Tasik, akhirnya kakak gue minta gue buat nganterin keponakan gue balik ke Pondok Pesantren Al-Khoeriyah Awipari Tasikmalaya. Sontak gue bilang setuju sekalian pengen nyoba naik kereta pas pulangnya.
Kamis, 11 Juli 2013.
Sepulang kerja malam (pulang pagi), gue nelpon 121 buat pesen tiket dari Tasikmalaya ke Purwakarta (keretanya gak transit di Cikampek). Akhirnya gue dikasih kode pembayarannya sama petugasnya. Pembayarannya pun hanya berjarak sekitar beberapa jam dari waktu pemesanan. Akhirnya gue langsung meluncur ke ATM (Anjungan Tunai Mandiri). Tapi sayang yah, bank tempat gue nabung gak mendukung fasilitas pembayaran tiket kereta api.
Setelah gagal melakukan pembayaran di ATM, akhirnya gue meluncur ke kantor pos buat melakukan pembayaran tiketnya. Kali ini gue mampir ke kantor pos di Purwasari yang jaraknya gak jauh-jauh amat dari rumah gue. Biasanya gue ke kantor pos Cikampek. Nah, di sana gue disambut sama petugas yang ramah dan welcome banget. Langsung deh gue kasih tau tujuan gue ke kantor pos tersebut. Terus, gue kasih juga nomor verifikasi pemesanan tiket keretanya.
Setelah melakukan pembayaran, akhirnya dicetaklah tuh bukti pembayarannya. Sebelum diserahin ke gue, dia cek dulu resinya sekalian dia pengen tahu kayak apa sih bukti pemesanan tiket kereta api itu. Mungkin, itu juga pertama kalinya bagi petugas tersebut melayani pelanggan yang melakukan pembayaran tiket kereta. Dia juga sempet tanya-tanya ke gue gitu. Setelah selesai, akhirnya gue langsung pulang.
Sabtu, 13 Juli 2013.
Hari ini gue nganter keponakan gue buat balik ke Tasikmalaya. Sepulang kerja (pulang pagi), gue langsung bergegas pergi meskipun dalam keadaan ngantuk berat. Setelah itu, tibalah gue di rest area KM57 dengan diantar kakak gue naik motor terpisah dengan keponakan gue yang diantar oleh kakak ipar gue. Kebetulan, rest area KM57 itu merupakan shelter bis ke beberapa tujuan (arah timur).
Tak lama kemudian, datanglah bis tujuan kota Tasikmalaya dengan kelas Eksekutif. Bis yang kami naiki berangkat sekitar pukul 10.00WIB. Sayangnya, bisnya gak ada bantalnya. Padahal biasanya ada. Bisnya hanya diisi oleh beberapa penumpang saja. Karena banyak bangku yang kosong, keponakan gue pun duduk sendiri. Perjalanannya pun terbilang cukup lancar dan hampir tidak ada hambatan. Hanya saja bisnya sempat berhenti agak lama di tempat istirahatnya. Kami tiba di Kota Tasikmalaya sekitar pukul 02.30.
Sesampainya di Pool bis yang kami naiki, kami langsung melanjutkan perjalanan ke stasiun Awipari, Tasikmalaya, dengan menggunakan angkutan kota. Untuk sampai ke Awipari, kami harus naik angkutan kota sebanya dua kali. Yang pertama, kami naik angkutan kota no. 05 tujuan Terminal Pancasila. Setelah itu, kami lanjutkan dengan naik angkutan no. 01 dengan tujuan terakhir Terminal Cibeureum. Tak lama kemudian, tibalah kami di Pondok Pesantren Al-Khoeriyah, Awipari, Tasikmalaya.
Sesampainya di sana, kami langsung bergegas ke rumah kakak ipar gue yang rumahnya tepat di depan Masjid Jamie Al-Khoeriyah, Awipari, Tasikmalaya. Gue pun langsung disambut sama kakak ke-6 gue dan keponakan-keponakan gue (anak dari kakak gue). Gue pun akhirnya nginep di sana.
Minggu, 14 Juli 2013.
Tepat pukul 03.00 dini hari, kakak gue bangunin gue buat sahur. Gue paksain nih mata buat melek meskipun agak ngantuk dan capek setelah perjalanan kemarin. Setelah selesai sahur dan sholat subuh, gue pun langsung tidur kembali karena masih ngantuk. Tapi, gue harus bangun pagi-pagi karena kakak gue ngajakin gue ke Dadaha sebelum gue pulang ke Karawang.
Tepat pukul 06.30 WIB, gue pun kebangun. Tapi ternyata, kakak gue masih tidur. Gak enak dong kalo gue bangunin dia buat ngajakin gue ke Dadaha. Akhirnya, gue juga malah malas-malasan di tempat tidur. Gak lama kemudian, gue pun langsung mandi. Setelah selesai mandi, ternyata waktu menunjukan pukul 09.00 WIB.
Setelah selesai mandi, gue pun langsung packing buat pulang (ke Dadaha-nya gak jadi). Gue pun langsung bergegas untuk pergi ke stasiun kota Tasikmalaya buat nukerin resi pembayaran tiket dengan tiket yang aslinya. Meskipun ada stasiun Awipari di seberang jalan, tapi di situ bukanlah tempat transit kereta yang gue naiki. Jadwal kereta gue itu berangkat pukul 11.20 WIB. Tapi, gue harus verifikasi dan nukerin tiket maksimal 1 jam sebelum keberangkatan.
Selesai packing, ternyata mobil yang mau di pakai buat nganterin gue ke stasiun lagi dipake sama keluarga kakak ipar gue buat pergi ke Dadaha. Terpaksa deh gue harus naik sepeda motor buat ke stasiun-nya dengan diantar kaka ipar gue. Sesampainya di stasiun, gue langsung nukerin resinya ke tiket asli dan melakukan verifikasi ke petugasnya. Terus, gue langsung tunggu keretanya.
Selagi nunggu keretanya datang, ternyata kakak ke-6 gue juga nyusul naik angkot ke stasiun. Terus, kakak ipar gue jemput kakak gue di gang yang menuju ke arah stasiun kota Tasikmalaya. Kebetulan stasiunnya juga gak terlalu jauh-jauh amat dari Awipari. Sesampainya di sana, kakak gue langsung duduk nungguin keberangkatan gue.
Tepat pukul 11.10 WIB, bel di Stasiun pun berbunyi menandakan ada kereta yang akan tiba di stasiun tersebut. Tak lama kemudian, kereta gue pun datang. Akhirnya, gue pun langsung pamit ke kakak gue dan kakak ipar gue, serta keponakan gue. Gue pun langsung nanya ke petugasnya mengenai gerbong kereta gue. Di tulisannya sih K3-2, cuman gue gak ngerti masalah kayak gituan (soalnya baru pertama kali naik kereta). Ternyata gue itu duduk di gerbong ke-2 dari depan atau ke-3 jika dihitung dengan lokomotifnya.
Di tiket kereta gue, tertulis kalo gue duduk di bangku nomor 8E (dekat jendela). Akan tetapi, di situ ada seorang perempuan yang tengah tertidur lelap yang kayaknya duduk di bangku 8D (sebelah gue). Akhirnya, gue terpaksa duduk di 8D yang posisinya di bagian dalam (gak dekat jendela). Padahal, gue tuh pengen banget lihat pemandangan pegunungan dari dalam kereta. Tapi, ya udahlah! Gue kan harus ngalah sama perempuan. Toh dia juga gak maksud buat duduk di situ.
Kereta yang gue naiki adalah kereta Serayu pagi (jadwalnya emang pagi). Kelasnya hanya tersedia kelas AC Ekonomi. Sebenarnya kereta ini dulunya adalah kelas Ekonomi, namun ada penambahan AC (Air Conditioner) batangan di dalamnya. Meskipun begitu, kaca jendelanya masih bisa dibuka karena belum dipatenkan.
Di beberapa stasiun, masih saja ada pedagang yang lalu lalang masuk ke dalam kereta api. Padahal, mereka itu sebenarnya dilarang berjualan di dalam kereta. Boleh dibilang sih, dulu pedagang asongan itu banyak banget yang jualan di dalam kereta (tanpa bayar tiket) alias gretongan. Selain mengganggu ketertiban dan kenyamanan penumpang, hal itu juga tentu bisa merugikan PT. KAI (Kereta Api Indonesia).
Nah, ada hal unik yang dilakukan oleh salah seorang pedagang perempuan yang usianya kira-kira separuh baya. Dia berjualan di dalam kereta Serayu yang gue naiki dengan cara bayar tiket. Boleh dibilang sih dia adalah satu-satunya pedagang asongan yang ada di dalam kereta Serayu ini. Mungkin itu juga salah satu trik dia supaya gak diusir keluar kereta. Saat ada pemeriksaan pun dia bisa menunjukkan tiketnya. Salut dah buat ibu yang satu ini!
Oh iya, perempuan tersebut juga sempat bercerita kepada penumpang lain mengenai alasan dia berjualan di dalam kereta dengan membayar tiket penuh. Keuntungan yang dia dapat ternyata lebih besar dari harga tiket yang harus dia bayar. Apalagi, dia itu satu-satunya pedagang asongan yang jualan di dalam kereta Serayu saat kereta berjalan. Sementara pedagang lain, hanya ketika kereta transit saja. Soalnya ada larangan juga dari petugasnya. Kebayang kan keuntungan yang dia dapet itu berapa??!!!
Tepat pukul 11.20 WIB, kereta pun mulai berangkat. Di perjalanan, gue disuguhi keindahan kuasa illahi yang belum pernah gue lihat sebelumnya karena ini pertama kalinya gue naik kereta api. Jalur keretanya pun melewati pegunungan yang tidak terlalu ramai dengan bangunan-bangunan seperti di perkotaan. Pokoknya indah banget deh dan sulit diungkapkan dengan kata-kata.
Kereta yang gue naiki terdiri dari 5 gerbong (tidak termasuk lokomotif). Gerbong ke-1,2,4, dan 5 adalah gerbong penumpang, sedangkan gerbong ke-3 adalah gerbong restaurant. Meskipun ada gerbong restaurant, orang-orang lebih milih makan di tempat duduk mereka karena ada pelayan yang selalu stand-by buat melayani mereka.
Gue juga penasaran sih! Pengen tahu rasanya makanan di kereta Serayu yang gue naiki ini. Dengan berat hati, gue terpaksa membatalkan puasa gue hanya demi merasakan makanan di kereta Serayu ini. Mungkin ini adalah hal yang paling konyol yang pernah gue lakuin. Tapi, gue harap Allah mau maafin gue. Gue pun akhirnya pergi ke gerbong restaurant buat pesen makanan. Kalo gue pesen di tempat duduk gue, gue merasa gak enak sama penumpang lain yang lagi puasa. Gue juga kan respect mereka.
Sesampainya di gerbong restaurant, gue langsung pesen makanan dan minuman. Kali ini gue pesen menu makanan nasi goreng dan mie goreng, serta minumannya yaitu susu hangat. Harganya pun cukup terjangkau. Harga makanannya hanya Rp. 10.000, sedangkan minumannya hanya Rp. 5.000. Rasanya juga sangat enak. Setelah makan, akhirnya gue balik lagi ke tempat duduk gue.
Saat melewati Pegunungan di Bandung dan kawasan Cipularang, gue sempat memotret beberapa gambar dari balik pintu kereta dan ngeksis dikit di dalam kereta. Hehe...! Pemandangan yang disuguhkan terlihat sangat indah dan masih jauh dari keramaian. Dan bahkan, ada salah satu celah tebing yang mirip kayak scene di film Jurassic Park III (adegan saat Eric melepas parasutnya dari boat dan melayang diantara celah bukit yang indah).
Oh iya, kereta juga sempat melewati terowongan Sasaksaat yang panjang dan gelap (949M). Terowongan tersebut merupakan terowongan yang membelah bukit Cidepong. Meskipun begitu, banyak juga jalur kereta yang harus memutari bukit (bukan membelah bukit). Hal itulah yang membuat perjalanan kereta ini sedikit lebih memakan waktu. Coba deh kalian amati lintasan kereta di samping kiri dan kanan tol Cipularang. Kalian pasti bakalan ngerti maksud gue.
Pukul 03.05WIB (sesuai jadwal), tibalah gue di stasiun kereta api Purwakarta. Di sana gue langsung turun dan menunggu KRD (Kereta Diesel) untuk melanjutkan perjalanan ke stasiun kereta api Cikampek. Karena, kereta Serayu itu gak transit di stasiun Cikampek. Gue pun harus nunggu lebih dari 1 jam karena keretanya baru berangkat sekitar pukul 16.30 WIB. Loketnya pun baru dibuka sekitar pukul 16.15 WIB.
Saat loket dibuka, semua orang langsung berebut mengantri supaya dapat tempat duduk di dalam kereta (gak ada pengaturan tempat duduk). Harga tiketnya pun terbilang murah. Untuk tujuan Purwakarta-Cikampek saja harganya cuma Rp. 2.500. Setelah membeli tiket kereta, gue pun langsung masuk ke dalam kereta. Kereta KRD yang saya naiki kali ini sempat delay beberapa menit. Gara-garanya sih lokomotif dan gerbong barangnya harus dipindah dulu (dari depan ke belakang). Setelah delay beberapa menit, keretanya pun akhirnya berangkat juga.
Di perjalanan, kami pun disuguhi pemandangan yang indah. Bedanya, kali ini kebanyakan udah bercampur sama bangunan-bangunan yang sedikit mengganggu keindahan hijaunya alam ini. Keretanya pun ternyata bisa berhenti di mana saja (tidak selalu di stasiun). Tapi, berhentinya hanya di tempat tertentu saja yang biasanya banyak yang turun di situ.
Tak lama kemudian, kereta pun tiba dan berhenti di stasiun Cikampek (lupa jam berapa tibanya). Gue pun langsung turun dan berjalan mencari angkutan umum. Setelah itu, gue pun langsung meluncur pulang ke rumah dan tiba di rumah tepat dengan waktu maghrib tiba.
Note:
Pengalaman ini merupakan pengalaman yang mengesankan bagi gue karena ini pertama kalinya gue naik kereta meskipun gue sendiri kurang puas (karena gak dapat kelas Eksekutif), dan keretanya gak transit di Cikampek. Perjalanannya pun lumayan lama, bahkan lebih lama dari naik bis dalam keadaan lancar. Soalnya, gue harus naik turun kereta 2 kali karena gak ada yang transit di Cikampek. Tapi, gue salut deh sama pelayanan PT. KAI yang sangat memuaskan.
Semoga cerita ini gak ngebosenin bagi kalian yang udah membacanya. Atas perhatiannya, gue ucapin terima banyak terima kasih.
Saat gue bertandang ke rumah kakak ke-6 gue di Awipari Tasikmalaya beberapa waktu lalu, dia sempet nyeritain kalau sekarang tiket kereta bisa dipesan di stasiun Awipari yang jaraknya cuma beberapa meter dari rumah kakak gue yang 1 komplek sama Pondok Pesantren Al-Khoeriyah Awipari, Tasikmalaya, Jawa Barat.
Mendengar kakak gue cerita tentang kereta, gue malah penasaran poengen naik kereta. Akhirnya gue minta kakak gue buat nanya-nanya ke petugas stasiun kereta api Awipari mengenai harga tiket dari Awipari menuju ke Cikampek. Itupun mesti diingetin dulu via telepon biar dia inget buat nanya ke petugasnya. Secara, gue kan tinggal di Karawang.
Daripada gue harus nunggu lama info dari kakak gue, lebih baik gue cari aja infonya di internet. Gue sempet browsing dan nyari website resmi PT. Kereta Api Indonesia karena gue sendiri gak tahu website resminya apa. Setelah nemu websitenya akhirnya gue klik tuh website. Website resminya itu adalah http://www.kereta-api.co.id. Sempet kecewa sih.... gara-garanya gak ada rute Awipari-Cikampek (gak ada yang transit di kedua stasiun tersebut. Yang ada cuma Tasik kota dan turun di Purwakarta. Itu juga naiknya kereta jurusan Kroya-Jakarta.
Minggu, 10 Juli 2013.
Hari itu adalah hari di mana gue main ke rumah kakak ke-5 gue. Di sana juga ada keponakan gue yang lagi liburan di sini (Karawang). Nah, kebetulan dia gak ada yang nganterin balik lagi ke Tasik, akhirnya kakak gue minta gue buat nganterin keponakan gue balik ke Pondok Pesantren Al-Khoeriyah Awipari Tasikmalaya. Sontak gue bilang setuju sekalian pengen nyoba naik kereta pas pulangnya.
Kamis, 11 Juli 2013.
Sepulang kerja malam (pulang pagi), gue nelpon 121 buat pesen tiket dari Tasikmalaya ke Purwakarta (keretanya gak transit di Cikampek). Akhirnya gue dikasih kode pembayarannya sama petugasnya. Pembayarannya pun hanya berjarak sekitar beberapa jam dari waktu pemesanan. Akhirnya gue langsung meluncur ke ATM (Anjungan Tunai Mandiri). Tapi sayang yah, bank tempat gue nabung gak mendukung fasilitas pembayaran tiket kereta api.
Setelah gagal melakukan pembayaran di ATM, akhirnya gue meluncur ke kantor pos buat melakukan pembayaran tiketnya. Kali ini gue mampir ke kantor pos di Purwasari yang jaraknya gak jauh-jauh amat dari rumah gue. Biasanya gue ke kantor pos Cikampek. Nah, di sana gue disambut sama petugas yang ramah dan welcome banget. Langsung deh gue kasih tau tujuan gue ke kantor pos tersebut. Terus, gue kasih juga nomor verifikasi pemesanan tiket keretanya.
Setelah melakukan pembayaran, akhirnya dicetaklah tuh bukti pembayarannya. Sebelum diserahin ke gue, dia cek dulu resinya sekalian dia pengen tahu kayak apa sih bukti pemesanan tiket kereta api itu. Mungkin, itu juga pertama kalinya bagi petugas tersebut melayani pelanggan yang melakukan pembayaran tiket kereta. Dia juga sempet tanya-tanya ke gue gitu. Setelah selesai, akhirnya gue langsung pulang.
Sabtu, 13 Juli 2013.
Hari ini gue nganter keponakan gue buat balik ke Tasikmalaya. Sepulang kerja (pulang pagi), gue langsung bergegas pergi meskipun dalam keadaan ngantuk berat. Setelah itu, tibalah gue di rest area KM57 dengan diantar kakak gue naik motor terpisah dengan keponakan gue yang diantar oleh kakak ipar gue. Kebetulan, rest area KM57 itu merupakan shelter bis ke beberapa tujuan (arah timur).
Tak lama kemudian, datanglah bis tujuan kota Tasikmalaya dengan kelas Eksekutif. Bis yang kami naiki berangkat sekitar pukul 10.00WIB. Sayangnya, bisnya gak ada bantalnya. Padahal biasanya ada. Bisnya hanya diisi oleh beberapa penumpang saja. Karena banyak bangku yang kosong, keponakan gue pun duduk sendiri. Perjalanannya pun terbilang cukup lancar dan hampir tidak ada hambatan. Hanya saja bisnya sempat berhenti agak lama di tempat istirahatnya. Kami tiba di Kota Tasikmalaya sekitar pukul 02.30.
Sesampainya di Pool bis yang kami naiki, kami langsung melanjutkan perjalanan ke stasiun Awipari, Tasikmalaya, dengan menggunakan angkutan kota. Untuk sampai ke Awipari, kami harus naik angkutan kota sebanya dua kali. Yang pertama, kami naik angkutan kota no. 05 tujuan Terminal Pancasila. Setelah itu, kami lanjutkan dengan naik angkutan no. 01 dengan tujuan terakhir Terminal Cibeureum. Tak lama kemudian, tibalah kami di Pondok Pesantren Al-Khoeriyah, Awipari, Tasikmalaya.
Sesampainya di sana, kami langsung bergegas ke rumah kakak ipar gue yang rumahnya tepat di depan Masjid Jamie Al-Khoeriyah, Awipari, Tasikmalaya. Gue pun langsung disambut sama kakak ke-6 gue dan keponakan-keponakan gue (anak dari kakak gue). Gue pun akhirnya nginep di sana.
Minggu, 14 Juli 2013.
Tepat pukul 03.00 dini hari, kakak gue bangunin gue buat sahur. Gue paksain nih mata buat melek meskipun agak ngantuk dan capek setelah perjalanan kemarin. Setelah selesai sahur dan sholat subuh, gue pun langsung tidur kembali karena masih ngantuk. Tapi, gue harus bangun pagi-pagi karena kakak gue ngajakin gue ke Dadaha sebelum gue pulang ke Karawang.
Tepat pukul 06.30 WIB, gue pun kebangun. Tapi ternyata, kakak gue masih tidur. Gak enak dong kalo gue bangunin dia buat ngajakin gue ke Dadaha. Akhirnya, gue juga malah malas-malasan di tempat tidur. Gak lama kemudian, gue pun langsung mandi. Setelah selesai mandi, ternyata waktu menunjukan pukul 09.00 WIB.
Setelah selesai mandi, gue pun langsung packing buat pulang (ke Dadaha-nya gak jadi). Gue pun langsung bergegas untuk pergi ke stasiun kota Tasikmalaya buat nukerin resi pembayaran tiket dengan tiket yang aslinya. Meskipun ada stasiun Awipari di seberang jalan, tapi di situ bukanlah tempat transit kereta yang gue naiki. Jadwal kereta gue itu berangkat pukul 11.20 WIB. Tapi, gue harus verifikasi dan nukerin tiket maksimal 1 jam sebelum keberangkatan.
Selesai packing, ternyata mobil yang mau di pakai buat nganterin gue ke stasiun lagi dipake sama keluarga kakak ipar gue buat pergi ke Dadaha. Terpaksa deh gue harus naik sepeda motor buat ke stasiun-nya dengan diantar kaka ipar gue. Sesampainya di stasiun, gue langsung nukerin resinya ke tiket asli dan melakukan verifikasi ke petugasnya. Terus, gue langsung tunggu keretanya.
Selagi nunggu keretanya datang, ternyata kakak ke-6 gue juga nyusul naik angkot ke stasiun. Terus, kakak ipar gue jemput kakak gue di gang yang menuju ke arah stasiun kota Tasikmalaya. Kebetulan stasiunnya juga gak terlalu jauh-jauh amat dari Awipari. Sesampainya di sana, kakak gue langsung duduk nungguin keberangkatan gue.
Tepat pukul 11.10 WIB, bel di Stasiun pun berbunyi menandakan ada kereta yang akan tiba di stasiun tersebut. Tak lama kemudian, kereta gue pun datang. Akhirnya, gue pun langsung pamit ke kakak gue dan kakak ipar gue, serta keponakan gue. Gue pun langsung nanya ke petugasnya mengenai gerbong kereta gue. Di tulisannya sih K3-2, cuman gue gak ngerti masalah kayak gituan (soalnya baru pertama kali naik kereta). Ternyata gue itu duduk di gerbong ke-2 dari depan atau ke-3 jika dihitung dengan lokomotifnya.
Di tiket kereta gue, tertulis kalo gue duduk di bangku nomor 8E (dekat jendela). Akan tetapi, di situ ada seorang perempuan yang tengah tertidur lelap yang kayaknya duduk di bangku 8D (sebelah gue). Akhirnya, gue terpaksa duduk di 8D yang posisinya di bagian dalam (gak dekat jendela). Padahal, gue tuh pengen banget lihat pemandangan pegunungan dari dalam kereta. Tapi, ya udahlah! Gue kan harus ngalah sama perempuan. Toh dia juga gak maksud buat duduk di situ.
Kereta yang gue naiki adalah kereta Serayu pagi (jadwalnya emang pagi). Kelasnya hanya tersedia kelas AC Ekonomi. Sebenarnya kereta ini dulunya adalah kelas Ekonomi, namun ada penambahan AC (Air Conditioner) batangan di dalamnya. Meskipun begitu, kaca jendelanya masih bisa dibuka karena belum dipatenkan.
Di beberapa stasiun, masih saja ada pedagang yang lalu lalang masuk ke dalam kereta api. Padahal, mereka itu sebenarnya dilarang berjualan di dalam kereta. Boleh dibilang sih, dulu pedagang asongan itu banyak banget yang jualan di dalam kereta (tanpa bayar tiket) alias gretongan. Selain mengganggu ketertiban dan kenyamanan penumpang, hal itu juga tentu bisa merugikan PT. KAI (Kereta Api Indonesia).
Nah, ada hal unik yang dilakukan oleh salah seorang pedagang perempuan yang usianya kira-kira separuh baya. Dia berjualan di dalam kereta Serayu yang gue naiki dengan cara bayar tiket. Boleh dibilang sih dia adalah satu-satunya pedagang asongan yang ada di dalam kereta Serayu ini. Mungkin itu juga salah satu trik dia supaya gak diusir keluar kereta. Saat ada pemeriksaan pun dia bisa menunjukkan tiketnya. Salut dah buat ibu yang satu ini!
Oh iya, perempuan tersebut juga sempat bercerita kepada penumpang lain mengenai alasan dia berjualan di dalam kereta dengan membayar tiket penuh. Keuntungan yang dia dapat ternyata lebih besar dari harga tiket yang harus dia bayar. Apalagi, dia itu satu-satunya pedagang asongan yang jualan di dalam kereta Serayu saat kereta berjalan. Sementara pedagang lain, hanya ketika kereta transit saja. Soalnya ada larangan juga dari petugasnya. Kebayang kan keuntungan yang dia dapet itu berapa??!!!
Tepat pukul 11.20 WIB, kereta pun mulai berangkat. Di perjalanan, gue disuguhi keindahan kuasa illahi yang belum pernah gue lihat sebelumnya karena ini pertama kalinya gue naik kereta api. Jalur keretanya pun melewati pegunungan yang tidak terlalu ramai dengan bangunan-bangunan seperti di perkotaan. Pokoknya indah banget deh dan sulit diungkapkan dengan kata-kata.
Kereta yang gue naiki terdiri dari 5 gerbong (tidak termasuk lokomotif). Gerbong ke-1,2,4, dan 5 adalah gerbong penumpang, sedangkan gerbong ke-3 adalah gerbong restaurant. Meskipun ada gerbong restaurant, orang-orang lebih milih makan di tempat duduk mereka karena ada pelayan yang selalu stand-by buat melayani mereka.
Gue juga penasaran sih! Pengen tahu rasanya makanan di kereta Serayu yang gue naiki ini. Dengan berat hati, gue terpaksa membatalkan puasa gue hanya demi merasakan makanan di kereta Serayu ini. Mungkin ini adalah hal yang paling konyol yang pernah gue lakuin. Tapi, gue harap Allah mau maafin gue. Gue pun akhirnya pergi ke gerbong restaurant buat pesen makanan. Kalo gue pesen di tempat duduk gue, gue merasa gak enak sama penumpang lain yang lagi puasa. Gue juga kan respect mereka.
Sesampainya di gerbong restaurant, gue langsung pesen makanan dan minuman. Kali ini gue pesen menu makanan nasi goreng dan mie goreng, serta minumannya yaitu susu hangat. Harganya pun cukup terjangkau. Harga makanannya hanya Rp. 10.000, sedangkan minumannya hanya Rp. 5.000. Rasanya juga sangat enak. Setelah makan, akhirnya gue balik lagi ke tempat duduk gue.
Saat melewati Pegunungan di Bandung dan kawasan Cipularang, gue sempat memotret beberapa gambar dari balik pintu kereta dan ngeksis dikit di dalam kereta. Hehe...! Pemandangan yang disuguhkan terlihat sangat indah dan masih jauh dari keramaian. Dan bahkan, ada salah satu celah tebing yang mirip kayak scene di film Jurassic Park III (adegan saat Eric melepas parasutnya dari boat dan melayang diantara celah bukit yang indah).
Oh iya, kereta juga sempat melewati terowongan Sasaksaat yang panjang dan gelap (949M). Terowongan tersebut merupakan terowongan yang membelah bukit Cidepong. Meskipun begitu, banyak juga jalur kereta yang harus memutari bukit (bukan membelah bukit). Hal itulah yang membuat perjalanan kereta ini sedikit lebih memakan waktu. Coba deh kalian amati lintasan kereta di samping kiri dan kanan tol Cipularang. Kalian pasti bakalan ngerti maksud gue.
Pukul 03.05WIB (sesuai jadwal), tibalah gue di stasiun kereta api Purwakarta. Di sana gue langsung turun dan menunggu KRD (Kereta Diesel) untuk melanjutkan perjalanan ke stasiun kereta api Cikampek. Karena, kereta Serayu itu gak transit di stasiun Cikampek. Gue pun harus nunggu lebih dari 1 jam karena keretanya baru berangkat sekitar pukul 16.30 WIB. Loketnya pun baru dibuka sekitar pukul 16.15 WIB.
Saat loket dibuka, semua orang langsung berebut mengantri supaya dapat tempat duduk di dalam kereta (gak ada pengaturan tempat duduk). Harga tiketnya pun terbilang murah. Untuk tujuan Purwakarta-Cikampek saja harganya cuma Rp. 2.500. Setelah membeli tiket kereta, gue pun langsung masuk ke dalam kereta. Kereta KRD yang saya naiki kali ini sempat delay beberapa menit. Gara-garanya sih lokomotif dan gerbong barangnya harus dipindah dulu (dari depan ke belakang). Setelah delay beberapa menit, keretanya pun akhirnya berangkat juga.
Di perjalanan, kami pun disuguhi pemandangan yang indah. Bedanya, kali ini kebanyakan udah bercampur sama bangunan-bangunan yang sedikit mengganggu keindahan hijaunya alam ini. Keretanya pun ternyata bisa berhenti di mana saja (tidak selalu di stasiun). Tapi, berhentinya hanya di tempat tertentu saja yang biasanya banyak yang turun di situ.
Tak lama kemudian, kereta pun tiba dan berhenti di stasiun Cikampek (lupa jam berapa tibanya). Gue pun langsung turun dan berjalan mencari angkutan umum. Setelah itu, gue pun langsung meluncur pulang ke rumah dan tiba di rumah tepat dengan waktu maghrib tiba.
Note:
Pengalaman ini merupakan pengalaman yang mengesankan bagi gue karena ini pertama kalinya gue naik kereta meskipun gue sendiri kurang puas (karena gak dapat kelas Eksekutif), dan keretanya gak transit di Cikampek. Perjalanannya pun lumayan lama, bahkan lebih lama dari naik bis dalam keadaan lancar. Soalnya, gue harus naik turun kereta 2 kali karena gak ada yang transit di Cikampek. Tapi, gue salut deh sama pelayanan PT. KAI yang sangat memuaskan.
Semoga cerita ini gak ngebosenin bagi kalian yang udah membacanya. Atas perhatiannya, gue ucapin terima banyak terima kasih.