Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Berawal dari adanya promo tiket kereta api yang dipublikasikan oleh PT KAI (Kereta Api Indonesia), saya langsung deh buru-buru cek ketersediaanya di website resmi PT KAI. Setelah cek jadwal dan ketersediaan, langsung deh saya merencanakan perjalanan saya. Kali ini sedikit konyol, 7 kereta sekaligus saya pesannya. Tapi gak semuanya promo juga sih.
Sabtu, 19 Juli 2014
Kereta Pertama : Harina
Kelas : Bisnis
Subclass : Y
Harga : Rp. 49.000,- (promo)
Selepas makan sahur, saya langsung bergegas menuju ke stasiun kereta api Cikampek. Saya tiba di sana sekitar pukul 02:30 WIB. Kereta pertama yang saya naiki adalah kereta api Harina menuju ke Bandung. Harga tiketnya cuma Rp. 49.000 untuk kelas bisnis (promo). Sayangnya untuk kelas eksekutif, promonya sendiri sudah habis terjual.
Keretanya sendiri sedikit mengalami keterlambatan tiba di Cikampek. Sehingga, kereta juga mengalami keterlambatan berangkat dari Cikampek menuju ke Bandung. Saya tiba di Bandung sekitar pukul 06:00 WIB. Padahal saya harusnya tiba sekitar pukul 04:50 WIB. Untungnya saya masih punya waktu sekitar 1 jam untuk naik ke kereta api Lodaya pagi. Sesampainya di Bandung, saya langsung naik ke kereta Lodaya Pagi.
Kereta Kedua : Lodaya Pagi
Kelas : Eksekutif
Subclass : I
Harga : Rp. 220.000,- (tarif normal)
Saya duduk di gerbong 1 dengan nomor kursi 8A. Namun, kursi tersebut malah diisi oleh wisatawan asing. Saya pun diminta untuk pindah kursi oleh guidenya dengan alasan bikin impress tuh wisatawan. Ach.... Padahal saya dah bela-belain dapat tuh kursi. Pemandangan di bagian itu pun jauh lebih baik dan indah. Ya udahlah, toh wisatawan asing tersebut juga jarang ke Indonesia.
Di sepanjang perjalanan, saya disuguhi pemandangan jalur selatan yang begitu indah. Pegunungan yang indah serta melewati jembatan-jembatan tinggi terutama jembatan Cirahong yang begitu terkenal di Tasikmalaya. Jembatan ini begitu unik. Di bagian atasnya adalah jalan kereta api, namun di bawahnya adalah jalanan mobil. Tepat pukul 15:30 WIB, tibalah saya di stasiun Yogyakarta.
Kereta Ketiga : Argo Dwipangga
Kelas : Eksekutif
Subclass : A
Harga : Rp. 50.000,- (tiket Go Show)
Sesampainya di Yogyakarta, saya langsung membeli tiket terusan ke Solo. Saya sendiri memilih tiket kereta Argo Dwipangga. You know what? Harga tiketnya super duper murah dari harga aslinya. Cuma Rp.50.000 untuk kelas eksekutif. Hanya saja nama kita gak tercetak di tiket. Yang ada hanya tulisan "PNP GO SHOW" atau "Penumpang Go Show". Saya sendiri naik Argo Dwipangga yang kabinnya mirip kayak pesawat terbang.
Sepanjang perjalanan dari Yogyakarta ke Solo saya disuguhi oleh pemandangan yang sangat indah. Banyak sekali hamparan pegunungan yang terhampar luasnya. Tak lama kemudian, tibalah saya di stasiun Solo Balapan. Saya langsung keluar stasiun dan berjalan kaki sambil memeriksa tempat menarik yang ada di sekitar stasiun.
Sesampainya di Solo
Sesampainya di Solo, saya kemudian mengunjungi Monumen Banjarsari yang jaraknya tidak terlalu jauh dari stasiun dengan berjalan kaki sambil melewati pasar Elpabes Surakarta. Monumennya sedikit kurang terawat. Namun banyak juga warga sekitar yang menghabiskan waktu di sini pada sore hari. Setelah mengunjungi Monumen Banjarsari, saya putuskan untuk pergi ke alun-alun Selatan Keraton Surakarta.
Jujur saja, saya sedikit mengalami kesulitan dalam hal menemukan transportasi di situ. Bahkan taksi juga jarang lewat. Terus saya tanya aja ke seorang ibu dan beliau menyarankan saya naik becak. Akihrnya dia bantuin saya untuk mencari becak dan melakukan tawar menawar harga dengan tukang becaknya. kemudian mereka setuju dengan tarif Rp. 12.000,-. Jujur aja saya juga gak tahu berapa tarif sebenernya. Dan makasih banget buat ibu yang telah membantu saya mencarikan becak.
Well, ternyata perjalanannya cukup jauh juga. Dan dengan jarak sejauh itu dari monumen Banjarsari ke alun-alun selatan Keraton Solo tarifnya cuma Rp. 12.000,-. Dengan jarak segitu kalo di Karawang udah pasti harganya lebih dari itu. Jujur aja, saya juga jadi gak enak hati. Akhirnya, saya bayar saja Rp. 20.000,-.
Karena Keraton Surakarta sudah tutup pada sore hari, saya hanya bisa mengunjungi alun-alun selatan Keraton saja. Tapi jangan kuatir, di sini juga ramai kok pada malam hari. Banyak sekali warga yang datang ke sini pada malam hari. Bahkan, di sini juga tersedia jajanan tradisional yang menggugah selera. Ada juga penyewaan sepeda yang dihiasi oleh lampu untuk sekedar berkeliling di sini. Tenang, harganya gak terlalu mahal kok!
Setelah mengunjungi alun-alun selatan Keraton Surakarta, Saya langsung kembali menuju ke stasiun Solo Balapan dengan menggunakan becak kembali. Sesampainya di stasiun, saya langsung menunggu kereta Gajayana menuju ke stasiun Tugu Yogyakarta.
Kereta Keempat : Gajayana
Kelas : Eksekutif
Subclass : Y
Harga : Rp.99.000 (promo)
Setelah menunggu cukup lama dan keretanya terlambat sekitar 20 menitan, akhirnya kereta Gajayana pun tiba dan saya langsung naik. Gajayana sendiri kabinnya mirip kayak kabin pesawat, keretanya pun cukup bersih dan terawat. Maklumlah ini kereta terkenal dengan kabinnya yang mirip kayak pesawat.
Tak lama kemudian tibalah saya di stasiun Tugu Yogyakarta. Di sana saya langsung menuju ke jalan Malioboro untuk berbelanja oleh-oleh. Setelah selesai belanja, saya langsung kembali ke stasiun Tugu Yogyakarta dan melanjutkan perjalanan menuju kota Tasikmalaya dengan menggunakan kereta api Malabar.
Kereta Kelima : Malabar
Kelas : Eksekutif
Subclass : X
Harga : Rp. 99.000,- (promo)
Saya cukup lama menunggu di stasiun Tugu Yogyakarta karena kereta Malabar sendiri mengalami keterlambatan lebih setengah jam. Kemudian setelah keretanya tiba saya langsung naik ke atas kereta dan melanjutkan perjalanan menuju kota Tasikmalaya sekaligus untuk menjemput keponakan saya yang bernama Ika di sana. sebenarnya tujuan akhir tiket Malabar saya adalah Bandung. Akan tetapi saya ingin menjelajah singkat Kota Bandung terlebih dahulu bersama keponakan saya.
Sesampainya di kota Tasikmalaya, saya langsung menunggu kedatangan keponakan saya di stasiun Tasikmalaya. Kebetulan kami berdua janjian untuk pulang bersama dengan naik kereta api menuju ke kota Karawang. Tak lama keponakan saya pun tiba di stasiun.
Ada kejadian konyol ketika saya pergi ke toilet untuk buang air kecil. Kuncinya macet. Saya pun panik bukan kepalang karena saya mendengar suara kereta api Turangga yang tiba di stasiun Tasikmalaya. Tapi untunglah saya bisa membuka pintu toilet yang macet dan saya pun berhasil keluar. Alhamdulillah....
20 Juli 2014
Kereta Keenam : Turangga
kelas : Eksekutif
Subclass : X
Harga : Rp. 99.000,- (promo)
Setelah saya keluar dari toilet, saya dan keponakan saya menaiki kereta api Turangga menuju ke kota Bandung. Kami berdua tiba di kota Bandung sekitar pukul 07:00 WIB. Karena kereta lanjutan yang menuju ke Karawang (stasiun Cikampek) berangkat sekitar pukul 09:50 WIB, kami putuskan untuk berjalan-jalan terlebih dahulu ke Gedung Sate dan Museum Geologi Bandung.
Di Bandung
Sesampainya di Bandung, kami berdua langsung pergi ke Gedung Sate berfoto di sekitar Gedung Sate. Sayangnya gate Gedung Sate tidak dibuka untuk umum. Padahal, di dalamnya ada monumen dan taman yang cantik. Akhirnya kami berdua hanya berfoto di bagian luarnya saja. Selesai berfoto, kami berdua langsung pergi ke Museum Geologi yang jaraknya tidak jauh dari gedung sate.
Museum Geologi memiliki koleksi yang cukup lengkap, hanya saja tempatnya terlalu gelap dan terkesan menyeramkan. Meskipun begitu, di sini banyak sekali pengetahuan yang bisa kita ambil. Mulai dari barang tambang, sampai proses terjadinya bencana alam. Selesai mengunjungi Museum Geologi, kami langsung kembali ke stasiun Bandung.
Kereta Ketujuh : Ciremai Ekspres
Kelas : Eksekutif
Subclass : H
Harga : Rp. 65.000,- (normal)
Saat itu, kami hampir saja ketinggalan kereta. Untungnya, kami tiba sebelum kereta mulai diberangkatkan. Kami pun berangkat dari stasiun Bandung menuju ke stasiun Cikampek sekitar pukul 10 lebih. Setibanya di stasiun Cikampek, kami pun langsung pulang menuju rumah masing-masing.
Well, saya sangat senang sekali bisa berwisata 7 kereta sekaligus. Karena saya bisa mencoba berbagai macam gerbong kereta sesuai dengan kelas dan tipenya masing-masing. Meskipun mungkin saya terlihat konyol, tapi saya sangat menikmati perjalanan yang telah saya lakukan.
Sedikit tips dari saya, kalau kalian memang ingin melakukan hal yang sama seperti yang saya lakukan, sebaiknya kalian juga memperkirakan waktu untuk melakukan transit. Karena, meskipun ada keterangan jadwal keberangkatan, kereta api sering sekali mengalami keterlambatan tiba dan keberangkatan.
Sekian dulu cerita yang bisa saya sampaikan. Wassalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarakatuh.
Berawal dari adanya promo tiket kereta api yang dipublikasikan oleh PT KAI (Kereta Api Indonesia), saya langsung deh buru-buru cek ketersediaanya di website resmi PT KAI. Setelah cek jadwal dan ketersediaan, langsung deh saya merencanakan perjalanan saya. Kali ini sedikit konyol, 7 kereta sekaligus saya pesannya. Tapi gak semuanya promo juga sih.
Sabtu, 19 Juli 2014
Kereta Pertama : Harina
Kelas : Bisnis
Subclass : Y
Harga : Rp. 49.000,- (promo)
![]() |
Tiket Harina |
Selepas makan sahur, saya langsung bergegas menuju ke stasiun kereta api Cikampek. Saya tiba di sana sekitar pukul 02:30 WIB. Kereta pertama yang saya naiki adalah kereta api Harina menuju ke Bandung. Harga tiketnya cuma Rp. 49.000 untuk kelas bisnis (promo). Sayangnya untuk kelas eksekutif, promonya sendiri sudah habis terjual.
Keretanya sendiri sedikit mengalami keterlambatan tiba di Cikampek. Sehingga, kereta juga mengalami keterlambatan berangkat dari Cikampek menuju ke Bandung. Saya tiba di Bandung sekitar pukul 06:00 WIB. Padahal saya harusnya tiba sekitar pukul 04:50 WIB. Untungnya saya masih punya waktu sekitar 1 jam untuk naik ke kereta api Lodaya pagi. Sesampainya di Bandung, saya langsung naik ke kereta Lodaya Pagi.
Kereta Kedua : Lodaya Pagi
Kelas : Eksekutif
Subclass : I
Harga : Rp. 220.000,- (tarif normal)
![]() |
Tiket Lodaya Pagi |
Saya duduk di gerbong 1 dengan nomor kursi 8A. Namun, kursi tersebut malah diisi oleh wisatawan asing. Saya pun diminta untuk pindah kursi oleh guidenya dengan alasan bikin impress tuh wisatawan. Ach.... Padahal saya dah bela-belain dapat tuh kursi. Pemandangan di bagian itu pun jauh lebih baik dan indah. Ya udahlah, toh wisatawan asing tersebut juga jarang ke Indonesia.
Di sepanjang perjalanan, saya disuguhi pemandangan jalur selatan yang begitu indah. Pegunungan yang indah serta melewati jembatan-jembatan tinggi terutama jembatan Cirahong yang begitu terkenal di Tasikmalaya. Jembatan ini begitu unik. Di bagian atasnya adalah jalan kereta api, namun di bawahnya adalah jalanan mobil. Tepat pukul 15:30 WIB, tibalah saya di stasiun Yogyakarta.
Kereta Ketiga : Argo Dwipangga
Kelas : Eksekutif
Subclass : A
Harga : Rp. 50.000,- (tiket Go Show)
![]() |
Tiket Argo Dwipangga |
Sesampainya di Yogyakarta, saya langsung membeli tiket terusan ke Solo. Saya sendiri memilih tiket kereta Argo Dwipangga. You know what? Harga tiketnya super duper murah dari harga aslinya. Cuma Rp.50.000 untuk kelas eksekutif. Hanya saja nama kita gak tercetak di tiket. Yang ada hanya tulisan "PNP GO SHOW" atau "Penumpang Go Show". Saya sendiri naik Argo Dwipangga yang kabinnya mirip kayak pesawat terbang.
Sepanjang perjalanan dari Yogyakarta ke Solo saya disuguhi oleh pemandangan yang sangat indah. Banyak sekali hamparan pegunungan yang terhampar luasnya. Tak lama kemudian, tibalah saya di stasiun Solo Balapan. Saya langsung keluar stasiun dan berjalan kaki sambil memeriksa tempat menarik yang ada di sekitar stasiun.
Sesampainya di Solo
Sesampainya di Solo, saya kemudian mengunjungi Monumen Banjarsari yang jaraknya tidak terlalu jauh dari stasiun dengan berjalan kaki sambil melewati pasar Elpabes Surakarta. Monumennya sedikit kurang terawat. Namun banyak juga warga sekitar yang menghabiskan waktu di sini pada sore hari. Setelah mengunjungi Monumen Banjarsari, saya putuskan untuk pergi ke alun-alun Selatan Keraton Surakarta.
Jujur saja, saya sedikit mengalami kesulitan dalam hal menemukan transportasi di situ. Bahkan taksi juga jarang lewat. Terus saya tanya aja ke seorang ibu dan beliau menyarankan saya naik becak. Akihrnya dia bantuin saya untuk mencari becak dan melakukan tawar menawar harga dengan tukang becaknya. kemudian mereka setuju dengan tarif Rp. 12.000,-. Jujur aja saya juga gak tahu berapa tarif sebenernya. Dan makasih banget buat ibu yang telah membantu saya mencarikan becak.
Well, ternyata perjalanannya cukup jauh juga. Dan dengan jarak sejauh itu dari monumen Banjarsari ke alun-alun selatan Keraton Solo tarifnya cuma Rp. 12.000,-. Dengan jarak segitu kalo di Karawang udah pasti harganya lebih dari itu. Jujur aja, saya juga jadi gak enak hati. Akhirnya, saya bayar saja Rp. 20.000,-.
Karena Keraton Surakarta sudah tutup pada sore hari, saya hanya bisa mengunjungi alun-alun selatan Keraton saja. Tapi jangan kuatir, di sini juga ramai kok pada malam hari. Banyak sekali warga yang datang ke sini pada malam hari. Bahkan, di sini juga tersedia jajanan tradisional yang menggugah selera. Ada juga penyewaan sepeda yang dihiasi oleh lampu untuk sekedar berkeliling di sini. Tenang, harganya gak terlalu mahal kok!
Setelah mengunjungi alun-alun selatan Keraton Surakarta, Saya langsung kembali menuju ke stasiun Solo Balapan dengan menggunakan becak kembali. Sesampainya di stasiun, saya langsung menunggu kereta Gajayana menuju ke stasiun Tugu Yogyakarta.
Kereta Keempat : Gajayana
Kelas : Eksekutif
Subclass : Y
Harga : Rp.99.000 (promo)
![]() |
Tiket Gajayana |
Setelah menunggu cukup lama dan keretanya terlambat sekitar 20 menitan, akhirnya kereta Gajayana pun tiba dan saya langsung naik. Gajayana sendiri kabinnya mirip kayak kabin pesawat, keretanya pun cukup bersih dan terawat. Maklumlah ini kereta terkenal dengan kabinnya yang mirip kayak pesawat.
Tak lama kemudian tibalah saya di stasiun Tugu Yogyakarta. Di sana saya langsung menuju ke jalan Malioboro untuk berbelanja oleh-oleh. Setelah selesai belanja, saya langsung kembali ke stasiun Tugu Yogyakarta dan melanjutkan perjalanan menuju kota Tasikmalaya dengan menggunakan kereta api Malabar.
Kereta Kelima : Malabar
Kelas : Eksekutif
Subclass : X
Harga : Rp. 99.000,- (promo)
![]() |
Tiket Malabar |
Saya cukup lama menunggu di stasiun Tugu Yogyakarta karena kereta Malabar sendiri mengalami keterlambatan lebih setengah jam. Kemudian setelah keretanya tiba saya langsung naik ke atas kereta dan melanjutkan perjalanan menuju kota Tasikmalaya sekaligus untuk menjemput keponakan saya yang bernama Ika di sana. sebenarnya tujuan akhir tiket Malabar saya adalah Bandung. Akan tetapi saya ingin menjelajah singkat Kota Bandung terlebih dahulu bersama keponakan saya.
Sesampainya di kota Tasikmalaya, saya langsung menunggu kedatangan keponakan saya di stasiun Tasikmalaya. Kebetulan kami berdua janjian untuk pulang bersama dengan naik kereta api menuju ke kota Karawang. Tak lama keponakan saya pun tiba di stasiun.
Ada kejadian konyol ketika saya pergi ke toilet untuk buang air kecil. Kuncinya macet. Saya pun panik bukan kepalang karena saya mendengar suara kereta api Turangga yang tiba di stasiun Tasikmalaya. Tapi untunglah saya bisa membuka pintu toilet yang macet dan saya pun berhasil keluar. Alhamdulillah....
20 Juli 2014
Kereta Keenam : Turangga
kelas : Eksekutif
Subclass : X
Harga : Rp. 99.000,- (promo)
![]() |
Tiket Turangga |
Setelah saya keluar dari toilet, saya dan keponakan saya menaiki kereta api Turangga menuju ke kota Bandung. Kami berdua tiba di kota Bandung sekitar pukul 07:00 WIB. Karena kereta lanjutan yang menuju ke Karawang (stasiun Cikampek) berangkat sekitar pukul 09:50 WIB, kami putuskan untuk berjalan-jalan terlebih dahulu ke Gedung Sate dan Museum Geologi Bandung.
Di Bandung
Sesampainya di Bandung, kami berdua langsung pergi ke Gedung Sate berfoto di sekitar Gedung Sate. Sayangnya gate Gedung Sate tidak dibuka untuk umum. Padahal, di dalamnya ada monumen dan taman yang cantik. Akhirnya kami berdua hanya berfoto di bagian luarnya saja. Selesai berfoto, kami berdua langsung pergi ke Museum Geologi yang jaraknya tidak jauh dari gedung sate.
Museum Geologi memiliki koleksi yang cukup lengkap, hanya saja tempatnya terlalu gelap dan terkesan menyeramkan. Meskipun begitu, di sini banyak sekali pengetahuan yang bisa kita ambil. Mulai dari barang tambang, sampai proses terjadinya bencana alam. Selesai mengunjungi Museum Geologi, kami langsung kembali ke stasiun Bandung.
Kereta Ketujuh : Ciremai Ekspres
Kelas : Eksekutif
Subclass : H
Harga : Rp. 65.000,- (normal)
![]() |
Tiket Cirema Ekspres |
Saat itu, kami hampir saja ketinggalan kereta. Untungnya, kami tiba sebelum kereta mulai diberangkatkan. Kami pun berangkat dari stasiun Bandung menuju ke stasiun Cikampek sekitar pukul 10 lebih. Setibanya di stasiun Cikampek, kami pun langsung pulang menuju rumah masing-masing.
Well, saya sangat senang sekali bisa berwisata 7 kereta sekaligus. Karena saya bisa mencoba berbagai macam gerbong kereta sesuai dengan kelas dan tipenya masing-masing. Meskipun mungkin saya terlihat konyol, tapi saya sangat menikmati perjalanan yang telah saya lakukan.
Sedikit tips dari saya, kalau kalian memang ingin melakukan hal yang sama seperti yang saya lakukan, sebaiknya kalian juga memperkirakan waktu untuk melakukan transit. Karena, meskipun ada keterangan jadwal keberangkatan, kereta api sering sekali mengalami keterlambatan tiba dan keberangkatan.
Sekian dulu cerita yang bisa saya sampaikan. Wassalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarakatuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar