PayPal

Rabu, 11 Desember 2019

BERLIBUR KE LOMBOK HAMPIR KETINGGALAN PESAWAT DAN KETINGGALAN KERETA

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Hai sobat traveler semuanya...
Di tulisan kali ini saya akan membahas tentang liburan saya bersama ibu saya di Pulau Lombok. Semoga kalian gak bosen ya bacanya.

Tengah malam, mata masih ngantuk, sementara harus mengejar penerbangan pagi. Haha... Itulah awal perjalanan saya hari ini. Saya dan ibu saya hari ini berencana pergi berlibur ke Lombok untuk 2 hari. Saya bergegas menyiapkan itinerary saya dan langsung pergi menuju ke bandara pada pukul 02:00 WIB dengan menggunakan DAMRI dari terminal Klari.

Sesampainya di bandara, saya langsung melakukan web check-in melalui mesin check-in yang ada di terminal 3 bandara Soekarno-Hatta. Penerbangan pertama saya adalah dengan AirAsia (di terminal 3) menuju Denpasar dan dilanjutkan dengan Wings Air menuju ke Lombok.

Sesampainya di Lombok, kami langsung dijemput oleh supir. Hal pertama yang kami lakukan adalah makan siang di restaurant....... Setelah itu, perjalanan kami lanjutkan menuju ke Desa Sade. Desa Sade terkenal akan tenunan dan rumahnya yang dilapisi dengan kotoran kerbau. Memang agak aneh, tapi itu adalah tradisi yang mereka lakukan secara turun temurun. Nama suku yang menempati tempat ini adalah suku Sasak.

Setelah mengunjungi desa Sade, perjalanan kami lanjutkan menuju ke Tanjung Aan yang memiliki pasir putih yang bentuknya menyerupai merica. Sepanjang perjalanan saya disuguhi pemandangan yang indah. Karena ini musim panas, jadi banyak tanaman yang sudah kering. Akses menuju Tanjung Aan pun sedikit lebih sulit karena hanya sedikit jalanan yang beaspal.

Sesampainya di Tanjung Aan, saya langsung menuju ke pantai untuk bermain air. Sementara itu, ibu saya hanya menunggu di pinggir pantai. Sementara itu, saya lebih mengeksplor kawasan pantai pasir Merica ini.

Setelah puas bermain, kami langsung melanjutkan perjalanan kami kembali menuju ke hotel. Hotel kami yang kami tempati kali ini adalah Holiday Resort Lombok. Hotel ini memiliki pantai pribadi di belakangnya. Sementara itu, di bagian depannya terdapat perbukitan yang membentang tinggi.

Karena awalnya kami menempati kamar dengan garden view, saya kemudian meminta kepada pihak hotel untuk mengupgrade kamar saya ke seaview. Akhirnya, saya dikenakan beban biaya sebesar Rp. 200.000,- untuk upgrade ke kamar tipe Seaview.

Saya pun kemudian unpack barang-barang saya dan kemudian bermain di pantai. Saya juga sempat berenang di kolam renang yang menghadap langsung ke laut. Selain itu, kita juga dapat melihat sunset secara langsung dari kolam renang dan pantai.

Malam harinya, saya dan ibu saya diajak makan malam oleh supir saya di pinggir pantai (entah pantai apa namanya). Di sana kami memesan menu seafood. kami makan bertiga di pinggir pantai sambil menikmati hembusan angin pantai. Salah satu seafood yang saya pesan adalah Lobster. Jujur saja, ini adalah pertama kalinya saya makan lobster. Hehe... Setelah selesai makan malam, akhirnya sopir mengantar kami kembali ke hotel. Hari itu pun berlalu.

Keesokan harinya, kami check out dari hotel dan melanjutkan perjalanan kami untuk membeli oleh-oleh khas Lombok. Di tengah perjalanan, saya sempat melihat adanya rumah makan yang menyediakan daging kuda. Akhirnya, saya minta sopir untuk putar arah dan singgah di rumah makan tersebut.

Sesampainya di rumah makan, mata saya tertuju pada menu sate kuda. Jujur saja, saya belum pernah sama sekali makan sate kuda sebelumnya. Dan ini adalah kali pertama saya makan sate kuda. Kami memesan beberapa tusuk sate dan memakannya di sana. Warungnya memang agak sederhana tapi cukup nyaman untuk disinggahi.

Kalo kalian tanya gimana rasanya, jujur aja daging kuda itu agak alot ya karena mungkin banyak urat atau apanya gitu saya gak ngerti. Bumbunya mungkin agak sedikit encer kalo di sini. Beda ama di daerah pulau Jawa yang bumbunya kebanyakan kental.

Setelah selesai makan, kami melanjutkan perjalanan dan singgah di tempat oleh-oleh. Di sana saya dan ibu saya membeli beberapa oleh-oleh seperti makanan khas lombok dan juga yang menjadi incaran saya adalah Susu Kuda Liar. Yupsss... Sekali lagi, saya belum pernah nyoba rasanya kaya gimana. Setelah selesai berbelanja, kami pun melanjutkan perjalanan kami menuju ke bandara.

Jujur aja sih sebenernya niata awal kita mau liburan di Bali, tapi karena belum pernah ke Lombok, akhirnya kita beli tiket lagi dari Bali ke Lombok secara terpisah. Begitu pun sebaliknya. Sehingga, kalo misalkan kita tertinggal penerbangan lanjutan, itu ditanggung sendiri karena kami gak beli tiket terusan (transit). Dan tiketnya pun tidak bisa diubah rute ataupun dijadikan tiket transit yang satu paket dari tujuan awal sampai akhir.

Setelah tiba di bandara, kami langsung mencari counter checkin Lion Air untuk melakukan pelaporan (check-in). Saya sempet menginformasikan kepada pramugari bahwa saya harus mengejar penerbangan lanjutan di Denpasar (Bali) dengan pesawat Lion Air juga menuju ke Bandung. Sehingga, saya meminta izin untuk membawa koper saya ke kabin. Namun alasan itu ditolak karena saya bawa lebih dari 1 tas. Itu gak jadi masalah sih buat saya karena udah peraturan.

Setelah melakukan pelaporan, saya langsung menuju pintu keberangkatan. Karena ada informasi pesawat kami delay, akhirnya saya dan ibu saya memilih menuju ke salah satu Executive Lounge yang ada di bandara Internasional Lombok.

Boleh dibilang Lounge ini gak terlalu besar dan variasi makanannya pun tidak terlalu banyak. Lounge ini juga gak terlalu ramai sehingga saya bisa nyaman duduk di manapun sesuai dengan keinginan saya. Di Lounge ini saya juga sempat ketemu dengan salah satu keluarga dari Australia. Karena ibu saya sangat senang sama anak-anak, diapun menggoda anak kecil tersebut.

Meskipun kita sebenarnya gak saling kenal, tapi mereka welcome banget ama kita. Bahkan kami sempat mengobrol kecil. Dan di sini saya jadi transalator dadakannya ibu saya. Hehe.... Maklum doi gak bisa bahasa Inggris sama sekali sob. Well, mereka itu naik pesawat Garuda dari Lombok menuju Australia (entah kota tujuannya apa soalnya saya lupa) dengan 1 kali transit di Denpasar. Dan pesawatnya pun gak delay lama kaya Lion Air.

Singkat cerita, pesawat kami baru berangkat sekitar pukul 18:30 WITA. Saya jujur aja agak gusar dan panik karena takut kalo counter check in di Denpasar udah ditutup karena biasanya 45 menit sebelum keberangkatan udah ditutup. Tapi saya berdoa semoga saya masih bisa ngejar penerbangan saya di Denpasar (Bali).

Sesampainya di I Gusti Ngurah Rai International Airport, kami sempat tertahan di dalam pesawat selama kurang lebih sekitar 10 menit untuk menunggu tangga pesawat (karena bandara sibuk). Penumpang pun sempet bersorak di dalam pesawat.Gak lama kemudian, akhirnya pintu dibuka karena tangganya udah tersedia.

Saat keluar dari pesawat, saya bilang pada ground staff bisa gak saya ambil barangnya di sini (karena proses unloading sedang dilakukan) dan saya belum naik bis menuju terminal kedatangan. Akan tetapi, petugasnya bilang "nanti saja di terminal kedatangan".

Sesampainya di terminal kedatangan, saya harus menunggu lama koper saya dikarenakan conveyor tempat saya menunggu barang-barang saya digunakan untuk 3 penerbanagn sekaligus. Otomatis di sana juga crowded banget. Dan accidentally, saya gak sengaja nubruk orang. Dia sempat merongos marah meskipun saya udah minta maaf berkali-kali. Akhirnya setelah itu saya langsung menuju ke terminal keberangkatan dan melupakan koper saya untuk sejenak karena saya takut terlambat untuk check-in.

Dengan sekuat tenaga saya berlari menuju counter check in yang jaraknya agak lumayan jauh dari terminal kedatangan. Di sana saya langsung memberikan informasi ke petugasnya kalau koper saya masih belum keluar dari terminal kedatangan. Akhirnya petugas counter memproses terlebih dahulu porses check in saya dan menyarankan untuk segera mengambil kopernya karena takut tertinggal.

Setelah proses check in selesai, saya langsung kembali menuju ke terminal kedatangan untuk mengambil koper saya yang belum juga tersedia di conveyor. Saya sudah mencoba minta tolong ke ground service stap tapi gak ada respon. Akhirnya setelah ibu saya bicara ke salah satu staffnya, dia akhirnya bersedia membantu kami untuk mencari koper kami.

Setelah selesai mengambil koper kami langsung menuju ke terminal keberangkatan kembali. Saya berangkat duluan, sementara ibu saya dibantu sama ground staff tadi. Pas di pintu keluar kedatangan, saya sekali lagi gak sengaja nabrak orang, kali ini ibu-ibu. Maklum itu tempat penuh banget dan sesak sama orang. Si ibu sempat bilang kurang lebih seperti ini "Pelan-pelan aja donk mas". Lalu saya bilang ke ibunya "maaf bu, saya lagi ngejar penerbangan lanjutan saya". Akhirnya malah si ibu yang nyuruh minggir ke orang-orang buat kasih jalan ke saya. Alhamdulillah si ibu pengertian.

Setelah berjalan dengan cepat akhirnya sampailah di terminal keberangkatan. Untungnya, pesawat lanjutan kami mengalami keterlambatan penerbangan sehingga kami masih sempat untuk naik ke pesawat. lalu saya mengucapkan terima kasih kepada ground staff yang telah membantu kami menemukan koper kami dan memapah ibu saya menuju ke terminal keberangkatan.

Setelah ground staff tersebut pergi, kemudian ibu saya membahas staff tersebut. Kata ibu saya mohon maaf staff tersebut tidak bisa berjalan dengan normal. Kemungkinan besar dia kena cedera karena setahu saya yang kerja di bandara itu kebanyakan yang sehat fisiknya. Tapi saya sangat salut sama beliau ditengah keterbatasannya bersedia membantu kami dan bahkan sampai menuntun kami dari terminal kedatangan menuju ke terminal keberangkatan. Padahal staff yang lain banyak yang gak peduli sama kami. Thanks ya pak. Meskipun saya gak tahu dan gak ingat wajahnya. Tak lama kami langsung masuk ke pesawat menuju ke Bandung.

Ketika di dalam pesawat, ada salah satu penumpang di depan saya meminta untuk mengambilkan foto mereka saat mendarat nanti dengan latar pesawat Lion Air tentunya. Lalu saya iyakan saja karena saya gak enak untuk nolak. Oh iya dia minta pengambilan gambarnya dengan kamera yang saya bawa dan minta dikirimkan ke email dia.

Singkat cerita, penerbangan kami terlambat sekitar satu jam lebih. Setelah mendarat pun saya langsung mengembil gambar pasangan yang tadi minta untuk difoto. Sebenarnya kami ini sedang terburu-buru. Dan untungnya koper kami juga gak dimasukan ke dalam catatan bagasi pesawat sehingga tidak harus antri di conveyor. Tapi karena ada sesi pemotretan tersebut kami juga jadi malah makin was-was ketinggalan kereta.

Setelah mengambil gambar, kami langsung menuju ke stasiun Bandung untuk selanjutnya melakukan perjalanan menuju ke Cikampek. Namun yang terjadi selanjutnya adalah kami tertinggal kereta dan keretanya baru saja berangkat bertepatan dengan tibanya kami di stasiun. Saya bahkan bisa melihat dengan kepala mata saya sendiri ketika keretanya berangkat dari stasiun Bandung. Oh iya, nama keretanya adalah Harina yang tujuan akhirnya Surabaya Pasar Turi dan berhenti di Cikampek.

Setelah kami tertinggal kereta, kami langsung menuju ke terminal bis (Leuwi Panjang kalo gak salah). Kami kemudian naik bis tujuan Jakarta dan minta berhenti di tol KM. 62. Akhirnya kami tiba di rumah pada tengah malam.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BERLIBUR KE LOMBOK HAMPIR KETINGGALAN PESAWAT DAN KETINGGALAN KERETA

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Hai sobat traveler semuanya... Di tulisan kali ini saya akan membahas tentang liburan sa...