Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Hai sobat traveler semuanya...
Di tulisan kali ini saya akan membahas tentang liburan saya di Singapura dan Malaysia. Perjalanan ini dilakukan dalam rangka mendapatkan promo dan juga pengen punya pengalaman keluar negeri. Maklumlah ini pertama kalinya saya pergi keluar negeri. Hehe...
Tiket
Untuk tiket perjalanan kali ini, saya menggunakan maskapai penerbangan Air Asia dan juga Lufthansa (ini pertama kalinya saya naik Lufthansa). Saya membeli tiketnya jauh beberapa hari sebelumnya untuk mendapatkan promonya. Saya sendiri berangkat dengan ditemani teman saya Rendy. Maklumlah kita udah temenan dari semenjak masa sekolah SMK dulu.
Rencana Liburan
Untuk rencana liburannya teman saya Rendy hanya mengikuti saran saya saja. Soalnya dia itu kalo jalan suka gak mau tahu ke mana dan transportasinya apa. Yang jelas, dia itu setuju aja kalo saya bikin itinerary sendiri. Meskipun begitu, patung Merlion adalah destinasi wajib bagi kami.
Selain Merlion, kami juga berencana untuk pergi ke Pulau Sentosa (Sentosa Island) Singapore. Saya kemudian berinisiatif untuk membeli tiket wahana di sana secara online karena harganya lebih murah dibandingkan dengan beli langsung di lokasi. Akhirnya saya memutuskan untuk membeli tike ke Madame Tussaud Singapore lengkap dengan magnetic sticker boyband One Direction limited edition yang hanya dapat dibeli secara online.
Untuk masalah penginapan, saya memutuskan untuk memilih lokasi Chinatown sebagai lokasi penginapan saya. Selain lokasinya cukup dengan stasiun MRT (Mass Rapid Transit), di sini juga terdapat tempat ibadah seperti Masjid, kelenteng, dan Vihara.
Di dalam perjalanan ini, saya menggunakan travel insurance dari salah satu perusahaan asuransi ternama di Indonesia. Akan tetapi, saya tidak mau menyebutkan nama perusahaannya.
08 Agustus 2017
Hari ini saya dan teman saya Rendy melakukan perjalanan menuju ke Singapore. Teman saya Rendy tiba di rumah saya lewat tengah malam. Karena, kami berencana naik DAMRI menuju bandara sekitar pukul 02:00 WIB. Sesampainya teman saya di rumah saya, dia langsung menitipkan motor di rumah saya. Seteleah itu, kami berdua pun langsung berangkat menuju ke terminal Karawang.
Awalnya kami berencana pergi menggunakan angkutan umum, akan tetapi sampai pukul 02:00 kami belum juga mendapatkan angkutan umum. Akhirnya, kami putuskan untuk naik ojek satu-satunya yang lagi mangkal. Akhirnya kami berangkat dengan bonceng 3. Haha..
Sesampainya di terminal Klari, kami langsung menunggu bis DAMRI. Karena waktu sudah menunjukan pukul 02:30 WIB, akhirnya kami naik bis DAMRI pukul 03:00 WIB. Perjalanan dari Karawang menuju ke bandar udara Soekarno-Hatta sendiri memakan waktu sekitar kurang lebih 2 jam. Untungnya, kami juga masih punya cukup waktu untuk mengejar penerbangan kami yaitu pada pukul 06:55 WIB.
Sesampainya di bandara (terminal 3), kami langsung melakukan web check-in di mesin check-in Air Asia. Karena baru pukul 05 pagi, akhirnya saya memutuskan untuk pergi ke money changer di area terminal 2 bandara Soekarno-Hatta karena money cahnger di terminal 3 masih tutup.
Kemudian saya menggunakan taksi menuju ke terminal 2. Sementara itu, teman saya Rendy saya tinggal di terminal 3 sendiri. Karena ini pertama kalinya saya naik taksi di areal bandara, saya tidak tahu kalau ada ketentuan fee Rp. 50.000,- untuk menaikan penumpang dari bandara. Padahal saya tadinya hanya menyangka sesuai argo yaitu sekitar Rp. 20.000 an. Terpaksa deh saya harus mengeluarkan uang lebih.
Sesampainya di terminal 2 bandara Soekarno-Hatta, ternyata di sana juga money changer sudah tutup. Awalnya saya kira di sana buka 24 jam karena ada penerbangan lewat tengah malam. Akhirnya saya kembali menuju ke terminal 3 dengan menggunakan bis shuttle service bandara Soekarno-Hatta. Sesampainya di terminal 3 saya langsung bertemu kembali dengan teman saya dan akhirnya kami langsung menuju ke ruang tunggu Internasional.
Sebelum berangkat dari Tangerang menuju ke Singapore dan Malaysia, saya mengaktifkan dulu paket International roaming dan juga paket internet untuk 3 hari. Maklumlah, saya males kalo udah harus gonta-ganti kartu ama kartu lokal. Kalo gak kepake juga sayang nantinya.
Setelah cukup lama menunggu, akhirnya tibalah proses boarding. Kami menggunakan transportasi bus untuk menuju ke pintu pesawat yang jaraknya cukup jauh dari terminal. Saat kami masuk, sempat ada sedikit perselisihan antara penumpang gara-gara nomor kursinya ada yang sama. Penumpang yang satu bersikukuh kalau dia sudah memesan kursi secara online, sedangkan yang lainnya mendapatkan kursi dengan cara random pada saat check-in. Tapi, kejadian itu pun tak berlangsung lama dan akhirnya dapat diselesaikan.
Setelah proses boarding selesai, pesawat kami pun langsung terbang menuju ke Singapore. Perjalanan ke Singapore sendiri memakan waktu sekitar 2 jam dari Tangerang (aslinya bandara Soekarno-Hatta bukan di Jakarta, tapi Tangerang). Untuk onboard meal, kami memesan secara online dengan biaya tambahan. Karena, Air Asia merupakan maskapai Low Cost Carrier yang tidak menyediakan makanan gratis di pesawat.
Setelah menempuh penerbangan selama kurang lebih 2 jam, akhirnya kami tiba di bandara Changi International Airport di Singapore. Saat mendarat di sana, kondisi cuacanya sedang hujan deras. Tapi alhamdulilah itu tidak bertahan lama.
Sesampainya di bandara Changi, saya langsung menanyakan tempat pembelian Singapore Tourist Pass di bagian informasi. Kemudian saya dan teman saya langsung bergegas keluar gate imigrasi di terminal 1. Setelah itu, kami langsung menuju ke terminal (lupa terminal berapa) untuk memebeli kartu STP (Singapore Tourist Pass).
STP (Singapore Tourist Pass) sendiri merupakan salah satu kartu yang dapat digunakan untuk berkeliling Singapore. Kita bisa menggunakan kartu ini untuk MRT (Mass Rapid Transit) ataupun bus (bus tertentu) di wilayah Singapore. Harganya tidak terlalu mahal kok. Tarifnya hanya SGD 10 untuk menggunakan transportasi publik sepuasnya selama seharian penuh. Apabila tinggal lebih lama, bisa menggunakan harga paket yang disediakan. Untuk 2 hari misalnya hanya dikenakan biaya SGD 17 (lebih hemat SGD 3).
Untuk membeli kartunya sendiri, kita diharuskan mendepositkan uang sebesar SGD 10 untuk setiap kartu. Dan uang tersebut nantinya dapat kita ambil kembali setelah kita mengembalikan kartu STP tersebut. Karena tanggal 09 Agustus merupakan hari kemerdekaan Singapura, kami mendapatkan gratis transportasi seharian pada tanggal 09 Agustus 2015 dan kami hanya membayar SGD 20 utnuk 2 hari (SGD 10 sebagai jaminan). Setelah kami membeli STP, kami langsung melanjutkan perjalanan menuju ke Orchard Road.
Untuk mencapai Orchard Road, kami harus ttansit di beberapa stasiun. Setibanya di Orchard, kami langsung menjelajah Orchard dengan berjalan kaki. Orchard Road sendiri merupakan salah satu kawasan surga belanjanya orang berduit. Di sini juga terdapat toko pakaian bermerek seperti Hermes, LV, CK, dan lain-lain. Jujur saja, kawasan perbelanjaan ini tidak sesuai dengan budget kami.
Setelah capek berkeliling, akhirnya kami memutuskan untuk makan siang. Kami sendiri makan siang di restoran KFC di kawasan tersebut. Meskipun harganya lebih mahal daripada di Indonesia, tapi makanan di restoran ini masih tergolong murah. Sayangnya saya lupa kalau saya memesan menu ayam. Karena saya seorang muslim, saya lupa memastikan kehalalalan dan cara penyembelihannya. Saya baru tersadar setelah makanan saya habis. Hehe....
Selesai makan siang kami pun melanjutkan perjalanan kami untuk berkeliling di kawasan Orchard. Oh iya, kami juga melihat ibu-ibu (sepertinya dari Indonesia) berfoto di depan toko Hermes. Padahal mereka gak beli apa-apa di sana. Dan.... Saya pun malah ngikutin apa yang mereka lakukan. Haha...
Setelah berkeliling Orchard, kami lalu melanjutkan perjalanan menuju ke hotel untuk check in dan juga untuk unpack barang kami. Setelah selesai unpack barang, kami langsung melanjutkan perjalanan kami menuju ke Marina Bay Sands.
Sesampainya di Marina bay Sands, kami langsung menuju ke Sands Sky Park yang ada di deck paling atas Marina Bay Sands Hotel. Untuk masuk ke sini, pengunjung dikenakan sekitar SGD 23. Namun karena saya merupakan salah satu anggota member daripada Singapore Airlines (meskipun saya belum pernah naik karena mahal tapi masuk anggota), saya mendapatkan potongan khusus untuk masuk ke Observation Deck.
Observation deck sendiri berada di lantai paling atas. Untuk menuju ke sini kita menggunakan lift khusus untuk pengunjung Obeervation Deck. Di sini kita dapat melihat pemandangan Singapore dari atas. Kita juga dapat melihat patung Merlion dari kejauhan, Gardens by The Bay, dan lapangan sepak bola di atas air. Tapi sayang, untuk akses kolam renangnya hanya diperuntukan bagi pengunjung hotel saja. Dan tarif per malam di Marina Bay Sands Hotel harganya cukup mahal.
Selesai dari Observatin Deck, kami lalu menuju ke patung Merlion dengan berjalan kaki. Kami berdua berjalan kaki lewat trotoar tanpa melewati Helix Bridge. Di kawasan seputar Merlion sendiri sedang dilakukan persiapan untuk acara Golden Jubilee SG 50. Acaranya sendiri deigelar keesokan hari tepat pada tanggal 09 Agustus 2015.
Sesampainya di Merlion, kami langsung berfoto dan kami kemudian mengelilingi teluk hanya untuk sekedar berjalan-jalan. Boleh di bilang kondisi di Merlion cukup ramai karena ini merupakan akhir pekan.
Setelah mengelilingi Merlion, akhirnya kami kembali ke hotel di kawasan Chinatown karena hari sudah mulai sore. Sesampianya di hotel, aku langsung pergi keluar untuk melaksanakan sholat di masjid yang letaknya tidak jauh dari hotel kami. Saya juga penasaran bagaimana tata cara sholat dan berdoa di sini karena setiap wilayah memiliki keunikan masing-masing. Well, caranya hampir sama kayak di Indonesia.
Setelah selesai sholat aku langsung kembali ke hotel dan mengajak teman saya Rendy untuk makan malam di kawasan Chinatown. Karena saya seorang muslim, saya harus memilih makanan yang halal. Dan akhirnya saya memilih makanan curry di salah satu penjual yang tidak menjual daging babi. Sementara teman saya yang non muslim, memilih makanan daging babi sebagai makan malamnya. Harganya lumayan mahal, sekitar SGD 12 atau 15 gitu per porsinya (saya agak lupa).
Untuk masalah makanan, kami saling menghormati satu sama lain. Kalau saya jalan bareng teman saya, saya kasih kesempatan dia untuk memilih makanan. Biasanya, saya juga yang memesankan untuknya karena teman saya memiliki keterbatasan bahasa Inggris. Maka dari itu, dia paling anti banget kalo ditanya mau makan apa sementara di menu tulisannya agak asing. Setelah makan malam, akhirnya kami kembali ke hotel dan tidur.
09 Agustus 2015
Pagi harinya, saya dan teman saya langsung packing dan melanjutkan perjalanan kami kembali. Hari ini tujuan kami adalah Pulau Sentosa (Sentosa Island). Kami pergi ke sana dengan menggunakan MRT. Kami pun transit di Harborfront. Kemudian kami berjalan kaki menuju ke stasiun Sentosa dengan melewati Vivo City. Di sana kami langsung menuju ke loket pembelian tiket Sentosa Express.
Bagi kalian yang mempunyai STP (Singapore Tourist Pass), ada antrian khususnya. Antriannya pun tidak sepanjang dengan antrian reguler karena pemegang STP mendapatkan prioritas. Harga tiketnya sendiri sekitar SGD 4. Kemudian kami turun di Waterfront Station.
Sesampainya di Pulau Sentosa, kami langsung berfoto di depan Merlion Pulau Sentosa. Well, Merlion bukan hanya ada di areal Teluknya, tapi di Pulau Sentosa pun ada. Setelah selesai berfoto kami langsung menuju ke tempat patung lilin Madame Tussauds Singapore. Karena saya sudah membeli tiket online sebelumnya, saya hanya tinggal melakukan verifikasi data. Selain itu, saya juga mendapatkan magnetic sticker limited edition One Direction yang patungnya memang baru ditampilkan sejak beberapa waktu lalu di sini.
Selain mengunjungi patung lilin, kami juga berkeliling ke wahana Images of Singapore LIVE! dan The Spirit of Singapore Boat Ride yang memang sudah satu paket ketika kami memesan online. Oh iya, pembelian tiket online sendiri harus menggunakan kartu kredit dan nanti ketika penukaran tiket masuk, kartu kreditnya harus diperlihatkan dan diverifikasi dengan menggunakan passport pemilik kartu kredit.
Selesai berkeliling, kami langsung makan siang di tempat makan dekat wahana Madame Tussauds. Setelah makan siang, kami langsung melanjutkan perjalanan kami kembali. Di perjalanan, kami sempat terpisah. Saya pun panik bukan main ketika teman saya hilang. Apalagi dia sendiri mempunyai keterbatasan bahasa Inggris. Parahnya lagi, saya juga tidak punya no HP dia karena kami biasanya chat lewat aplikasi chatting. Setelah mencari ke sana kemari, akhirnya saya putuskan untuk kembali ke tempat semula. Dan alhamdulillah kita ketemu lagi. Di satu sisi pengen ketawa, di sisi lain saya panik.
Setelah kami bertemu, akhirnya kami melanjutkan perjalanan menuju Universal Studio Singapore. Kali ini kami tidak membeli tiket masuknya karena kami hanya ingin berfoto di depan globe yang berada di depan wahana Universal Studio. Selain itu, wahana ekstrim di sana tidak cocok dengan saya yang penakut. Hehe....
Setelah selesai berfoto, perjalanan kami lanjutkan kembali menuju ke Sands Sky Park. Sesampainya di sana, kami langsung berkeliling sambil menunggu datangnya malam hari agar bisa menikmati keindahan Sands Sky Park di malam hari.
Sesampainya di sana kami langsung berfoto kembali dari sore hingga malam. Setelah itu kami berdua pergi ke merlion kembali. Kali ini kami melewati Helix bridge yang merupakan salah satu jembatan paling unik di Singapura.
Karena kurangnya informasi yang kami dapat, kami tidak tahu bahwa siang hari di kawasan ini diadakan pesta kemerdekaan yang meriah. Padahal kami ingin sekali melihatnya. Tapi untungnya, kami masih tidak ketinggalan dengan pesta kembang api malam harinya.
Oh iya, di kawasan ini juga sedang diadakan konser besar dan meriah. Sayangnya, waktu itu kami tidak tahu mengenai penjualan tiketnya karena ini pertama kalinya bagi kami. Sepanjang perjalanan juga terlihat para tentara membagikan pin bertuliskan SG 50 yang dibagikan secara cuma-cuma. Awalnya saya dan teman saya dapat satu. Kemudian ketika kami berjalan ada juga yang membagikannya di spot yang berbeda. Saya pun akhirnya meminta kembali. Bahkan kali ini kami diberikan 2 oleh tentaranya. Selain itu, kami juga berpapasan dengan tentara yang bertugas. Saya juga menyempatkan diri untuk berfoto bersama dengan tentara Singapura.
Setelah berjalan cukup jauh, tibalah kami di spot mini konser yang diadakan terpisah namun masih di dalam kawasan Merlion. Konser ini gratis. Di sana ternyata ada selebriti Dawn Wong yang berkolaborasi dengan Qilin Group. Konsernya juga gak kalah ramai dari konser sebelah. Kami juga sangat menikmati suasana konser di sana. Bahkan, kami menikmatinya hingga konser selesai.
Tepat hampir tengah malam, kami melanjutkan perjalanan kami kembali menuju ke bandara karena keesokan harinya kami harus pergi ke Kuala Lumpur, Malaysia. Sesampainya di bandara, kami langsung mencari spot untuk tidur karena kami tidak memesan hotel di bandara dan penerbangan kami pun berangkat sekitar pukul 07:45 WIB.
10 Agustus 2015
Sesampainya di bandara, kami langsung berkeliling emnikmati keindahan bandara Changi pada malam hari. Di sini juga terdapat berbagai macam spot menarik untuk hanya sekedar berfoto. Kami juga sempat menukarkan uang di money changer di dalam kawasan bandara untuk ditukarkan ke Ringgit Malaysia (MYR).
Kami kemudian melakukan web check-in karena counter check-in Air Asia masih tutup. Ketika kami akan masuk ke ruang tunggu, kami dicegat oleh pihk keamanan bandara. Hal tersebut terjadi karena boarding pass kami belum distempel oleh maskapai Air Asia. Kami pun tepaksa menunggu hingga counter buka untuk mendapatkan stempelnya.
Meskipun ada sedikit kendala, tapi petugas justru bersikap ramah kepada kami. Bahkan kami disarankan untuk tidur di sudut ruangan dekat bandara dekat denganpertokoan yang sedang tutup. Tempatnya juga cukup tersembunyi dan tidak terlihat dari luar. Jangan kuatir, di sini juga ada kok traveler yang tidur di bandara. Bahkan ada yang pake sarung dan kayaknya itu orang Indonesia. Haha....
Karena kami sudah mengantuk, akhirnya kami memutuskan untuk tidur di kursi bandara. Petugas sempat nanya juga sih, tapi kita sebaiknya bilang jujur aja kalau kita emang ada penerbangan pagi. Ditanyai saat tidur di bandara Changi adalah hal yang wajar kok.
Pagi harinya, kami langsung melakukan check-in di counter. Setelah melakukan proses check in, kami langsung menuju ke ruang tunggu. Gerbang keberangkatan kami cukup jauh dari gate imigrasi. Meskipun begitu, kami sangat menikmatinya karena bandara Changi adalah bandara yang menyenangkan. Selain itu, di area ini juga terdapat kursi pijat yang dapat digunakan untuk melepas lelah.
Untuk penerbangan selanjutnya, kami menggunakan maskapai Air Asia dengan pilihan kursi hot seat baris ke-3 dari depan. Saat panggilan boarding, kami masuk terlebih dahulu karena kursi hot seat merupakan kursi prioritas sehingga proses boarding lebih awal dan lebih cepat. Tak lama kemudian, kami pun berangkat menuju ke Kuala Lumpur. Di penerbangan yang kurang lebih memakan waktu sekitar 1 jam kali ini, kami berdua hanya tidur karena rasa kantuk yang amat sangat setelah nonton konser tadi malam.
Sesampainya di Kuala Lumpur, kami langsung menuju ke gerbang imigrasi. Saat di gerbang imigrasi, saya lupa untuk membawa boarding pass saya yang disimpan di kantong depan kursi pesawat. Sehingga, petugas menanyai saya mengenai penerbangan saya. Jujur saja petugasnya sedikit kurang ramah ketika menanyai saya. Setelah melewati imigrasi, kami berdua langsung menuju ke stasiun kereta cepat KLIA Ekspres untuk kemudian melanjutkan perjalanan kami kembali menuju ke KL Sentral.
Seteleh tiba di KL Sentral, kami lalu membeli tiket kereta kembali untuk menuju ke KLCC (Kuala Lumpur City Center) tempat di mana menara kembar Petronas berada. Sesampainya di sana kami langsung menanyakan arah Petronas ke petugas. Lucunya, petugas cuma narik tangan saya lalu menuju tangga. Lalu dia tunjukan menaranya. Hahaha.... ternyata menaranya ada tepat di atas kami.
Kemudian, kami berdua langsung keluar menuju ke menara kembar Petronas. Di sini banyak sekali tempat belanja dan juga merupakan area perkantoran. Kami juga sempet berkeliling hanya untuk sekedar melihat-lihat dalamnya. Setelah itu, kami kemudian keluar gedung dan langsung menuju ke arealtaman di sekitar menara Petronas. Di sini kami hanya menghabiskan waktu untuk berfoto dan sekedar bersantai. Di sini juga banyak anak-anak muda yang berkumpul.
Setelah kami menghabiskan waktu di taman, kami berdua langsung kembali menuju ke Suria KLCC yang ada di sekitar menara Petronas. Di sana kami sempat pergi ke toilet premium hanya untuk sekedar buang air kecil.
Untuk masuk ke toilet premium ini, pengunjung akan dikenakan biaya MYR 2 untuk menggunakan toilet tersebut. Kita juga akan diberikan tissue basah oleh petugas sebelum memasuki toilet. Selain itu, di toilet ini juga disediakan bedak wangi dan juga parfum. Karena kami gak mandi tadi pagi, akhirnya kami pake tuh parfum sambil nunggu toilet sepi biar kagak malu dilihatin orang. Haha....
Setelah selesai ke toilet, kami langsung makan siang. Restaurant yang kami pilih adalah KFC lagi. Karena ini jam makan siang, restaurantnya lumayan agak penuh. Tapi untungnya kami dapat tempat duduk. Harga makanan di sini juga gak beda jauh sama di Indonesia meskipun di sini agak sedikit. lebih mahal. Pokonya, kita berdua makan kalo dirupiahingak nyampe Rp. 100.000,- kok.
Setelah selesai makan siang, kami lalu pergi shopping. Sebenarnya lebih tepatnya teman saya yang shopping. Soalnya, kakak dia pengen dibeliin kaos merek Harley Davidson. Setelah menemukan tokonya, kami langsung ke dalam dan mulai memilih-milih barangnya. Setelah selesai membeli kaos buat kakak teman saya, kami langsung mengambil gambar di sekitar toko. Sebenarnya kami cuma belanja satu barang, tapi kami ngambil gambarnya udah ampe berkali-kali meskipun di luar toko.
Setelah selesai berbelanja, kami langsung menuju ke stasiun LRT untuk melanjutkan perjalanan kembali menuju KL Sentral. Saat kami membeli koin biru di KLCC, kami dihampiri oleh seorang turis asal Tiongkok. Di sana dia meminta bantuan kepada kami dan menanyakan cara untuk ke stasiun apa gitu (saya agak lupa). Dia meminta bantuan kepada kami dengan menggunakan bahasa China. Sontak aja kami bingung cara jawabnya. Saya aja cuma bisanya bahasa Indonesia, Sunda, Inggris, dan sedikit bahas Jawa doank.
Selain itu, dia juga membawa tulisan dan peta rute yang bertuliskan bahasa China gitu. Saya pun bingung gak bisa baca itu tulisan karena gak ngerti bacanya. Lalu kemudian dia menunjukan salah satu stasiun di layar pemesanan koin. Terus dia nanya transit atau enggaknya. Kondisi dia waktu itu dalam kondisi bingung dan udah badannya udah basah karena keringat dingin.
Karena kami gak ngerti sama bahasanya, akhirnya saya berinisiatif memanggil orang-orang berwajah oriental di sekitar setasiun dengan menanyainya satu per satu perihal apakah mereka bisa bahasa China atau gak. Alhamdulillah untungnya ada seorang perempuan yang bisa bahasa China. Akhirnya, saya meminta bantuan dia untuk membantu pria yang dari tadi nampak kebingungan. Setelah itu, kami langsung melanjutkan perjalanan kami kembali menuju ke bandara.
Saat kami menunggu LRT, kami bertemu kembali dengan pria yang tadi meminta bantuan kepada kami. Kemudian dia menanyai saya kembali. sambil menunjuk ke papan rute. Dia kemudian menghitung stasiun dengan menggunakan bahasa Inggris (sepertinya dia tahu bahasa Inggris dari nomor 1 sampai 10).
Setelah melihat papan, ternyata saya baru paham kalo ternyata kita satu arah meskipun dia harus transit setelah kita melewati stasiun. Dan kemudian dia pergi lagi dengan rute berbeda sebanyak 1 stasiun utnuk tiba di stasiun tujuan dia. Saya baru ngerti setelah melihat papan rute yang agak besaran.
Akhirnya saya antar dia menuju ke stasiun yang dia tuju. Karena kami takut terlambat, akhirnya kami mengantarkan dia ke stasiun transit. Kemudian, di sana juga saya mencari orang yang bisa berbahasa Mandarin, namun kali ini saya gagal mendapatkannya. Akhirnya, saya menunjukan ke orang tersebut mengenai stasiun tujuan yang dia tuju sambil menunjuk arahnya. Setelah selesai menunjukan arah kereta yang datangnya, maka saya dan teman saya akhirnya kembali melanjutkan perjalanan kami kembali menuju ke bandara.
Sesampainya di bandara, kami lengsung menuju ke terminal 1 dengan menggunakan kereta cepat. Karena kami cukup lelah dengan perjalanan kami, akhirnya kami menyempatkan sejenak beristirahat di bandara. Teman saya Rendi kemudian menggunakan kursi pijat dibandara dengan menggunakan uang sisa kami. Karena harus menggunakan uang cash dan sementara uang cash Ringgit Malaysia kami tidak cukup untuk menggunakan kursi pijat 2 orang, maka hanya teman saya Rendi lah yang menggunakannya. Kebetulan money changer juga cukup jauh jaraknya.
Setelah selesai beristirahat, kami langsung melakukan check in di counter. Oh iya, kami juga sempat berpapasan dengan artis Donny Kusuma saat kami menuju ke ruang check-in. Setelah proses check-in selesai, kami langsung menuju ke terminal keberangkatan dengan menggunakan semacam kereta cepat (entahlah LRT atau apa) menuju ke pintu keberangkatan.
Sesampainya di terminal keberangkatan, kami langsung menuju ke pintu keberangkatan kami. Setelah menunggu cukup lama, saya merasa ada keganjilan karena pesawat kami Lufthansa belum juga tiba di terminal keberangkatan. Soalnya, pesawatnya sendiri merupakan pesawat transit dari Frankfurt.
kemudian, saya menanyakan kepada petugas bandara mengenai pintu keberangkatan pesawat Lufthansa menuju ke Jakarta. Ternyata, saya salah gate, harusnya gate yang saya tuju adalaah gate di seberang. Pantas saja, saya tidak melihat ada pesawat Lufthansa di gate tempat saya menunggu karena nomornya pun memang zig-zag.
Setelah masuk ke terminal keberangkatan dan menunggu pesawat di sana, akhirnya tak lama proses boarding pun dimulai. Setelah masuk ke dalam pesawat Airbus A340-400, kami langsung menuju ke tempat duduk kami di dekat jendela darurat. Posisi tempat duduk kami juga persis di belakang premium economy seat.
Tak lama kemudian, pesawat kami pun langsung berangkat. Oh iya, proses taxi hingga take off lumayan memakan waktu karena mungkin jarak menuju runway agak jauh dan terdapat antrian. Maklum lah Kuala Lumpur International Airport memang bandara sibuk.
Untuk onboard menunya, kami disediakan sandwich dan juga berbagai macam minuman yang bisa kita pilih. Saya dan teman saya memilih minuman orange juice sebagai minuman pilihan kami. Sandwichnya lumayan enak. Dan sekali lagi, saya juga lupa kalo saya makan daging lagi di pesawat. Padahal, saya seharusnya tidak sembarangan makan daging ketika mengunjungi tempat-tempat tertentu. Meskipun memang dagingnya halal, tapi prosesnya belum tentu halal. Tapi ya sudahlah toh saya juga lupa.
Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih 2 jam, akhirnya kami tiba di bandara Soekarno-Hatta International Airport di Banten. Setelah melalui proses imigrasi, kami pun langsung menuju ke pintu keluar dan menuju ke tempat menunggu bus DAMRI yang tersedia di bandara. Kami pun melanjutkan perjalanan kami kembali dengan menggunakan bus DAMRI menuju ke Karawang.
Hai sobat traveler semuanya...
Di tulisan kali ini saya akan membahas tentang liburan saya di Singapura dan Malaysia. Perjalanan ini dilakukan dalam rangka mendapatkan promo dan juga pengen punya pengalaman keluar negeri. Maklumlah ini pertama kalinya saya pergi keluar negeri. Hehe...
Tiket
Untuk tiket perjalanan kali ini, saya menggunakan maskapai penerbangan Air Asia dan juga Lufthansa (ini pertama kalinya saya naik Lufthansa). Saya membeli tiketnya jauh beberapa hari sebelumnya untuk mendapatkan promonya. Saya sendiri berangkat dengan ditemani teman saya Rendy. Maklumlah kita udah temenan dari semenjak masa sekolah SMK dulu.
Rencana Liburan
Untuk rencana liburannya teman saya Rendy hanya mengikuti saran saya saja. Soalnya dia itu kalo jalan suka gak mau tahu ke mana dan transportasinya apa. Yang jelas, dia itu setuju aja kalo saya bikin itinerary sendiri. Meskipun begitu, patung Merlion adalah destinasi wajib bagi kami.
Selain Merlion, kami juga berencana untuk pergi ke Pulau Sentosa (Sentosa Island) Singapore. Saya kemudian berinisiatif untuk membeli tiket wahana di sana secara online karena harganya lebih murah dibandingkan dengan beli langsung di lokasi. Akhirnya saya memutuskan untuk membeli tike ke Madame Tussaud Singapore lengkap dengan magnetic sticker boyband One Direction limited edition yang hanya dapat dibeli secara online.
Untuk masalah penginapan, saya memutuskan untuk memilih lokasi Chinatown sebagai lokasi penginapan saya. Selain lokasinya cukup dengan stasiun MRT (Mass Rapid Transit), di sini juga terdapat tempat ibadah seperti Masjid, kelenteng, dan Vihara.
Di dalam perjalanan ini, saya menggunakan travel insurance dari salah satu perusahaan asuransi ternama di Indonesia. Akan tetapi, saya tidak mau menyebutkan nama perusahaannya.
08 Agustus 2017
Hari ini saya dan teman saya Rendy melakukan perjalanan menuju ke Singapore. Teman saya Rendy tiba di rumah saya lewat tengah malam. Karena, kami berencana naik DAMRI menuju bandara sekitar pukul 02:00 WIB. Sesampainya teman saya di rumah saya, dia langsung menitipkan motor di rumah saya. Seteleah itu, kami berdua pun langsung berangkat menuju ke terminal Karawang.
Awalnya kami berencana pergi menggunakan angkutan umum, akan tetapi sampai pukul 02:00 kami belum juga mendapatkan angkutan umum. Akhirnya, kami putuskan untuk naik ojek satu-satunya yang lagi mangkal. Akhirnya kami berangkat dengan bonceng 3. Haha..
Sesampainya di terminal Klari, kami langsung menunggu bis DAMRI. Karena waktu sudah menunjukan pukul 02:30 WIB, akhirnya kami naik bis DAMRI pukul 03:00 WIB. Perjalanan dari Karawang menuju ke bandar udara Soekarno-Hatta sendiri memakan waktu sekitar kurang lebih 2 jam. Untungnya, kami juga masih punya cukup waktu untuk mengejar penerbangan kami yaitu pada pukul 06:55 WIB.
Sesampainya di bandara (terminal 3), kami langsung melakukan web check-in di mesin check-in Air Asia. Karena baru pukul 05 pagi, akhirnya saya memutuskan untuk pergi ke money changer di area terminal 2 bandara Soekarno-Hatta karena money cahnger di terminal 3 masih tutup.
Kemudian saya menggunakan taksi menuju ke terminal 2. Sementara itu, teman saya Rendy saya tinggal di terminal 3 sendiri. Karena ini pertama kalinya saya naik taksi di areal bandara, saya tidak tahu kalau ada ketentuan fee Rp. 50.000,- untuk menaikan penumpang dari bandara. Padahal saya tadinya hanya menyangka sesuai argo yaitu sekitar Rp. 20.000 an. Terpaksa deh saya harus mengeluarkan uang lebih.
Sesampainya di terminal 2 bandara Soekarno-Hatta, ternyata di sana juga money changer sudah tutup. Awalnya saya kira di sana buka 24 jam karena ada penerbangan lewat tengah malam. Akhirnya saya kembali menuju ke terminal 3 dengan menggunakan bis shuttle service bandara Soekarno-Hatta. Sesampainya di terminal 3 saya langsung bertemu kembali dengan teman saya dan akhirnya kami langsung menuju ke ruang tunggu Internasional.
Sebelum berangkat dari Tangerang menuju ke Singapore dan Malaysia, saya mengaktifkan dulu paket International roaming dan juga paket internet untuk 3 hari. Maklumlah, saya males kalo udah harus gonta-ganti kartu ama kartu lokal. Kalo gak kepake juga sayang nantinya.
Setelah cukup lama menunggu, akhirnya tibalah proses boarding. Kami menggunakan transportasi bus untuk menuju ke pintu pesawat yang jaraknya cukup jauh dari terminal. Saat kami masuk, sempat ada sedikit perselisihan antara penumpang gara-gara nomor kursinya ada yang sama. Penumpang yang satu bersikukuh kalau dia sudah memesan kursi secara online, sedangkan yang lainnya mendapatkan kursi dengan cara random pada saat check-in. Tapi, kejadian itu pun tak berlangsung lama dan akhirnya dapat diselesaikan.
Setelah proses boarding selesai, pesawat kami pun langsung terbang menuju ke Singapore. Perjalanan ke Singapore sendiri memakan waktu sekitar 2 jam dari Tangerang (aslinya bandara Soekarno-Hatta bukan di Jakarta, tapi Tangerang). Untuk onboard meal, kami memesan secara online dengan biaya tambahan. Karena, Air Asia merupakan maskapai Low Cost Carrier yang tidak menyediakan makanan gratis di pesawat.
Setelah menempuh penerbangan selama kurang lebih 2 jam, akhirnya kami tiba di bandara Changi International Airport di Singapore. Saat mendarat di sana, kondisi cuacanya sedang hujan deras. Tapi alhamdulilah itu tidak bertahan lama.
Sesampainya di bandara Changi, saya langsung menanyakan tempat pembelian Singapore Tourist Pass di bagian informasi. Kemudian saya dan teman saya langsung bergegas keluar gate imigrasi di terminal 1. Setelah itu, kami langsung menuju ke terminal (lupa terminal berapa) untuk memebeli kartu STP (Singapore Tourist Pass).
STP (Singapore Tourist Pass) sendiri merupakan salah satu kartu yang dapat digunakan untuk berkeliling Singapore. Kita bisa menggunakan kartu ini untuk MRT (Mass Rapid Transit) ataupun bus (bus tertentu) di wilayah Singapore. Harganya tidak terlalu mahal kok. Tarifnya hanya SGD 10 untuk menggunakan transportasi publik sepuasnya selama seharian penuh. Apabila tinggal lebih lama, bisa menggunakan harga paket yang disediakan. Untuk 2 hari misalnya hanya dikenakan biaya SGD 17 (lebih hemat SGD 3).
Untuk membeli kartunya sendiri, kita diharuskan mendepositkan uang sebesar SGD 10 untuk setiap kartu. Dan uang tersebut nantinya dapat kita ambil kembali setelah kita mengembalikan kartu STP tersebut. Karena tanggal 09 Agustus merupakan hari kemerdekaan Singapura, kami mendapatkan gratis transportasi seharian pada tanggal 09 Agustus 2015 dan kami hanya membayar SGD 20 utnuk 2 hari (SGD 10 sebagai jaminan). Setelah kami membeli STP, kami langsung melanjutkan perjalanan menuju ke Orchard Road.
Untuk mencapai Orchard Road, kami harus ttansit di beberapa stasiun. Setibanya di Orchard, kami langsung menjelajah Orchard dengan berjalan kaki. Orchard Road sendiri merupakan salah satu kawasan surga belanjanya orang berduit. Di sini juga terdapat toko pakaian bermerek seperti Hermes, LV, CK, dan lain-lain. Jujur saja, kawasan perbelanjaan ini tidak sesuai dengan budget kami.
Setelah capek berkeliling, akhirnya kami memutuskan untuk makan siang. Kami sendiri makan siang di restoran KFC di kawasan tersebut. Meskipun harganya lebih mahal daripada di Indonesia, tapi makanan di restoran ini masih tergolong murah. Sayangnya saya lupa kalau saya memesan menu ayam. Karena saya seorang muslim, saya lupa memastikan kehalalalan dan cara penyembelihannya. Saya baru tersadar setelah makanan saya habis. Hehe....
Selesai makan siang kami pun melanjutkan perjalanan kami untuk berkeliling di kawasan Orchard. Oh iya, kami juga melihat ibu-ibu (sepertinya dari Indonesia) berfoto di depan toko Hermes. Padahal mereka gak beli apa-apa di sana. Dan.... Saya pun malah ngikutin apa yang mereka lakukan. Haha...
Setelah berkeliling Orchard, kami lalu melanjutkan perjalanan menuju ke hotel untuk check in dan juga untuk unpack barang kami. Setelah selesai unpack barang, kami langsung melanjutkan perjalanan kami menuju ke Marina Bay Sands.
Sesampainya di Marina bay Sands, kami langsung menuju ke Sands Sky Park yang ada di deck paling atas Marina Bay Sands Hotel. Untuk masuk ke sini, pengunjung dikenakan sekitar SGD 23. Namun karena saya merupakan salah satu anggota member daripada Singapore Airlines (meskipun saya belum pernah naik karena mahal tapi masuk anggota), saya mendapatkan potongan khusus untuk masuk ke Observation Deck.
Observation deck sendiri berada di lantai paling atas. Untuk menuju ke sini kita menggunakan lift khusus untuk pengunjung Obeervation Deck. Di sini kita dapat melihat pemandangan Singapore dari atas. Kita juga dapat melihat patung Merlion dari kejauhan, Gardens by The Bay, dan lapangan sepak bola di atas air. Tapi sayang, untuk akses kolam renangnya hanya diperuntukan bagi pengunjung hotel saja. Dan tarif per malam di Marina Bay Sands Hotel harganya cukup mahal.
Selesai dari Observatin Deck, kami lalu menuju ke patung Merlion dengan berjalan kaki. Kami berdua berjalan kaki lewat trotoar tanpa melewati Helix Bridge. Di kawasan seputar Merlion sendiri sedang dilakukan persiapan untuk acara Golden Jubilee SG 50. Acaranya sendiri deigelar keesokan hari tepat pada tanggal 09 Agustus 2015.
Sesampainya di Merlion, kami langsung berfoto dan kami kemudian mengelilingi teluk hanya untuk sekedar berjalan-jalan. Boleh di bilang kondisi di Merlion cukup ramai karena ini merupakan akhir pekan.
Setelah mengelilingi Merlion, akhirnya kami kembali ke hotel di kawasan Chinatown karena hari sudah mulai sore. Sesampianya di hotel, aku langsung pergi keluar untuk melaksanakan sholat di masjid yang letaknya tidak jauh dari hotel kami. Saya juga penasaran bagaimana tata cara sholat dan berdoa di sini karena setiap wilayah memiliki keunikan masing-masing. Well, caranya hampir sama kayak di Indonesia.
Setelah selesai sholat aku langsung kembali ke hotel dan mengajak teman saya Rendy untuk makan malam di kawasan Chinatown. Karena saya seorang muslim, saya harus memilih makanan yang halal. Dan akhirnya saya memilih makanan curry di salah satu penjual yang tidak menjual daging babi. Sementara teman saya yang non muslim, memilih makanan daging babi sebagai makan malamnya. Harganya lumayan mahal, sekitar SGD 12 atau 15 gitu per porsinya (saya agak lupa).
Untuk masalah makanan, kami saling menghormati satu sama lain. Kalau saya jalan bareng teman saya, saya kasih kesempatan dia untuk memilih makanan. Biasanya, saya juga yang memesankan untuknya karena teman saya memiliki keterbatasan bahasa Inggris. Maka dari itu, dia paling anti banget kalo ditanya mau makan apa sementara di menu tulisannya agak asing. Setelah makan malam, akhirnya kami kembali ke hotel dan tidur.
09 Agustus 2015
Pagi harinya, saya dan teman saya langsung packing dan melanjutkan perjalanan kami kembali. Hari ini tujuan kami adalah Pulau Sentosa (Sentosa Island). Kami pergi ke sana dengan menggunakan MRT. Kami pun transit di Harborfront. Kemudian kami berjalan kaki menuju ke stasiun Sentosa dengan melewati Vivo City. Di sana kami langsung menuju ke loket pembelian tiket Sentosa Express.
Bagi kalian yang mempunyai STP (Singapore Tourist Pass), ada antrian khususnya. Antriannya pun tidak sepanjang dengan antrian reguler karena pemegang STP mendapatkan prioritas. Harga tiketnya sendiri sekitar SGD 4. Kemudian kami turun di Waterfront Station.
Sesampainya di Pulau Sentosa, kami langsung berfoto di depan Merlion Pulau Sentosa. Well, Merlion bukan hanya ada di areal Teluknya, tapi di Pulau Sentosa pun ada. Setelah selesai berfoto kami langsung menuju ke tempat patung lilin Madame Tussauds Singapore. Karena saya sudah membeli tiket online sebelumnya, saya hanya tinggal melakukan verifikasi data. Selain itu, saya juga mendapatkan magnetic sticker limited edition One Direction yang patungnya memang baru ditampilkan sejak beberapa waktu lalu di sini.
Selain mengunjungi patung lilin, kami juga berkeliling ke wahana Images of Singapore LIVE! dan The Spirit of Singapore Boat Ride yang memang sudah satu paket ketika kami memesan online. Oh iya, pembelian tiket online sendiri harus menggunakan kartu kredit dan nanti ketika penukaran tiket masuk, kartu kreditnya harus diperlihatkan dan diverifikasi dengan menggunakan passport pemilik kartu kredit.
Selesai berkeliling, kami langsung makan siang di tempat makan dekat wahana Madame Tussauds. Setelah makan siang, kami langsung melanjutkan perjalanan kami kembali. Di perjalanan, kami sempat terpisah. Saya pun panik bukan main ketika teman saya hilang. Apalagi dia sendiri mempunyai keterbatasan bahasa Inggris. Parahnya lagi, saya juga tidak punya no HP dia karena kami biasanya chat lewat aplikasi chatting. Setelah mencari ke sana kemari, akhirnya saya putuskan untuk kembali ke tempat semula. Dan alhamdulillah kita ketemu lagi. Di satu sisi pengen ketawa, di sisi lain saya panik.
Setelah kami bertemu, akhirnya kami melanjutkan perjalanan menuju Universal Studio Singapore. Kali ini kami tidak membeli tiket masuknya karena kami hanya ingin berfoto di depan globe yang berada di depan wahana Universal Studio. Selain itu, wahana ekstrim di sana tidak cocok dengan saya yang penakut. Hehe....
Setelah selesai berfoto, perjalanan kami lanjutkan kembali menuju ke Sands Sky Park. Sesampainya di sana, kami langsung berkeliling sambil menunggu datangnya malam hari agar bisa menikmati keindahan Sands Sky Park di malam hari.
Sesampainya di sana kami langsung berfoto kembali dari sore hingga malam. Setelah itu kami berdua pergi ke merlion kembali. Kali ini kami melewati Helix bridge yang merupakan salah satu jembatan paling unik di Singapura.
Karena kurangnya informasi yang kami dapat, kami tidak tahu bahwa siang hari di kawasan ini diadakan pesta kemerdekaan yang meriah. Padahal kami ingin sekali melihatnya. Tapi untungnya, kami masih tidak ketinggalan dengan pesta kembang api malam harinya.
Oh iya, di kawasan ini juga sedang diadakan konser besar dan meriah. Sayangnya, waktu itu kami tidak tahu mengenai penjualan tiketnya karena ini pertama kalinya bagi kami. Sepanjang perjalanan juga terlihat para tentara membagikan pin bertuliskan SG 50 yang dibagikan secara cuma-cuma. Awalnya saya dan teman saya dapat satu. Kemudian ketika kami berjalan ada juga yang membagikannya di spot yang berbeda. Saya pun akhirnya meminta kembali. Bahkan kali ini kami diberikan 2 oleh tentaranya. Selain itu, kami juga berpapasan dengan tentara yang bertugas. Saya juga menyempatkan diri untuk berfoto bersama dengan tentara Singapura.
Setelah berjalan cukup jauh, tibalah kami di spot mini konser yang diadakan terpisah namun masih di dalam kawasan Merlion. Konser ini gratis. Di sana ternyata ada selebriti Dawn Wong yang berkolaborasi dengan Qilin Group. Konsernya juga gak kalah ramai dari konser sebelah. Kami juga sangat menikmati suasana konser di sana. Bahkan, kami menikmatinya hingga konser selesai.
Tepat hampir tengah malam, kami melanjutkan perjalanan kami kembali menuju ke bandara karena keesokan harinya kami harus pergi ke Kuala Lumpur, Malaysia. Sesampainya di bandara, kami langsung mencari spot untuk tidur karena kami tidak memesan hotel di bandara dan penerbangan kami pun berangkat sekitar pukul 07:45 WIB.
10 Agustus 2015
Sesampainya di bandara, kami langsung berkeliling emnikmati keindahan bandara Changi pada malam hari. Di sini juga terdapat berbagai macam spot menarik untuk hanya sekedar berfoto. Kami juga sempat menukarkan uang di money changer di dalam kawasan bandara untuk ditukarkan ke Ringgit Malaysia (MYR).
Kami kemudian melakukan web check-in karena counter check-in Air Asia masih tutup. Ketika kami akan masuk ke ruang tunggu, kami dicegat oleh pihk keamanan bandara. Hal tersebut terjadi karena boarding pass kami belum distempel oleh maskapai Air Asia. Kami pun tepaksa menunggu hingga counter buka untuk mendapatkan stempelnya.
Meskipun ada sedikit kendala, tapi petugas justru bersikap ramah kepada kami. Bahkan kami disarankan untuk tidur di sudut ruangan dekat bandara dekat denganpertokoan yang sedang tutup. Tempatnya juga cukup tersembunyi dan tidak terlihat dari luar. Jangan kuatir, di sini juga ada kok traveler yang tidur di bandara. Bahkan ada yang pake sarung dan kayaknya itu orang Indonesia. Haha....
Karena kami sudah mengantuk, akhirnya kami memutuskan untuk tidur di kursi bandara. Petugas sempat nanya juga sih, tapi kita sebaiknya bilang jujur aja kalau kita emang ada penerbangan pagi. Ditanyai saat tidur di bandara Changi adalah hal yang wajar kok.
Pagi harinya, kami langsung melakukan check-in di counter. Setelah melakukan proses check in, kami langsung menuju ke ruang tunggu. Gerbang keberangkatan kami cukup jauh dari gate imigrasi. Meskipun begitu, kami sangat menikmatinya karena bandara Changi adalah bandara yang menyenangkan. Selain itu, di area ini juga terdapat kursi pijat yang dapat digunakan untuk melepas lelah.
Untuk penerbangan selanjutnya, kami menggunakan maskapai Air Asia dengan pilihan kursi hot seat baris ke-3 dari depan. Saat panggilan boarding, kami masuk terlebih dahulu karena kursi hot seat merupakan kursi prioritas sehingga proses boarding lebih awal dan lebih cepat. Tak lama kemudian, kami pun berangkat menuju ke Kuala Lumpur. Di penerbangan yang kurang lebih memakan waktu sekitar 1 jam kali ini, kami berdua hanya tidur karena rasa kantuk yang amat sangat setelah nonton konser tadi malam.
Sesampainya di Kuala Lumpur, kami langsung menuju ke gerbang imigrasi. Saat di gerbang imigrasi, saya lupa untuk membawa boarding pass saya yang disimpan di kantong depan kursi pesawat. Sehingga, petugas menanyai saya mengenai penerbangan saya. Jujur saja petugasnya sedikit kurang ramah ketika menanyai saya. Setelah melewati imigrasi, kami berdua langsung menuju ke stasiun kereta cepat KLIA Ekspres untuk kemudian melanjutkan perjalanan kami kembali menuju ke KL Sentral.
Seteleh tiba di KL Sentral, kami lalu membeli tiket kereta kembali untuk menuju ke KLCC (Kuala Lumpur City Center) tempat di mana menara kembar Petronas berada. Sesampainya di sana kami langsung menanyakan arah Petronas ke petugas. Lucunya, petugas cuma narik tangan saya lalu menuju tangga. Lalu dia tunjukan menaranya. Hahaha.... ternyata menaranya ada tepat di atas kami.
Kemudian, kami berdua langsung keluar menuju ke menara kembar Petronas. Di sini banyak sekali tempat belanja dan juga merupakan area perkantoran. Kami juga sempet berkeliling hanya untuk sekedar melihat-lihat dalamnya. Setelah itu, kami kemudian keluar gedung dan langsung menuju ke arealtaman di sekitar menara Petronas. Di sini kami hanya menghabiskan waktu untuk berfoto dan sekedar bersantai. Di sini juga banyak anak-anak muda yang berkumpul.
Setelah kami menghabiskan waktu di taman, kami berdua langsung kembali menuju ke Suria KLCC yang ada di sekitar menara Petronas. Di sana kami sempat pergi ke toilet premium hanya untuk sekedar buang air kecil.
Untuk masuk ke toilet premium ini, pengunjung akan dikenakan biaya MYR 2 untuk menggunakan toilet tersebut. Kita juga akan diberikan tissue basah oleh petugas sebelum memasuki toilet. Selain itu, di toilet ini juga disediakan bedak wangi dan juga parfum. Karena kami gak mandi tadi pagi, akhirnya kami pake tuh parfum sambil nunggu toilet sepi biar kagak malu dilihatin orang. Haha....
Setelah selesai ke toilet, kami langsung makan siang. Restaurant yang kami pilih adalah KFC lagi. Karena ini jam makan siang, restaurantnya lumayan agak penuh. Tapi untungnya kami dapat tempat duduk. Harga makanan di sini juga gak beda jauh sama di Indonesia meskipun di sini agak sedikit. lebih mahal. Pokonya, kita berdua makan kalo dirupiahingak nyampe Rp. 100.000,- kok.
Setelah selesai makan siang, kami lalu pergi shopping. Sebenarnya lebih tepatnya teman saya yang shopping. Soalnya, kakak dia pengen dibeliin kaos merek Harley Davidson. Setelah menemukan tokonya, kami langsung ke dalam dan mulai memilih-milih barangnya. Setelah selesai membeli kaos buat kakak teman saya, kami langsung mengambil gambar di sekitar toko. Sebenarnya kami cuma belanja satu barang, tapi kami ngambil gambarnya udah ampe berkali-kali meskipun di luar toko.
Setelah selesai berbelanja, kami langsung menuju ke stasiun LRT untuk melanjutkan perjalanan kembali menuju KL Sentral. Saat kami membeli koin biru di KLCC, kami dihampiri oleh seorang turis asal Tiongkok. Di sana dia meminta bantuan kepada kami dan menanyakan cara untuk ke stasiun apa gitu (saya agak lupa). Dia meminta bantuan kepada kami dengan menggunakan bahasa China. Sontak aja kami bingung cara jawabnya. Saya aja cuma bisanya bahasa Indonesia, Sunda, Inggris, dan sedikit bahas Jawa doank.
Selain itu, dia juga membawa tulisan dan peta rute yang bertuliskan bahasa China gitu. Saya pun bingung gak bisa baca itu tulisan karena gak ngerti bacanya. Lalu kemudian dia menunjukan salah satu stasiun di layar pemesanan koin. Terus dia nanya transit atau enggaknya. Kondisi dia waktu itu dalam kondisi bingung dan udah badannya udah basah karena keringat dingin.
Karena kami gak ngerti sama bahasanya, akhirnya saya berinisiatif memanggil orang-orang berwajah oriental di sekitar setasiun dengan menanyainya satu per satu perihal apakah mereka bisa bahasa China atau gak. Alhamdulillah untungnya ada seorang perempuan yang bisa bahasa China. Akhirnya, saya meminta bantuan dia untuk membantu pria yang dari tadi nampak kebingungan. Setelah itu, kami langsung melanjutkan perjalanan kami kembali menuju ke bandara.
Saat kami menunggu LRT, kami bertemu kembali dengan pria yang tadi meminta bantuan kepada kami. Kemudian dia menanyai saya kembali. sambil menunjuk ke papan rute. Dia kemudian menghitung stasiun dengan menggunakan bahasa Inggris (sepertinya dia tahu bahasa Inggris dari nomor 1 sampai 10).
Setelah melihat papan, ternyata saya baru paham kalo ternyata kita satu arah meskipun dia harus transit setelah kita melewati stasiun. Dan kemudian dia pergi lagi dengan rute berbeda sebanyak 1 stasiun utnuk tiba di stasiun tujuan dia. Saya baru ngerti setelah melihat papan rute yang agak besaran.
Akhirnya saya antar dia menuju ke stasiun yang dia tuju. Karena kami takut terlambat, akhirnya kami mengantarkan dia ke stasiun transit. Kemudian, di sana juga saya mencari orang yang bisa berbahasa Mandarin, namun kali ini saya gagal mendapatkannya. Akhirnya, saya menunjukan ke orang tersebut mengenai stasiun tujuan yang dia tuju sambil menunjuk arahnya. Setelah selesai menunjukan arah kereta yang datangnya, maka saya dan teman saya akhirnya kembali melanjutkan perjalanan kami kembali menuju ke bandara.
Sesampainya di bandara, kami lengsung menuju ke terminal 1 dengan menggunakan kereta cepat. Karena kami cukup lelah dengan perjalanan kami, akhirnya kami menyempatkan sejenak beristirahat di bandara. Teman saya Rendi kemudian menggunakan kursi pijat dibandara dengan menggunakan uang sisa kami. Karena harus menggunakan uang cash dan sementara uang cash Ringgit Malaysia kami tidak cukup untuk menggunakan kursi pijat 2 orang, maka hanya teman saya Rendi lah yang menggunakannya. Kebetulan money changer juga cukup jauh jaraknya.
Setelah selesai beristirahat, kami langsung melakukan check in di counter. Oh iya, kami juga sempat berpapasan dengan artis Donny Kusuma saat kami menuju ke ruang check-in. Setelah proses check-in selesai, kami langsung menuju ke terminal keberangkatan dengan menggunakan semacam kereta cepat (entahlah LRT atau apa) menuju ke pintu keberangkatan.
Sesampainya di terminal keberangkatan, kami langsung menuju ke pintu keberangkatan kami. Setelah menunggu cukup lama, saya merasa ada keganjilan karena pesawat kami Lufthansa belum juga tiba di terminal keberangkatan. Soalnya, pesawatnya sendiri merupakan pesawat transit dari Frankfurt.
kemudian, saya menanyakan kepada petugas bandara mengenai pintu keberangkatan pesawat Lufthansa menuju ke Jakarta. Ternyata, saya salah gate, harusnya gate yang saya tuju adalaah gate di seberang. Pantas saja, saya tidak melihat ada pesawat Lufthansa di gate tempat saya menunggu karena nomornya pun memang zig-zag.
Setelah masuk ke terminal keberangkatan dan menunggu pesawat di sana, akhirnya tak lama proses boarding pun dimulai. Setelah masuk ke dalam pesawat Airbus A340-400, kami langsung menuju ke tempat duduk kami di dekat jendela darurat. Posisi tempat duduk kami juga persis di belakang premium economy seat.
Tak lama kemudian, pesawat kami pun langsung berangkat. Oh iya, proses taxi hingga take off lumayan memakan waktu karena mungkin jarak menuju runway agak jauh dan terdapat antrian. Maklum lah Kuala Lumpur International Airport memang bandara sibuk.
Untuk onboard menunya, kami disediakan sandwich dan juga berbagai macam minuman yang bisa kita pilih. Saya dan teman saya memilih minuman orange juice sebagai minuman pilihan kami. Sandwichnya lumayan enak. Dan sekali lagi, saya juga lupa kalo saya makan daging lagi di pesawat. Padahal, saya seharusnya tidak sembarangan makan daging ketika mengunjungi tempat-tempat tertentu. Meskipun memang dagingnya halal, tapi prosesnya belum tentu halal. Tapi ya sudahlah toh saya juga lupa.
Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih 2 jam, akhirnya kami tiba di bandara Soekarno-Hatta International Airport di Banten. Setelah melalui proses imigrasi, kami pun langsung menuju ke pintu keluar dan menuju ke tempat menunggu bus DAMRI yang tersedia di bandara. Kami pun melanjutkan perjalanan kami kembali dengan menggunakan bus DAMRI menuju ke Karawang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar